Semoga ini semua bukan kebahagiaan sesaat yang kamu berikan padaku.
------------------------
Tidak butuh waktu lama, Bella pun sudah selesai mandi dan berpakaian. Bella langsung bergegas untuk menemui siapa yang sedang menunggunya di ruang tamu.
Saat Bella baru saja menapakkan kaki-nya di anak tangga yang paling bawah, Bella kaget saat melihat siapa yang datang.
"Ngapain tuh anak datang ke rumah jam segini" gumam Bella.
Bella langsung menghampiri seseorang yang sudah menunggu nya dari tadi.
"Ngapain lu datang ke rumah gua jam segini?" tanya Bella langsung.
"Eh, Bella ngagetin aja hehe. Gua kesini cuma mau ketemu lu doang kok." jawab seseorang yang datang ke rumah Bella yang tak lain adalah Ervin.
"Lah? Mendingan gak usah repot-repot kesini kalau cuma mau ketemu gua. Buang-buang tenaga sama waktu lu aja. Lagian juga kan setiap hari ketemu di sekolah ya walaupun gak setiap hari juga ya" kata Bella yang kaget dengan jawaban Ervin barusan.
"Eh sayang kok kamu gitu sih ke teman kamu. Gak baik loh." kata Birgitta yang datang dengan membawa segelas air minum dan beberapa cemilan diatas nampan yang di bawanya.
"Nama kamu siapa?" tanya Birgitta kepada Ervin.
"Nama saya Ervin, tante." jawab Ervin dengan disertai senyuman manisnya.
"Ayo Ervin silahkan diminum dan dimakan cemilannya" kata Birgitta tersenyum manis dan langsung meninggalkan Ervin dan Bella berdua di ruang tamu.
"Iya tante. Makasih" kata Ervin sambil menyeruput minumannya.
"Gak usah sok manis gitu senyumnya. Jijik gua liatnya" kata Bella sambil memalingkan mukanya.
Ervin langsung menyimpan gelas yang berisi teh manis itu dan langsung menyela perkataan Bella "gak usah sok jijik gitu. Coba sini duduk sebelah gua. Gua pengen lihat muka lu sekarang, pasti lagi merah merona gitu ya" kata Ervin dengan senyuman jahilnya.
"Ish apaan sih lu. Mana ada muka gua jadi bersemu merah merona gitu cuma gara-gara lihat senyuman lu yang sok manis tadi." kata Bella yang langsung duduk di sebelah Ervin. Oh tuhan maafkan aku. Aku berbohong lagi dengan hatiku, batin Bella.
Sebenarnya wajah Bella sudah bersemu merah sejak saat Ervin duduk manis di sofa ruang tamu rumahnya. Tapi Bella langsung menyembunyikan wajahnya itu dengan cara menunduk. Tapi sialnya dia tidak bisa terlalu lama untuk menahan wajahnya yang makin memerah karena melihat senyuman manis dari seorang Ervin yang sudah menguasai hati kosongnya entah sejak kapan.
Ruangan yang beberapa menit lalu hening menjadi ramai hanya karena tawa yang terbahak-bahak dari seorang Ervin.
"Kenapa sih lu kayak orang yang gak waras aja ketawa sendirian malam-malam begini" kata Bella sambil mengernyitkan dahi nya.
"Ngakak anjir lihat muka lu itu imut banget gemes gua jadinya. Katanya jijik lihat senyum gua tadi, tapi buktinya muka lu malah merah merona gitu." kata Ervin sambil terus menahan tawanya.
"Apaan sih Ervin! Muka gua kan biasa aja tau. Enggak merah kok enggak." celah Bella sambil memegangi pipinya yang semakin memanas.
Karena terlalu gemas tanpa seizin Bella, Ervin langsung mencubit pipi Bella yang sudah sangat merah merona.
"Iihhh lu bikin gua tambah gemas aja deh" kata Ervin sambil tertawa dan tangannya masih mencubit pipi Bella.
"Ervin lepasin dong. Sakit tau pipi gua" ucap Bella seraya melepaskan tangan Ervin yang masih mencubit pipinya yang sudah sangat sangat memerah.
"Hehe iya maaf princess lagian lu imut sih" kata Ervin menggoda Bella kembali.
Oh tuhan sadarkanlah hamba jika ini hanya sebuah mimpi belaka, batin Bella.
Bella takut ini semua hanya mimpi. Maka dari itu Bella terus-menerus menepuk-nepukkan tangannya ke pipi kanan dan kiri nya.
"Hello Bell. Lu kenapa?" tanya Ervin heran dan mengibas-ngibaskan tangannya di hadapan wajah Bella.
"Eh engga vin engga hehe" jawab Bella gugup.
Ya tuhan, ternyata ini semua bukan mimpi, batin Bella.
"Udah jam 10 nih Bel. Gua pulang dulu ya. Mana mama lu? Gua mau pamitan dulu" kata Ervin tersenyum manis-lagi-seraya bangun dari duduknya.
"Oh iya. Tunggu bentar ya vin, gua panggil mama dulu" kata Bella seraya pergi meninggalkan Ervin untuk mencari mama-nya.
Bella datang ke ruang tamu kembali dengan mama nya.
"Eh nak Ervin sudah mau pulang ya?" tanya Birgitta
"Hehe iya tante, saya pulang dulu ya" pamit Ervin sambil mencium punggung tangan Birgitta.
"Ya sudah hati-hati di jalan ya jangan ngebut-ngebut"
"Iya tante siap" kata Ervin sambil hormat disertai cengiran khasnya.
"Bell, antar teman kamu sampai depan rumah dulu sana gih" suruh Birgitta. Bella hanya tersenyum dan mengangguk sebagai jawabannya.
Bella langsung mengantar Ervin sampai depan rumahnya."My princess, gua pulang dulu ya. Bye" pamit Ervin yang sudah memakai helmnya sambil melambaikan tangan kepada Bella.
"Iya hati-hati ya. Ingat jangan ngebut bawa motornya" kata Bella sambil senyum tak kalah manisnya dengan senyuman Ervin kepada-nya.
Ervin menyalakan motornya dan langsung keluar dari halaman rumah Bella.
---------------------
Di kamar Bella sudah loncat-loncat kegirangan diatas kasurnya.
"Ya tuhan ternyata ini semua bukan mimpi. Bahagia nya aku." kata Bella yang masih asik loncat-loncat diatas kasur empuknya itu.
Bella yang tadinya sedang loncat-loncat kegirangan langsung terdiam karena mengingat sesuatu.
"Perasaan gua kok Ervin malam ini beda banget ya sama gua gak kayak biasanya. Terus tadi juga dia manggil gua pakai sebutan princess lagi. Ada apa ya sama Ervin malam ini? Ah bodoamat deh gak mikirin yang penting sekarang hati gua lagi benar-benar bahagia. Terbang terbang dah gua ini sampai nembus langit ke-7"gumam Bella.
Karena perbuatan Ervin beberapa menit lalu, Bella sampai saat ini masih belum saja bisa untuk memejamkan matanya. Bella ber-inisiatif agar dia cepat tertidur, Bella beranjak dari kasurnya dan mengambil sebuah novel untuk dibacanya.
--------------------------
Maaf baru update sekarang ya. Cerita nya tinggal di publish doang kok😋part yang ini pendek ya? Maaf deh part selanjutnya bakal dibuat lebih panjang lagi. Maaf kalau masih ada salah kata😂Terimakasih untuk para pembaca setia😍jangan lupa vote dan comment yaaa💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Teen FictionBagaimana jika disebuah persahabatan semuanya menyukai seseorang yang sama? Akankah persahabatan mereka hancur? Atau tetap utuh? Bagaimana kisah cinta mereka setelah mereka tau kalau mereka mempunyai perasaan yang sama kepada orang yang sama? Ke...