chapter 18

12.4K 423 31
                                    

Sinar mentari di penghujung fajar masuk melalui celah-celah korden hijau zamrud yang terjuntai indah di samping kiri tempat tidur king size, putra dalam tidurnya mulai terusik karna sinar itu yang terasa hangat dan menyilaukan saat matanya terbuka.

Senyuman lebar seketika terbit saat akan menggerakkan lengannya, berat... ternyata lengannya digunakan sebagai bantal oleh ana nya.

Dengan hati-hati digesernya kepala cantik ana pada bantal, setelah dipastikan nyaman dikecupnya kening, hidung, pipi dan bibir ana. Tampak sekali begitu besar cinta tulus dari hatinya yang ia curahkan pada gadis itu, ia sadar dari awal hatinya memilih mencintai ana namun otaknya mencari-cari alasan dengan terus menilai apa yang tubuh ana miliki. Ana seorang gadis yang cantik luar dan dalam.

Putra beranjak menuju kamar mandi, rencananya ia akan mengajak ana hari ini ke tempat wisata sekitar semarang yang pastinya disukai ana.

"Pagi mas" sapa ana yang baru saja menguap dengan masih rebahan malas di atas kasur.

"Udah jam setengah sembilan, pagi kadaluwarsa" putra menebar senyuman mengejek yang dibalas seringaian oleh ana. "Ayo cepat bangun mandi, aku ada kejutan untukmu lagi" kata putra lagi sambil mengenakan t-shirt polo warna putih.

Ana melompat ke lantai lalu berjalan menuju kamar mandi,"Jangan buat aku lelah lagi ya? Kakiku masih pegal gara-gara kemarin keliling candi gedung songo"ucapnya sebelum masuk kamar mandi.

Bandungan - bawen termasuk dekat, hanya sekitar 20 menit perjalanan saja. Putra sangat tahu ana suka sekali dengan susu sapi dan ia tepat sekali memilih kabupaten semarang menjadi destinasi liburan pendeknya ini.

"Makasih ya, pokoknya mas putra is the best" ana mengecup pipi dan bibir putra sekilas saat br-v baru saja berhenti di parkiran, wajah ana berbinar efek senyuman riang yang terus terbit sejak kemarin. Putra adalah seorang pria yang selalu mengerti gadisnya.

Mereka mengawali kunjungannya dengan menuju resto untuk sarapan, segelas fresh milk, setelah itu mereka membeli tiket paket tour cimory on the valley.

Ana sangat menikmati suasana di sini apalagi saat melihat langsung sapi-sapi perah di peternakan, satu kata darinya untuk cimory. awesome.

"Yang, nanti sore kita pulang jam 4 an. Ya?" Ucap putra hati-hati sebab ia tahu ana masih betah liburan.

Ana memanyunkan bibirnya padahal taman itu ramai pengunjung yang kebanyakan keluarga ayah, ibu dan anak-anaknya, "iya tapi nanti sebelum pulang beli bibit bunga aster warna-warni" jawabnya setelah dipikir-pikir meski betah tapi mereka harus pulang, pekerjaan dan tanggung jawab menunggu. "mau kutanam di depan rumah ya mas" tambahnya.

"Tentu, kamu boleh beli bunga apa saja sesukamu" jawab putra lega. 'Halah bunga gampang yang penting jangan ngambek' batinnya menambahi. "Yang, jam 11 nih" kata putra sembari menunjukkan jam analog pada layar iphonenya.

"kita makan siang sekalian di sini aja ya?"tawarnya kemudian.

Ana tersenyum lebar, menganggukan kepala tanda setuju. Ia tak sabar menyicipi dan melahap salah satu menu yang tadi sewaktu sarapan dibacanya. Cimory sungguh memuaskan perut pengunjung juga.

--

Enam jam perjalanan telah dilalui, tepat pukul 10 malam putra dan ana tiba di rumah.

Lelah, letih dan mengantuk menguap lenyap begitu saja. Bunga-bunga yang dibelinya tadi ada yang kuncup dan mekar dalam berbagai warna, diturunkannya satu persatu polybag sangat hati-hati sekali, ana takut pohon aster berdahan kecil itu patah dan iapun takut jika bunganya rusak.

"Kalau belum rampung, besok aja lanjutinnya, sekarang udah malam" Tanya putra yang baru mandi datang dengan rambut basah dan wajah segar.

Ana mencuci tangannya pada kran di taman kecil rumah itu.

I Love U BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang