Gue mau curhat ya wkwk, jadi gini.. I got another issue that happens to me.
Gue lagi krisis kepercayadirian.
Gue diem-diem sempet menjelajah ke work orang-orang yang nulis cerita tentang penyakitan dan di sana gue nemu banyak yang bagus. Bikin gue minder.
Dengan beragamnya cerita di luaran sana, gue merasa kecil sama apa yang gue punya.
Kalian tau kalo gue orangnya gak suka main aman. Gue cenderung suka bikin sesuatu yang baru, yang kadang kagak jelas wkwk. Tapi semua itu hasil gue ngulik. Gue gak mau sama kaya yang lain.
Tapi itu yang bikin gue jatoh sendiri.
Iya. Are u surprise?
Terlalu sibuk buat jadi antimainstream, sampe akhirnya gue gak enjoy nulis. Everything forced. Gue gak se-enjoy saat gue nulis the other half. Cause I think so much about what u gonna say about my stories. And I don't know why i give a shit about that.
Gue takut kalian gak suka, gue takut kalian bingung dengan apa yang gue tulis. Terlebih waktu gue nulis AJE dan Maschera. Itu kaya ngerubah segalanya di hidup gue(elah lebay lo ah wkwk)
Ya intinya itu deh. Bingung juga gue jelasinnya.
Yang kedua. Karena kejenuhan gue sama cerita penyakitan, Gue banyak mikir kaya. "Kalo gue gak nulis tentang penyakitan, apa masih ada yg baca cerita gue?"
Dan pikiran itu berlanjut jadi, "Orang baca cerita gue karena ada unsur penyakitannya, bukan karena cerita gue bagus."
Terus gue eksplor cerita penyakitan yang diksi segala macemnya berantakan (i know im not good either, but I guess mine is a lil bit better) Tapi vommentnya membeludak. Banyak yang suka, banyak yang ikut sedih.
Jadi di sini intinya, bukan karena alur, bukan karena diksi, bukan karena penulisan gue yang bagus makanya kalian pada baca cerita gue. Tapi karena gue nyiksa karakter di cerita gue.
And That's! when the shit really happened to me.
Tiap kalian comment "siksa lagi dong Legonya."
"Aku senang Lego tersiksa."
Dan lain-lain. Tapi gue gak nemu kritik yang bener-bener ngeritik cerita gue.
Did you get it?
Kadang gue sampe mikir, "Yaudahlah siksa aja pemainnya. Gak usah mikirin penulisan. Gak usah mikirin alur pusing-pusing. Toh bukan itu yang mereka cari di cerita gue."
"Yaudah bikin aja tuh anak sakit mulu, bolak-balik rumah sakit mulu. Udah gitu aja sampe mati."
I keep falling down, setiap kali gue mikirin itu.
Di satu sisi gue seneng kalo kalian bereaksi kaya sedih, atau nangis, atau semacamnya. Tapi di sisi lain gue juga sedih karena apa yang gue pikirin pusing-pusing itu malah kalian kesampingin.
That's why gue sempet berpikir buat ganti account dan mulai lagi semuanya dari awal.
Ya sebut gue lebay. Gue gak peduli.
Tapi coba kalian pikirin omongan gue. Bener kan yg gue omongin?
Gue banyak curhat ketemen-temen gue yang bukan berasal dari wattpad. Ya first tentulah mereka membahas "popularity"
Mereka kaya bilang, "yaudahlah, emang itu yang mereka cari. Gapapalah biar lo makin eksis."
Tapi ya di sini. Kalian juga taulah, gue hampir gak pernah minta vote sama kalian kan? Im not adore that popularity things. Buat gue mah, asal gue bisa nulis sesuatu yang gak terduga dan berhasil, itu udah jadi kepuasan gue tersendiri. (Walaupun ada part dalam diri gue yang emang adore that popularity shit, tapi itu kaya 2% dari 100%.)
KAMU SEDANG MEMBACA
Quenzino
Historia Corta"pagi... jangan pergi kutakut malam nanti kumasih sendiri dan pagimu tak lagi indah" •Dialog Dini Hari• #15 in short story [7/6/17]