Diandra yang mendengar bunyi alaramnya pun langsung terbangun dari tidurnya. Dengan berat hati ia harus segera mandi, tepatnya mandi sore, karena hari ini ia akan latihan persiapan lomba 17-an dikompleknya. Tak butuh waktu lama, 10 menit diandra telah selesai mandi dan siap dengan pakaian santainya.
"Ma, diandra pergi dulu yah. Mau latihan buat 17-an"teriak diandra berpamitan kepada mamanya yang berada didapur.
Helin, mamanya diandra yang mendengar suara anaknya itu, langsung menghampirinya."ya sudah sana pergi. Pulangnya jangan kesorean"
"oke ma."
Setelah menyalami mamanya, diandra segera keluar dari rumahnya. Cukup dengan berjalan kaki, tak butuh waktu berjam-jam, ia sudah sampai dirumah temannya. Memang rumah temannya itu tidak terlalu jauh. Dan berlatihlah diandra bersama teman teman dikompleknya itu. Berlatih menari daerah untuk lomba 17-an.
"minum dulu ni guys"kata yang punya rumah sekaligus ketua kelompok diandra. Adel.
"uhh akhirnya bisa minum juga"lega diandra setelah meneguk air es dua gelas.
"diandra, diandra, kembung ntar tuh perut. Minum nggak ditakarin"sindir nindi, teman sebangkunya saat sd.
"Aus banget nin, hehe"yang disindir malah cengengesan. Sedangkan etak, karin,adel, dan teman teman lainnya hanya geleng geleng kepala.
"latihan lagi yok guys"ajak adel.
"cus"jawab etak yang masih semangat, yang lain cuma pada ngangguk karena penat.
Setelah selesai berlatih, mereka semua pulang kerumah masing-masing. Diandra pulang bersama karin. Kata diandra" Nebeng rin, lumayan naik motor, kaki aku udah pegel semua. Nggak kuat jalan".padahal rumah mereka berlawanan arah. Dan karin yang baik hatipun mengiyakan. "iyaiya".
Sampailah diandra dirumah dan tak lupa ucapan terima kasih kepada sahabatnya, karin.Kamar
Tak tahan dengan bau keringatnya, akhirnya keputusannya sudah bulat. setelah menimang-nimang sambil mengemil jajanan dibalkon kamarnya. "Gue harus mandi lagi deh". Pikir diandra.
Akhirnya mandilah diandra untuk kedua kalinya sore ini.Sehabis mandi, mencium bau masakan mamanya membuatnya lapar. Namun ia malas sekali untuk beranjak dari kasurnya. Menurutnya latihan hari ini membuat seluruh badannya encok.
Tok tok tok. Suara pintu kamarnya diketok"masuk aja kak, nggak dikonci"tak perlu menanyakan lagi siapa yang mengetok pintu. Karena diandra sudah tahu, jika ada orang yang mengetok pintu kamarnya tanpa bersuara pasti itu kakaknya,katanya.
Ceklek
"makan woi"
"pas banget"batin diandra"capek, bantuin bediri"pintanya memelas.
Dengan sedikit kesal ditariknya tangan adiknya itu untuk berdiri"dasar manja"celetuk kakaknya.
Diandra nyengir.Diandra anak kedua dari pasangan randi dan helin. Yang manggil dia tadi kakak kandungnya. Cewek. Namanya fevita aleana. Baru masuk kuliah kedokteran tahun ini. Mereka cuma 2 bersaudara, nggak lebih, dan nggak mau lebih, pinta diandra.
Ruang makan
"gimana kuliahmu, vit? "tanya randi, papanya.
"enak pa. Vita seneng kuliah disana. Dan sejauh ini, dosennya pada baik semua"papanya mengangguk-nggangguk.
"kalo kamu, dra? "yang ditanya nyengir.
"kayak biasa, pa. "
"pasti mulutnya cerewet,pa. Kayak nggak tau anak kamu aja. "sambung mamanya
"nggak kok ma, diandra nggak cerewet kok tadi. "belannya.
"sudah lanjutin makannya"kata mamanya.
"bagusan juga dari tadi makan, nggak perlu ditanyain. Hhh"celoteh diandra dalam hatinya.
Selesai semua makan diandra langsung kekamarnya. Tidak ikut membereskan meja makan. Bukannya malas, tapi hari ini tugas kakaknya yang membereskan semuanya. Beginilah cara kakak beradik itu membagi tugas dirumah, hari ini kakaknya, besok adiknya dan seterusnya.
Kamar diandra
Kenyang sudah perutnya. Dan cara yang paling enak kalau lagi kayak gini, nonton tv.
"apasih nih tv, filmnya nggak seru"gumamnya diandraKarena bosan dengan filmnya, diandra memutuskan untuk menyiapkan buku pelajarannya untuk besok. Setelahnya barulah ia memutuskan untuk segera tidur.
Namun bukannya tidur, ia malah teringat akan ucapan yang keluar dari mulut songongnya disekolah tadi.
"omg, nih mulut rempong amat sih, gimana kalau nicho gangguin aku lagi besok"kesalnya pada ucapannya sendiri"oke,apapun yang bakalan dia lakuin besok keaku, aku nggak bakalan diem aja. Pokoknya aku harus bales. Nggak boleh lemah cuma karena digangguin sama tu bocah"diandra menyemangati dirinnya. Menurutnya tantangan atau apalah itu harus ia lakukan demi membalas kejahilan teman kelasnya yang baru saja ia kenal beberapa hari ini. Karena seorang diandra tak akan tinggal diam diperlakukan seperti itu. Tak mau ambil pusing, dengan mantap ia putuskan untuk segera tidur.Coment² jgn lupo!Votenyo jugo!
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN LOVE AND AMBITION
Teen FictionBukannya cerita cinta yang selalu ditemani sebuah keromantisan! Bukan juga cerita cinta yang berjalan dan berakhir seperti sang pemeran utama dalam sebuah kisah percintaan. Ini adalah sebuah cerita cinta yang bisa saja berakhir sempurna. Hanya saja...