Selamat membaca!
Diandra dan teman-temannya baru saja selesai makan di kantin. Kali ini Diandra tidak mengikuti ajakan Dina lagi untuk menemaninya ke toilet. Bukannya tidak setia kawan, hanya saja alasan dina untuk ke toilet sangat tidak berbobot. Dina mengajak diandra ke toilet untuk yahh melakukan ritual anak cewek lainnya seperti menambah bedak di pipi dan sedikit memoles liptint di bibir. Begitulah. Agar terlihat cantik katanya didepan doi. Dan alasan Diandra menolak sangat tepat baginya, karena ia tidak ingin dihukum lagi oleh pak Adam seperti kemarin karena terlambat masuk kelas. Dan juga karena sekarang bel masuk baru saja berbunyi, tentunya mereka harus segera masuk kekelas apalagi jam ini adalah pelajaran pak Adam.
Dina hanya bisa pasrah mendengar penolakan dari teman-temannya untuk menemaninya. Terlebih Ia juga takut dan tidak ingin dihukum lagi. Jadilah ia kembali kekelas. Waktu memang tak memihak padanya kali ini.
****
"Roy!!" Diandra setengah berlari menghampiri cowok jangkung hitam yang tengah berhenti di lapangan karena dipanggil.
"Kenapa?"
"Aku mau tanya sesuatu sama kamu."
"Tanya apaan?"
Diandra menghela nafas sebelum bertanya.
"Ehmm kamu udah pernah pacaran sebelumnya? Terus sekarang lagi jomblo apa gimana? Atau lagi deket sama seseorang? Atau jangan jangan sekarang lagi suka sama cewek dan lagi pdkt?"Pertanyaan beruntunnya dihadiahi balasan yang tak sesuai harapannya oleh Roy.
"Ooohhhhh gue tahu. Loh mau nembak gue yahhh? Ya ampun diandra gue nggak nyangka, kita kan sahabatan, jadi loh baper sama gue?iya?""Iihshh apaan sih. Bukan gitu maksudnya. Aku nanya bukannya jawab, malah nanya balik dan nyangka yang enggak-enggak."
"Yah lagian loh ngapain nanyain yang kayak begituan sama gue. Wajar dong gue ngira loh baper sama gue."
"Aduhh udah nggak usah mikir kalo aku yang baper. Mana mungkin juga aku suka sama sohib sendiri."
"Bagus deh kalo gitu. Nggak mau juga tuh di sukain sama cewek macam loh. Pendek, cerewet, suka marah-marah, terus tem-"
Mengerti kemana arah pembicaraan Roy yang terakhir yang tentunya akan mengatainya tembem, Diandra segera menyerang perkataan Roy.
"Stop it!"Don't say that again or i'll kill you! Aku juga nggak mau kali sama cowok item, terus alay kayak kamu."maki diandra dengan penuh penekanan disetiap kalimatnya.
Diandra segera menarik roy untuk duduk dikursi yang terletak di pinggir lapangan basket.
"Sekarang jawab deh pertanyaan aku tadi.""Pertanyaan yang mana nih?"
" Yang tadi roy, belum juga 5 menit aku nanya masa udah lupa." dengan geram ia menyahut.
"Lah gimana gue nggak lupa, loh nanya aja beruntun kayak mobil nggak punya rem terus setopinnya nabrak mobil lain sampe beruntun."
" Yaudah aku ulang pertannyaannya. Jadi, kamu udah pernah pacaran sebelumnya?" kali ini ia memang harus sabar, demi kelancaran misinya.
"Jawab nggak nih?"
Diandra membuang muka.
"Oke-oke. Yah pernah lah. Pas sd."
"Terus sekarang masih jombloh?"
"Ehh ehmm ya gitu deh"
"Apa jangan jangan loh lagi suka sama cewek? Lagi pdkt?"
"Enggak diandra. Gue mah jombloh abadi."
"Aminnnnn."
"Abadi sampe smp maksud gue. Ntar kalo udah Sma baru pacaran lagi."
"Terserah. Jadi, sekarang loh jomblo?"
Tanyanya sekali lagi untuk memastikan ucapan Roy benar atau hanya bercanda."Iya. Gue masih bingung deh kenapa loh nanya kayak gini sama gue. Jelasin coba!"
"Bentar. Nanti aku jelasin. Pertanyaan aku belum selesai. Ehmm kalo misalnya nih ada cewek yang suka sama kamu, gimana tuh?"
"Yah gue pacarin lah."
"Tadi katanya mau jombloh abadi selama smp? Bokis!"
"Yahh bercanda diandra. Mana mau gue menjomloh. Kalo ada yang suka kenapa nggak dijalanin. Sebagai hamba Allah kita kan harus mensyukurinya, bukan menyia- nyiakan."
"Oke deh kalo gitu. Eh by the way kamu suka cewek yang kayak gimana?"
"Yang baik, cantik, nggak bawel kayak loh, nggak bodo-bodo amat, dan nggak alay kayak gue."
"Oke thanks buat waktunya. Bye!"
Setelah misinya berhasil, Diandra segera berlari menjauhi roy untuk pulang.Dan Roy hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Dasar bocah. Dia kan belum jelasin alasan nanya gitu ke gue."Hallo readers!!
Sorry to slow update.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN LOVE AND AMBITION
Teen FictionBukannya cerita cinta yang selalu ditemani sebuah keromantisan! Bukan juga cerita cinta yang berjalan dan berakhir seperti sang pemeran utama dalam sebuah kisah percintaan. Ini adalah sebuah cerita cinta yang bisa saja berakhir sempurna. Hanya saja...