9«BAIKAN»9

42 3 2
                                    


Minggu ini diandra bangun pagi, karena gilirannya untuk beres-beres rumah hari ini. Mulai dari membersihkan kamarnya, kamar kakak dan juga orang tuanya. Menyapu dan mengepel setiap lantai dirumahnya,dan tak lupa mencuci piring. Cuci baju juga. Setelah semua selesai barulah ia mandi.

10 menit sudah ia mandi. Dengan menggunakan baju kodoknya ia keluar dan berpamitan kepada mamanya untuk pergi kepasar. Naik angkot tentunya.

Sesampainya dipasar ia langsung menghampiri kedai bakso. Ngisi perut katanya. Memang ia belum makan dirumah tadi, karena katanya hari ini khusus dipasar sarapannya. Setelah menghabiskan satu mangkok bakso super dan satu mangkok es campur, ia melanjutkan perjalannanya menyusuri pasar. Mampir ketokoh aksesoris pastinya. Membeli gelang yang unik serta kalung ala ala anak cabe kata orang, kalo kata diandra sih kalbiren sama gelbiren,alias kalung bikin keren sama gelang bikin keren.

Setelah puas belanja aksesoris, ia berniat mampir ketokoh baju buat beli sweater. Namun ia mengurungkan langkahnya dan berbalik arah karena melihat dina dan tarisa disana.

"diandra tunggu"cegah dina sembari mendekati diandra

Diandra masih datar mukanya kalo sama dina.

"gue mau minta maaf sama loh."kata dina

"buat apa din? "tanya diandra"perasaan kamu selalu bener dan nggak bakalan buat kesalahan"sindirnya

"gue bener bener kelepasan ngomong kemaren. Gue nggak mau kita musuhan kayak gini. Loh mau kan maafin gue"kata dina memelas. Ia sangat menyesal karena telah bermusuhan dengan diandra.

"udah nggak usah diinget. Aku juga nggak mau kita kayak gini."kata diandra sembari langsung memeluk dina. Dan berpelukanlah mereka berdua.

"maafin aku juga ya din kalo aku udah egois."

"iya dra"

Tarisa angkat bicara.
"gue nggak dipeluk nih. Masa kalian berdua doang? Berasa kayak kulit kacang nih gue"kata tarisa menetralkan suasana.
Diandra sama dina senyum lantas menarik tarisa. Dan jadilah mereka bertiga berpelukan sekarang. Seperti tak bertemu bertahun-tahun saja.

sekarang mereka bertiga ketokoh baju tadi. Atas ide yang muncul dari otaknya diandra, mereka membeli sweater yang sama. Juga membelikan untuk kerin dan nabilah. Kata diandra biar gengnya abdol kalo ada kesamaannya. Dan sweater yang jatuh pilihannya adalah sweater berwarna merah maroon.

*****

Diandra lagi dibalkon kamarnya saat ini sambil ngemil dan pikirannya teringat pada kejadian hari jum'at.

Flashback on

Diandra telah mengucap banyak rutukan dalam hatinya. Diandra saat ini sedang mengerjakan tugas pendidikan lingkungan hidup dari pak beny. Bukan tugas menjawab pertanyaan, melainkan tugas membersihkan rumput ditaman yang katanya dijadikan sebagai nilai praktek harian. Sebenarnya ia tak masalah karena ternyata pak beny memberikan keringanan, mereka dibagi menjadi 2 orang tiap kapling yang akan dibersihkan. Sekarang diandra mempermasalahkan, karena sedari tadi dina selaku rekan prakteknya tak membantu sama sekali, sibuk ngerumpi sama roy. Roy, cowok bertubuh tinggi dan berkulit gelap, tapi manis karena ada lesung pipi. Itu kata diandra.
Sebenarnya dina sudah ditegur oleh diandra dan akhirnya ia ikut membantu, tapi tetap saja ia tak sungguhan mengerjakannya. Diandra tahu dina menyukai roy. Itulah mengapa jika dina bertemu dengan roy lupa kepada diandra.

"yang sudah selesai tugasnya, melapor kebapak sini. "kata pak beny

"pak"kata diandra

"ya? Apa kamu dan dina sudah menyelesaikan tugasnya? "

Diandra ngangguk terus noleh ke dina.
"saya yang paling banyak ngerjain pak, dina tadi cuman dikit, banyakan cerita dari pada kerjanya"katanya mengadu pada pak beny.

Lantas pak beny menganngguk, tandanya nilai dina akan dikurangi.
Dina yang mendengar pengaduan dari diandra langsung memanas. Lalu menarik tangan diandra menjauhi teman-temannya.

"maksud loh apa dra?kok loh tega ngaduin gue kepak beny? Loh kan tau gue kayak gitu karena ada alasannya. Loh tau betul alasanya kan dra? "tanyanya sedikit mengejangkan uratnya

"aku tau kok din alasan kamu apa. Tapi nggak segitunya juga dong kamu ngacangin aku. Kalo lagi belajar yah belajar,jangan mau enaknya yang cuman bisa ngandelin aku aja"balas diandra tak kala mengejangkan urat-uratnya.

"udah deh emang gue tahu loh itu pinter. Dan loh itu emang itun-itungan sama temen sendiri"

"apaan sih aku kan bener kayak gitu. Aku cuma nggak mau aja kamu itu lengah dalam pelajaran karena suka sama sih roy. Terus ujung-ujungnya ke aku kalo sulitnya"

"udah nggak usah ngatain gue deh lo dra. Bilang aja kalo loh bosen temenan sama gue, nyonyekin gue, dihandelin sama gue. Bilang aja kalo nggak mau temenan lagi"
Kata dina"kita nggak usah temenan lagi deh"katanya lalu meninggalkan diandra.

Flashback off

"bocah banget sih kita kayak gitu"gumam diandra menggelengkan kepalanya.



Hoyya!Budayakan vote setelah baca,okeii?😉Don't be a sider!

BETWEEN LOVE AND AMBITIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang