Kami Mencintaimu

7.2K 275 31
                                    

Kenapa kau pergi secepat ini?padahal aku belum sempat meminta maaf.

Nindi

------------------------------------------------

Dengan langkah gontai,Mega dan Hadi memasuki kamar mayat ditemani oleh seorang suster dan Firman.Mereka ingin melihat jasad Nanda.Setelah menemukannya,mereka mendekati dan membuka penutup wajah Nanda.Air mata lagi-lagi mulai mengalir dari sudut mata Mega.Ia tak kuasa melihat tubuh Nanda terbujur kaku tak bernyawa.Ia benar-benar menyesal dengan apa yang telah ia perbuat terhadap Nanda selama ini.Ia menyentuh wajah dingin itu

"Maafkan mamah nak,mamah gagal jadi orang tua yang baik buat kamu," ucapnya menangis sambil mengelus pipi gembil itu.Hadi juga menatap Nanda dengan seribu rasa bersalah.Ia merasa telah menjadi ayah yang jahat untuk Nanda.Firman hanya diam menyaksikan hal itu,suasana benar-benar diselimuti duka.Mega terus menangis meratapi kepergian Nanda.Tiba-tiba pintu kamar mayat terbuka dan masuklah Nana.Ia datang dengan perasaan kalut dan saat melihat mayat Nanda,ia terduduk lemas di lantai

"Sabar Na," ucap Firman membantu Nana berdiri.Nana berdiri.Tak jauh berbeda dengan Mega,Nana juga ikut menangis melihat jasad Nanda

"Secepet ini kamu tinggalin tante?," tanya Nana seakan Nanda akan memberinya sebuah jawaban

"Kamu belum dapet kebahagiaan yang nyata,kamu gak pengen dapet itu?," tanyanya bertubi-tubi

"Jawab tante Nanda," Nana mengguncangkan tubuh Nanda.Ia frustasi melihat semua ini.Ia menangis tersedu-sedu.Firman berusaha menenangkannya

"Kalian,orang tua tak berguna," ucap Nana menunjuk Mega dan Hadi.Keduanya diam,mereka juga sadar akan hal itu.Jadi tak ada gunanya untuk membela diri.Dengan segera,Firman membawa Nana yang masih terguncang untuk keluar.Ia tau emosi Nana bisa saja meledak mengingat apa yang telah dilakukan Mega terhadap Nanda

------------------------------------------------

Suasana di rumah Mega saat ini masih diselimuti duka mendalam.Hari ini Nanda akan segera dimakamkan di pemakaman tempat Ranti dimakamkan.Sementara Nindi belum juga sadar dari tidur pasca oprasinya,ia ditemani oleh suster yang diberi kepercayaan untuk menjaganya.Doa demi doa terus dipanjatkan untuk Nanda.Mata Mega sudah sembab dan bengkak akibat seharian terus menangis.Begitu pun dengan Nana.Disana juga sudah ramai para tetangga,teman sekolah serta guru-guru Nanda.Mereka menyampaikan belasungkawa yang sebesar-besarnya untuk keluarga Mega.Menyedihkan memang,Nindi masih di rumah sakit dan Nanda pergi lebih dulu menghadap Sang Maha Pencipta

"Tante,aku turut berduka atas kepergian Nanda.Aku gak nyangka bakal secepet ini," ucap Azmi menghampiri Mega yang masih setia berada disisi Nanda.Mega tersenyum kecil ke arah Azmi setelahnya ia kembali diam seperti patung.Azmi benar-benar merasa kehilangan Nanda,sahabat yang sangat ia cintai

Beberapa saat kemudian,proses pemakaman segera dimulai dengan melakukan shalat jenazah dan segera berangkat ke TPU tempat Ranti dimakamkan.Selama perjalanan,Mega serta Nana sengaja tidak diperbolehkan untuk ikut karena khawatir tak kuasa melihat Nanda dimakamkan

Dirumah,Mega menghampiri Nana yang duduk disisi tempat tadi Nanda disemayamkan

"Maafkan saya," ucap Mega menyentuh bahu Nana.Ya,Nana memang sudah tau soal pendonoran ginjal itu karena Firman yang menceritakan semuanya.Nana menoleh melihat Mega,ia memegang tangan Mega yang masih bertengger di bahunya

"Saya mengerti,lupakan saja yang kemarin-kemarin," ucapnya tersenyum.Tak ada lagi alasan baginya untuk membenci Mega.Semua sudah terjadi,untuk itu lakukan saja sebagaimana arus kehidupan akan membawa.Mega dengan cepat memeluk Nana dan kembali menangis dipelukan Nana.Mereka berdua menangis bersama dalam duka,meratapi kepergian Nanda yang juga terbalut duka dengan beban hatinya

------------------------------------------------

5 hari setelah pemakaman Nanda,Nindi pun akhirnya sadar dari tidurnya.Ia belum mengetahui semuanya.Firman telah memeriksa keadaan Nindi dan mengizinkan Nindi pulang besok.Namun karena Nindi tak sabar ingin pulang,maka ia diperbolehkan asal jangan terlalu banyak bergerak dulu.Lihatlah,bahkan sifat manja itu belum juga hilang.Hadi datang seorang diri ke rumah sakit untuk menjemput Nindi.Dengan membereskan administrasi yang lumayan besar,ia segera membawa Nindi untuk pulang.Sebelumnya,ia telah berterima kasih kepada Firman atas penanganan yang dilakukakan.Di dalam mobil,Nindi terlihat menikmati udara luar.Rasanya seperti berbulan-bulan berada di rumah sakit

"Udah lama juga gak lihat Nanda pah,kemana dia?," tanya Nindi seakan selama ini ia sadar bisa melihat siapa saja yang hadir ketika ia sedang terbaring lemah di rumah sakit

"Papah kenapa?," tanya Nindi menyadari pertanyaannya tak mendapat respon dari Hadi

"Eh,papah gak papa sayang," ucap Hadi tertegun.Dan saat itu pula mobil yang mereka tumpangi telah sampai ke rumah

"Mamah," ucap Nindi berlari kecil memeluk Mega yang tengah berdiri di depan pintu

"Nindi,pelan-pelan jangan lari," ucap Mega khawatir

"Iya mah,Nindi kangen mamah," ucapnya mengecup pipi Mega.Keduanya tersenyum dan masuk ke dalam rumah diikuti Hadi dari belakang.Nindi merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu.Namun sejurus kemudian ia tersadar bahwa ia belum melihat kehadiran Nanda disana

"Nanda kemana mah?," tanya Nindi khawatir.Mendengar pertanyaan itu,Mega dan Hadi mendadak diam

"Mamah sama papah kenapa sih?aneh banget,tiap aku tanya soal Nanda pasti jadi diem," ucapnya kesal

"Nanda udah nggak ada sayang," ucap Mega akhirnya.Entah untuk keberapa kali Mega menangis tiap kali ada yang membahas soal Nanda

"Mamah bercanda," ucap Nindi menolak

"Tapi itu fakta nak,dia mengalami pendarahan setelah selesai mendonorkan ginjalnya untuk kamu," ucap Mega tak kuasa menahan air matanya sambil berusaha menjelaskan semuanya kepada Nindi

"Jadi Nanda ngelakuin itu semua mah?," ucap Nindi tak percaya,air matanya juga mulai jatuh.Selama ini,ia bersikap sangat buruk terhadap Nanda,mencaci,memaki,memerintah semua ia lakukan dengan begitu kejamnya.Tapi Nanda?ia bahkan rela mati untuk Nindi.Betapa jahatnya ia.Tak mampu menjadi saudara yang harusnya bisa saling melengkapi,bukan saling membenci

Kini mereka bertiga diliputi rasa bersalah yang teramat besar terhadap Nanda.Akhirnya mereka memutuskan pergi mengunjungi makam Nanda.Hanya beberapa menit dari rumah,mereka sampai dan segera mendekati makam yang masih tampak baru itu

"Hai,apa kabar Nanda?," tanya Nindi berusaha menahan air matanya yang siap tumpah saat itu juga.Ia mengelus nisan itu

"Maafin aku ya,aku kembaran yang jahat," ucapnya lagi.Kali ini ia tak mampu membendung air matanya.Ia menangis lagi dan lagi mengingat kejadian-kejadian yang lalu

"Maafin kami,maafin kami karena udah jadi keluarga yang jahat buat kamu nak,mamah papah juga Nindi kami semua sayang sama kamu," Mega juga turut menangis kali ini

"Maafin papah gak pernah perlakukan kamu seperti apa yang kamu mau nak," kali ini Hadi berucap sangat pilu

"Kenapa secepat ini?aku belum sempat minta maaf sama kamu," lirih Nindi lemah

Dan mereka bertiga menangis di pemakaman itu,mengenang betapa baik dan mulianya hati Nanda namun ia tak pernah mendapat perlakuan yang setimpal.Akhirnya dengan itu mereka menyadari betapa berharga Nanda sebagai pelengkap yang dapat memperindah keluarga mereka.Kini,ia telah pergi membawa duka hati menghadap Sang Pencipta.Semua yang menyayanginya akan terus mendoakan agar ia damai dan ditempatkan disisi Tuhan yang terindah.

Tak ada yang lebih indah selain kehangatan sebuah keluarga

THE END

Aku Ingin Seperti NindiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang