Part I

22 3 0
                                    

Tahun lalu, terdapat sebuah cerita. Cerita yang sangat familiar di telinga masyarakat sekitar. Sebenarnya aku tidak terlalu percaya, karena tak menyaksikan atau mendengarnya secara langsung. Dulu, di kota ini, sebelum aku pindah kesini enam bulan yang lalu, terdapat cerita tentang Devil Angel, atau yang dikenal Malaikat setengah Iblis. Ia mencintai gadis biasa, namanya Jessica. Nama itu persis seperti namaku, Jessica Parker. Devil Angel itu mencintai sang gadis, sangat mencintainya hingga rela memohon kepada Tuhan agar dapat dijadikan manusia seperti sang gadis. Tuhan mengabulkannya, namun takdir berkata lain, sang gadis mati ditangan Devil lain yang memang selalu mengincarnya. Aku tidak tahu bagaimana nasib pria itu, bukannya ia berubah menjadi manusia agar bisa bersatu namun sang gadis malah meninggalkannya. Kudengar pria itu masih hidup dan bersembunyi di sudut kota ini, entah di mana. Entah mengapa cerita itu sejenak saja terlintas di otakku setelah bokongku duduk dihalte rusak ini sejak lima menit lalu. Angin sore ini deras sekali disertai hujan gerimis yang membasahi jalanan. Bau busuk menyengat dari saluran air serta tumpukan sampah di belakang halte ini. Sungguh menjijikkan. Tapi aku harus bertahan sebentar di sini sampai pesuruh ayahku menjemput.

"Sendirian?"

Astaga! Sejak kapan ada pria berdiri di sampingku?

"Eh, eum, iya..."

Kurapatkan dekapanku pada tas tangan yang kubawa.

"Gak naik taksi aja?" Ia maju satu langkah lebih dekat. Ia menakutiku, aku baru di kota ini, belum tau banyak tentang pria di sini, aku takut.

"Nunggu jemputan," jawabku seadanya. Tak ingin banyak bicara, apalagi menatapnya. Suasana mengapa begitu mencekam.

Sreetttt!

"Arrgghhh!! What are you doing now?!!" Teriakku spontan menahan perih sesetan yang terbuka dan dialiri banyak darah itu. Darahku memanas bersamaan tegaknya tubuhku. Aku tak mengenal pria ini, sama sekali tidak! Tapi apa yang dia lakukan?! Ia menggoreskan pisau kecil dilengan kananku! Bajingaan!!

"Jessica..."

Tentu saja aku tak mengerti dengan semua ini, ia mengenalku. Jemariku dengan cepat menekan panggilan cepat nomor dua pada ponselku, polisi.

"Jaga dirimu," ia berpesan sebelum berlari meninggalkanku yang terluka, menutupi kepalanya dengan topi jaketnya menghindari rintik hujan mengenai rambutnya. Apa maksudnya? 'Jaga dirimu' ? Memangnya aku kenapa? Kubatalkan panggilan polisi saat itu, ini aneh. Dia melukaiku tapi mengatakan untuk menjaga diri? Ah darah yang keluar makin banyak, aku harus menghilangkannya sebelum pesuruh ayahku datang melihatnya dan melaporkannya pada ayah.

***

Kurebahkan tubuh setelah membersihkan diri. Hampir setengah tujuh malam, kota masih diguyur rintik kecil. Fikiranku tak berhenti mengulang kejadian sore tadi, lukanya sudah mengering tapi pria itu masih menghantuiku. Wajah itu terasa sangat asing bagiku jadi tidak mungkin jika aku pernah bertemunya sekalipun di kotaku dulu, di Seattle. Siapa dia...

"Ayah..." Panggilku melangkah keruangan kerja orang tua tunggalku. Tidak ada sahutan darinya. Apa dia tertidur diruang kerjanya? Kebiasaan. Cuaca sedang dingin, harusnya ia berlindung di bawah selimut tebal.

"Ayah, tidurlah dikamarmu."

Ceklekㅡ

Sorot mataku menjurus pada apa yang ada didepanku. Tunggu... Ituㅡ

"Ayㅡ Ayah!!!"

Kejadian apa yang ada di hadapanku kini?! Siapa dia?! Dia yang bertengger dengan kaki lebarnya di meja kerja ayahku! Yang sedang asyik dengan permainan di tangannya, menikmati setiap susupan yang masuk kerongga mulutnya, siapa dia?! Siapa yang sedang menggerogoti kepala ayahku itu, siapa?!!
Tanganku mendingin mencari asal benda apapun yang bisa menembak mati kepala monster mengerikan itu.

Future AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang