"Saya akan memberitahukan kepada anda sesuatu yang tidak bisa anda ketahui, makhluk seksual tertinggi di planet ini adalah para pecinta, penyair, pematung, pelukis, pemusik, yang demikian ini ada sejak dulu. Dan bagi mereka seks selalu indah dan senantiasa malu" (Khalil Gibran)
~**~
Tidak ada yang bisa menggambarkan perasaan mereka. Emosi, gelombang gairah serta segala bentuk sentuhan dan sensualitas dari aktifitas dua manusia.
Malu, mendera di sekujur jiwa Emma. Ia menyembunyikan wajahnya merona merah di dada Rhys setelah percintaan mereka yang kini menyisakan denyutan halus penuh kenikmatan. Napas keduanya tersengal saling bersautan, saat puncak mulai mereda, juga cengkraman kuat tangan Emma perlahan mengendur dari seputar bahu Rhys.
Mereka belum berpindah posisi, dan Emma masih berada di atas pangkuan Rhys.
"Akhirnya kau kembali padaku, setelah hampir seluruh keluargaku tak berhenti menahan dirimu." Gerutu Rhys meloloskan sebuah tawa pelan dari mulut Emma.
Well, beberapa jam lalu. Tepat di ruang keluarga, Rhys mengajak Emma untuk beristirahat, berhubung sudah larut malam. Seketika Amora yang sedang berada di atas pangkuan Emma langsung menangis histeris, menggeliat tidak mau turun dan langsung menatap sosok Rhys horor bagaikan musuh yang ingin mengambil paksa diri Emma dari sisi gadis kecil tersebut.
Butuh kesabaran penuh bagi Rhys, sampai Jenny berhasil membujuk Amora dengan berbagai akal-akalan bahwa besok gadis kecil itu dapat menunggangi kuda bersama ayahnya, akhirnyapun Amora berhenti menangis dan mau naik kedalam gendongan Jenny.
"Bisa-bisanya Amora dalam sehari langsung jatuh hati padamu, Em... Kau lihat sendiri, pandangan matanya benar-benar tajam saat menatapku." Emma kembali tertawa. Saat wajah laki-laki itu sangat kesal, bahkan dia mendengus berulang kali.
Mendengar reaksi gadisnya, hati Rhys terselip rasa lega. Ia kira, dirinya akan kesulitan membuat perempuan itu bahagia. Secara, banyak sekali kejadian yang menunjukkan sikap keras dan minim empaty Emma terhadap orang lain. Sampai Rhys masih mengkhawatirkan perempuan itu hingga sekarang.
"Anak kecil memang seperti itu Rhys. Bahkan waktu kecil, aku juga sering menangis." Sebagian laki-laki terkadang memandang aneh sikap serta tingkah laku anak kecil dan wanita. Laki-laki memiliki pemikiran logis yang amat kuat, hingga sering menghiraukan perasaan orang lain. Padahal, kaum laki-laki juga tak kalah anehnya. Yang tanpa ragu mengutarakan pertanyaan yang mengganjal di pikirannya.
"Kenapa kau sering menangis? Apakah ada seseorang yang menyakitimu?"
"Tidak seorangpun di panti asuhan menyakitiku. Hanya saja, aku akan menangis setiap kali mengingat dari mana namaku berasal." Pikiran seorang anak kecil memang sangat sensitif. Anak kecil akan mudah menangis ketika merasa dirinya tidak mendapatkan kasih sayang, serta menganggap kebahagiaannya jauh tertinggal di belakang.
Rhys memutuskan merebahkan tubuh mereka, lalu menyembunyikan diri di balik selimut untuk menghindari udara dingin. "Lalu?" Ucap Rhys melanjutkan percakapan mereka yang sempat terputus.
"Nama 'Emma' di dapat dari sebuah batu nisan seseorang, bernama 'Emma Flourenza'. Jelas aku langsung menangis, saat tau namaku berasal dari kuburan di samping panti asuhan. Karena aku penasaran dan menganggap semua itu kebohongan. Aku mencari satu per satu nama 'Emma Flourenza' di setiap batu nisan. Lalu setelah aku benar-benar menemukannya, aku langsung menangis semalaman. Sampai ibu pantiku kewalahan menenangkanku, dan terpaksa berbohong dengan mengatakan 'Flourenza adalah wanita yang sangat cantik dan baik hati. Dia juga berjiwa kuat, hingga banyak laki-laki jatuh cinta padanya'. Sedangkan nama 'Austen' merupakan nama yang di dapatkan dari novelis wanita 'Jane Austen' yang bukunya sangat populer sekitar pertengahan abad 19."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Operational Gentleman ♣︎ [COMPLETED]
Romance[COMPLETED] Romance/Action/Humor/Family ♣︎ Rhys Giovinco Rhys memejamkan kedua matanya. Meresapi kekosongan menyerang inti jiwanya. Bosan. Kata itu terulang kembali untuk kesekian kalinya. Jangan menuduh Rhys tidak berusahan mencari cara untuk memb...