Aku mengingat ulang. Mengingat tentang dia. Ya mau gimana lagi, aku rindu.
Shanna berlari di lorong sekolah diiringi deringan bel sekolah yang nyaring sekali. Melewati setiap kelas, tak ada satu pun siswa-siswi yang tidak menyapanya. Rambut lurus halus yang digerainya, bibir pink tebalnya, mata tajam khas orang Acehnya, kulit kuning langsatnya, alis yang sempurna, dan hidung mancung menjadikan Shanna sangat dikagumi di sekolahnya. Siswa maupun siswi, semua kagum dengan kecantikannya. Bahkan, bukan hanya karena cantik, tapi Shanna adalah cewek supel yang sangat cerdik, walau kadang dia cukup berisik untuk seorang cewek yang suka baca buku, tapi dia bisa dikatakan hampir sempurna!
"HAHAHA, hai Dannis! Iya iya Don, balik lo jangan keluyuran. Eh Sava! Hahaha. Hai Dimas. Woi Dio! Eh Kariiiin, gue lagi buru-buru nih, besok aja ya. Nisa bukunya gue balikin besok, okay? Nin, balik nin! HAHA." Satu per satu salam dari orang-orang Shanna balas. Dengan nafas terengah-engah dia sebisa mungkin menyapa orang-orang dengan ramah. Shanna Oda Zainy, itulah dia dengan seluruh kegembiraan yang dia punya.
"Shanna! Cepetan kek, ah!" gerutu Amira, cewek berambut keriting sepundak yang sudah berdiri di depan etalase mading yang tidak jauh dari gerbang sekolah.
"Iya, iya baweeel hahaha" dengan sisa usahanya berlari, Shanna menghampiri sahabatnya itu
"Kita seriusan jadi nih ke Matraman? Gue ada les loh, gabisa lama-lama."
"Santai elah, nanti lo bisa pulang duluan kok."
"Ah santai-santai yang ada bisa bolos les gue kalo nemenin lo."
"Uuuuuhhh, Mira kalo ngoceh lucu deh, jadi gemesh!" ejek Shanna sambil mencubit pipi Amira.
"Wah, reseh lo. Udah ayo cepet!" Perintah Amira yang tidak menyadari bahwa Shanna sudah berjalan mendahuluinya.
"Lo yang cepet, siput!"Dengan mobil Amira, mereka pun melaju ke daerah Matraman. Disetelnya lagu The Rolling Stones yang berjudul Ride 'Em On Down oleh Shanna. Shanna memang punya selera musik yang berbeda dari kebanyak cewek sesusianya. Dengan tubuh yang terikat seat-belt, Shanna menggoyangkan tubuhnya mengikuti dentuman lagu. Sahabatnya, Amira, hanya bisa menggeleng-gelengkan kelapa melihat kelakuan Shanna dari bangku kemudi. Amira tidak banyak bicara jika sedang mengemudi, sedangkan Shanna yang sedari tadi menyetel lagu, selalu mengoceh tentang cerita yang ada dikepalanya tanpa memperdulikan tanggapan dari sahabatnya.
"Na, bisa gak sih sehari aja lo gak aneh?" pekik Amira.
"Dih, gue aneh? Gue tuh unik, ra. Limited edition hahaha"
"Eh eh gue jadi inget Hema. Dia apa kabar ya? Lo gak pernah kontakan lagi sama dia?"
"AH GILA KAN LO. Udah mau move on gini malah lo ingetin lagi. Reseh"
"Tapi dia lucu loh, na. tinggi trus manis banget. Dia juga satu-satunya cowok yang serius banget sama lo."
"Iya, trus trus gimana lagi tuh?"
"Iya, na. Lo cocok deh sama dia. Cocok banget hahaha"
"Yeh, garing lo. Jadi menurut lo, cowok lo clubbing trus baliknya bawa cewe kerumah itu berarti si cowok serius sama lo?"
" Tapi kan dia udah nyesel banget, na. Dia juga ngaku kalo dia drunk. Sampe sekarang dia masih cari cara buat deketin lo lagi kan?"
"BO DO A MAT. Udah sampe kita, mending gue pacaran sama buku. Bye!" ujar Shanna seraya melepas seat-belt dan keluar dari mobil, bergegas memasuki pusat toko buku di Matraman.
"Eh tunggu di tempat novel-novel, gue mau parkir dulu." Ucap Amira dengan membuka jendela dan menatap kearah Shanna yang sudah setengah jalan memasuki toko buku.
"Iya, yang mulia." Balas Shanna memutar tubuh kearah Amira dan membungkukkan badannya seperti memberi hormat.Mata Shanna membulat melihat buku-buku yang dijajarkan rapih di rak. Dipakainya jaket loreng yang dia bawa dari rumah, dia tidak memakainya di mobil karena AC mobil Amira adalah surga baginya. Jaket loreng tersebut adalah hadiah dari Hema, mantan pacar Shanna. Hema Naratama, cinta pertama Shanna yang sangat menyedihkan namun hingga kini rasa Shanna pada Hema belum sepenuhnya hilang walau dicampur dengan rasa benci akibat perbuatan buruk Hema. Dilihatnya satu per satu judul buku yang ada. Belum ada satu buku yang dapat menarik perhatian Shanna. Tak lama, Amira berlari dari escalator menghampiri Shanna yang berada kurang lebih 5 meter dari escalator. Baru saja ingin menghampiri Shanna, handphone Amira berdering. Dilihatnya nama yang muncul dilayar dan ternyata itu adalah ibunya. Setelah selesai berbincang dengan sang ibu, Amira pun menghampiri Shanna.
"Shan, gue harus les nih. Duluan ya," bisik Amira seraya berjalan kearah Shanna
"Yahh, baru aja nyampe. Yaudah deh sana les yang bener, jangan tidur mulu kalo lagi belajar ya, Ra" ledek Shanna sambil mengelus pelan rambut sahabatnya itu
"Aduh reseh lo rambut gue udah rapih banget juga. Yauda bye, Na."
"Bye Ra, hati-hati" lambai Shanna seraya Amira pergi menuju escalator turun.
![](https://img.wattpad.com/cover/107124275-288-k10115.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Property of ATA!
Teen FictionShanna Oda Zainy, anak SMA yang cantik, unik, periang, tapi kelewat petakilan. Adam Teddy Anwar, anak SMA juga tapi dingin, keras kepala, dan menawan. Berawal dari kopi, Shanna dan Adam merajut kisah. Tapi kok, cinta pertama Shanna balik lagi? Kok...