Part V

2 0 0
                                    

Tidak akan pernah ada yg tahu jika saja ia mengurung seseorang di dalam sini. Ruang rahasia di kamar Jim, sungguh menakjubkan. Ini sebenarnya hanya ruangan berukuran dua kali dua meter yang pengap, namun kata menakjubkanku tadi adalah bagaimana bisa ia membuat ruang ini tanpa sepengetahuan Ayah? Padahal Ayah sangat tahu dengan mendetail kontruksi bangunan ini, tidak mungkin ada yang terlewati kan? Atau jangan-jangan, hanya aku yang tidak tahu?

Kakiku baru saja berpijak pada lantainya yang tidak dilapisi keramik. Tangganya lumayan tinggi karena kamar Jim berada dilantai dua sama dengan kamarku. Berarti, jika ruangan di bawah kamar Jim adalah lantai pertama, dan yang tepat di bawah kamarnya adalah gudang kosong. Dia menyulapnya?!

"Wow..." Sekali lagi aku terkagum menyoroti setiap sudutnya. Ada rak buku lumayan besar yang tentunya dipenuhi dengan buku. Aku yakin di belakang rak ini ia menutupi pintu keluar ruangan ini. Lalu tumpukan lukisan usang tertutupi debu di sudut ruangan. Ada kursi di sini, tampaknya Jim sering menghabiskan waktu di sini. Ah, tak jauh dari tangga ada lemari kecil namun terkunci. Beberapa kali kucoba membuka paksa namun masih tidak bisa dibuka. Kufikir dia tidak terlalu hobi membaca, karena yang kutahu hanya buku-buku pelajaran yang biasa di tangannya. Tapi di sini, bermacam-macam komik dan novel, juga buku pengetahuan.

Mataku berhenti saat menyusuri deretan judul dibagian novel, "Fu..ture.. Angel?"

"JESSICAAA!!!"

Aku tahu akan menjadi seperti ini, berusaha untuk tidak kaget namun sebelum membalikkan badan menyambut Jim dengan senyuman, kuselipkan novel yang baru saja menarik perhatianku ke dalam jaket yang kukenakan.

"Ehehe... Jim?" Aku menoleh dan berekspresi semanis mungkin padanya yang sudah meradang. Ia mengangkat kepalanya dan menghilang, membuatku bergegas menaiki kembali tangga dengan cepat.

"Apa-apaan kamu huh?"

Baru saja melongokkan kepala ke atas, ia sudah menantiku dengan kedua tangan dilipat bersiap mengomeliku habis-habisan. Tak kujawab dia sebelum benar-benar naik dan menutup kembali pintu rahasia itu. Tak ingin kalah, raut wajahku seketika berubah sama emosinya dengan dia.

"Kamu yang apa-apaan, nyembunyiin ruangan ini dari aku."

Ia semakin kesal, bola matanya berputar ke sana ke mari tak tenang. Ia juga memijit kepalanya yang mungkin sekarang sedang berdenyut kuat lalu terduduk di ranjangnya tanpa kembali menatapku. Kami sama-sama membisu, aku masih menunggu jawabannya karena itu aku diam. Ia masih tak merespon, hanya helaan nafas berat yang dikeluarkan. Karena ini tidak akan selesai sekarang, aku memutuskan untuk keluar dan kembali ke kamar. Aku juga punya hak untuk marah, dia tidak boleh menyembunyikan rahasia kecil maupun besar di keluarga ini. Padahal dia yang selalu berkoar untuk selalu percaya satu sama lain, tapi buktinya dia tidak percaya padaku dan menyembunyikan rahasia!

Kukunci rapat pintu kamar lalu merebahkan tubuh, melemparkan novel dari dalam pakaianku. Hembusan demi hembusan nafas kubuang secara teratur seraya memejamkan mata. Namun pijar sinar matahari yang mulai turun merembas memasuki jendela yang terbuka, cahaya jingganya menyakiti mataku yang terpejam di ranjang. Sambil beralih ke tempat yang tak mendapati sinar, kutatapi ribuan cahaya yang berebut masuk mengirim kehangatan diruangan ini.

"Fu..ture..an..gel?"

Buku yang ada di genggamanku ini agak usang, covernya sudah jelek dan banyak lipatan-lipatan di dalamnya. Ini bukan novel yang didapat dari Indonesia karena di dalamnya mnggunakan sastra bahasa Inggris. Berarti ia memiliki ini sejak lama sebelum kami pindah ke sini.

Bokongku duduk di kursi belajar seraya mengamati buku itu. Terlihat sangat menarik membuatku langsung saja membukanya dan membaca bab pertama. Didalam cerita, dalam bab satu baru menunjukkan sedikit masalah dan pengenalan, beralih ke bab dua, malam mulai menjelang, dingin menyeruak di ruangan ini. Lalu bab ketiga, mataku berat sekali, mengantuk, padahal kegiatan yang kulakukan hari ini tidaklah berat. Dan juga ini baru jam tujuh malam.

Future AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang