Bab Dua

7.6K 358 4
                                    

Setibanya di kelas halwa langsung menempati kursinya. Sudah ada Kara sahabat halwa disana. Gadis cantik dengan balutan jilbab biru.

"Hei udah datang rupanya",sapa kara.

"Iya,kamu udah dari tadi ra?"

" Emmm,gak juga. Baru 10 menitan lah"

" Oh gitu"

Tak lama datanglah dosen mereka dan proses belajar mengajar dimulai.
Setengah jam berlalu bel istirahat berbunyi.

Kriiiiiing..

" Baiklah kita cukupkan sampai disini."

Sang dosen keluar dari kelas dan juga mahasiswa lainnya.

" Ayo kita wa kekantin ",kara menarik tangannya.

" Ya udah ayo"

Mereka pun sampai di kantin,dan duduk di tempat yang menurut mereka nyaman.

" Biar aku yang pesan ya wa, kamu pesan apa?"

"Aku pesan bakso dan es jeruk saja kar"

"Oke,tunggu ya"

Kara pun pergi untuk memesan makanan. Tak lama kara kembali dan duduk di samping halwa.

" Eh ada kak fahri tuh wa",kata kara yang tak sengaja melihat fahri.

" Iya terus kenapa?"
Halwa melihat kearah mata yang dimaksud kara.

" Enggak kenapa-napa sih. Kayaknya cocok deh sama kamu halwa"

" Kok gitu?"

" Iya dia itu sholeh,pintar ,tampan,pendiam aku merasa dia cocok banget sama kamu, kamu juga pendiam . Semoga saja jodoh ya"

" Ih ada-ada aja kamu ini. Dekat aja enggak ra. Lagian gak mungkinlah"

" Iyaaa siapa tau gitu jodoh hehe",ucap kara lagi dengan cengirannya.

Halwa tak menanggapi kara ia memakan pesanannya yang sudah datang.

Ditempat lain. Fahri melihat kearah halwa. Fahri tak pernah dekat dengan wanita,hanya sebatas teman kampus seperlunya. Ia tidak pernah menjalin hubungan pacaran. Karena ia tau bahwa pacaran itu dilarang dalam islam.

Fahri diam-diam sering memperhatikan halwa. Gadis yang menarik menurutnya. Yang bisa membuat hatinya bergetar.

Dio melihat sahabatnya melamun melihat kearah lain ,yaitu halwa. Ia menyenggol lengan fahri.

"Bro,Liatin terus entar matanya copot loh ",goda dio.

Fahri tersentak kaget
" Eh e-enggak ah ngeliatin apa coba?,ucap fahri gugup namun dia berusaha tenang .

" Ah elah gak usah bohong. Aku tau kamu liatin halwa kan?"

Fahri tak menjawab. Dio tau bahwa fahri sahabatnya menyukai halwa. Ia sering memperhatikan fahri yang tengah memandangi halwa.

Namun fahri tidak pernah mengakui kalau ia menyukai halwa. Pasti fahri selalu diam jika ditanya.

Mereka berdua pun diam dan melanjutkan kegiatan makannya.


April2017

Saat Jodoh MenyapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang