21. Lelaki Asing

16.1K 1.4K 18
                                    

Play mulmednya ya.... 

Acara ulang tahun pernikahan Jonathan dan Jenny tetap di selenggarakan. Hanya saja, beberapa tamu undangan yang dapat diizikan untuk mengikuti acara. Seperti keluarga besar Jenny, Lucashenco-suami dari Emely, kakak ketiganya Rhys. Dan orang-orang yang diselidiki tidak berpotensi untuk mencelakakan keluarga Giovinco.

Memang dari awal, perayaan ini di khususkan untuk pertemuan keluarga besar setelah Jenny bersusah payah membujuk Jonathan. Dan setelah kejadian penembakkan yang melukai Rhys. Jenny merasa bersalah sekali, ia menangis dan meminta maaf pada seluruh keluarganya. Jonathan memang sudah memperingati hal ini, namun keinginannya terlalu besar hingga ia menjadi keras kepala.

"Berhentilah merasa bersalah. Kita benar-benar bahagia dapat berkumpul bersama. Dan kecelakaan itu juga bukan kesalahanmu. Bahkan aku pernah mengalami kejadian lebih dari itu. Sudahlah Jenny, pikirkan saja acara nanti malam. Masalah kecelakaan tadi, biarlah para laki-laki Giovinco yang mengurusnya." Ross memegang tangan Jenny sambil menepuk bahu menantunya.

Laura juga ikut andil dalam pelaksanaan acara. Jadi, ia juga berusaha mengalihkan pikiran Jenny ke perayaan nanti malam.

Di posisi Emma. Perempuan itu sedang mengamati luka Rhys sedang di jahit oleh dokter. Dan dokter itu tidak lain adalah Wilton. Wilton Andreas, merupakan salah satu tamu yang diundang secara spesial oleh keluarga besar Giovinco atas nama Rhys. Dia datang tak lama dari kejadian penembakan.

Wilton memang memiliki hubungan khusus mengenai pekerjaan yang dulu. Pria itu cukup licik dibalik sikap jenakanya dan tingkah pecicilannya. Ia memiliki dendam khusus pada seseorang sehingga menyewa jasa Rhys untuk membantai orang incarannya. Dan selanjutnya, mereka akhirnyapun menjadi akrab. Wilton bahkan memberi jaminan menjaga rahasia dari para detektif dan kepolisian untuk Rhys di rumah sakit miliknya, jika terjadi sesuatu hal darurat yang membutuhkan penanganan khusus.

"Lukanya tidak terlalu parah, ini hampir sama dirimu yang pernah tertusuk beling di restaurant." Ungkap Wilton pada Emma, agar perempuan itu bisa lebih tenang.

Kadang kala dokter berusaha berbicara secara logika serta hati-hati, supaya para keluarga si-pasien tidak khawatir. Banyak sekali orang mengalami syok hingga pingsan, lalu berujung sakit parah karena khwatir para mengenai kondisi sang pasien. Apalagi ketika Wilton gagal dalam operasi, ia bingung bagaimana cara menyampaikannya ke keluarga pasien dan ia juga tak sanggup melihat orang lain terpukul mendengar berita kematian.

"Duduklah Emma. Kau bisa membuat Rhys tidak bisa tenang melihatmu seperti ini." Tegur Wilton sekali lagi.

Rhys mendesah lega, melihat Emma akhirnya mau menuruti ucapan Wilton. Gadis itu duduk di ujung ranjang tanpa melepaskan tatapannya ke arah lukanya. Tadi Emma sempat menangis sesenggukan. Ia baru sadar, perempuan tersebut memiliki sisi hati yang sangat lembut dan perhatian lebih terhadap orang lain, sampai dia melupakan kondisinya sendiri yang gemetaran telah menyaksi kejadian penembakan. Ternyata Rhys mulai paham kenapa Laura berteman dengan Emma, serta salah besar bila berpikir Emma tidak memiliki empaty pada seseorang.

Tak butuh waktu lama Wilton membereskan pekerjaannya, sebab tangan kreatifnya memang sudah terlatih atas kerja kerasnya selama bertahun-tahun.

"Bayaranmu kali ini sangat mahal sekali, karena kau merusak acara liburanku." Ujar Wilton sambil tersenyum mengejek sebelum laki-laki itu beranjak keluar dari kamar.

Rhys mengabaikannya dan menyuruh Emma untuk tidur di sampingnya. Ia butuh menghirup aroma tubuh gadisnya saat ini juga.

*

*

Kegugupan mengerubungi diri Laura, namun Emma segera menggengam tangan sahabatnya tersebut dan keduanya melangkah menuju panggung kecil yang disediakan dalam acara.

The Operational Gentleman ♣︎ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang