7. Surat Sang Murabbiyah ❤

831 37 1
                                    

"Jika dapat mengabarkan pada langit
Satukanlah orang terkasih
dengan yang mengasihi.
Namun, langit telah memihak kepada
yang lebih tahu arti cinta sebenarnya
Yang terlukis melalui keikhlasan."
-al.syahputri

❤❤❤


Kabar kepergian Khadijah di dengar oleh Aisyah dan keluarga. Aisyah tidak bisa mengontrol dirinya ingin segera ke rumah sakit.

"Ayah, ibu. Bawa Aisyah ke kak Khadijah segera. Kak Khadijah, bu... kenapa cepat pergi.." Teriak Aisyah sampai tergeletak di lantai hampir- hampir saja pingsan.

"Sabar sayang, Allah sayang dengan Khadijah makanya di panggil lebih dulu" ucap ibu Aisyah memeluknya dengan menguatkan batin yang telah rapuh hingga tersungkur di bumi Allah.

"Ayo bu, Aisyah. Kita ke rumah sakit" ucap ayah diatas mobil yang sudah mengeluarkan mobil dari garasi.

Diperjalanan Aisyah tidak berhenti-hentinya menangis tiada menyangka.

Sesampai di rumah sakit, mereka menemui keluarga Khadijah yang tengah berkabuh menunggu Khadijah dipulangkan.

"Pak ustadz, bu ustadzah turut berduka cita. Semoga nak Khadijah mendapat tempat yang sebaik- baiknya atas kebaikannya selama ini. Sosok nak Khadijah sangat melekat pada kami sekeluarga, kami sudah mengaggapnya seperti anak kami sendiri." Tutur Ayah Aisyah memeluk Pak ustadz.

"Aamiin. Terima kasih pak Edi."

"Aisyah boleh masuk di tempat kak Khadijah. Aisyah ingin memegangnya yang terakhir kalinya." Pinta Aisyah tersedu- sedu.

"Ini yang namanya Aisyah." Ucap Ruqayyah spontan sontak membuat semuanya manaruh heran.

"Kamu kenal dimana ruqayyah?." Tanya Ummu.

"Ah... Tidak ruqayyah pernah dengar namanya dari Khadijah. Katanya dia mutharabbiyah yang sangat rajin." Jawab Ruqayyah sok menutupi yang sebenarnya baru tahu dari cerita tadi dipenghujung ajal Khadijah.

Aisyah masuk ke ruangan terakhir Khadijah, ia memegang tangan Khadijah yang sudah dingin dan menangis sejadi- jadinya.

"Nak, jangan menangis seperti itu, ibu yakin Khadijah tidak suka melihat kamu seperti ini." Tutur ibunya mengelus kerudung Aisyah.

"Aisyah, Khadijah berpesan bahwa ia ingin mendonorkan matanya untukmu." Ucap Fatih dari belakang.

"Apa?" kaget Aisyah.

"Iya nak, sebelum Khadijah meninggal ia mengamanahkan ke nak Fatih untuk menyampaikan kepada kamu agar matanya didonorkan untuk kamu." tambah Abinya Khadijah yang ikut di belakang Fatih.

Suasana yang begitu genting belum pemakaman dilaksanakan juga harus menunggu proses operasi Aisyah.

⭐⭐⭐

Prosesi pemakaman Khadijah dilakukan tanpa Aisyah karena masih harus terbaring lemah pasca operasi.

Beberapa hari berlalu, waktunya membuka perban mata Aisyah yang dihadiri juga oleh keluarga Khadijah dan keluarga Fatih.

Keluarga Khadijah tidak sabar melihat mata anaknya melekat pada Aisyah.

"Baiklah, Aisyah setelah saya membuka perbannya..."

"Jangan langsung dibuka matanya, tapi dibuka perlahan- lahan. Ya kan dok?" sambung Aisyah membuat seisi ruangan tertawa karena tingkah polos dan lucunya. Ia sudah hafal betul dengan kalimat yang ia rindukan itu.

Cahaya Cinta Tarbiyah [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang