Hello! I'm coming and bring the next story of BLAA. Updatenya perlahan,oke😉
Happy reading all!Author's pov
Hari ini hari sabtu. Diandra pergi kesekolah dengan jemputan tidak harus menungguinya lagi, alias diandra tidak telat. Tapi sedari tadi diandra tidak angkat bicara, hanya diam saja dengan wajah cemberut. Padahal farhan telah mengganggunya, menyindirnya sepanjang perjalanan menuju sekolah. Setelah sampai pun diandra tidak nongki lagi ditokoh depan sekolah, langsung masuk sekolah dengan wajah datar, tak menyapa orang lewat yang ia kenal dan tak tersenyum sedikitpun. Dan ini bukan diandra sekali. Tak seperti biasanya ia seperti ini. Saat masuk kelaspun masih sama, tak bersuara sedikitpun dan sedari tadi menundukkan kepala diatas meja.
Tarisa datang dengan nabilah. Tarisa pun menghampiri diandra.
"diandra? Loh kenapa?"tanya tarisa langsung duduk disamping diandra. Sedangkan Nabilah langsung duduk kekursinya dan mengeluarkan buku bahasa inggrisnya untuk menyalin jawaban tarisa, alias nyontek."aku nggak papa kok tar."jawab diandra datar sembari membenarkan posisi duduknya sambil mengikat rambutnya yang tergerai.
"okedeh kalo gitu, gue kebelakang ya"kata tarisa sembari berdiri.
Diandra juga ikut berdiri untuk keluar kelas. Saat hendak duduk didepan kelas ia melihat dina dan kerin yang menuju kelas. Ia segera menjauhi kelas dan pergi ketaman.
"mendingan aku disini, daripada cekcok sama dina"katanya duduk dikursi taman sambil mengurai rambutnya lalu memejamkan mata dengan tangan dilipatkan kedada.
Nicho, bima, dan radit datang dari arah gerbang taman. Mereka melihat diandra duduk dikursi taman.
"eh itukan diandra, ngapain dia disitu kayak gitu? "kata radit yang langsung menghampiri diandra. Nicho dan bima menguntit saja.
"pagi diandra."sapa radit "ngapain pagi-pagi loh disini? "tanyanya
Diandra memelekkan matanya.
"emang ada larangan pagi-pagi kesini?"tanya diandra balik."nggak ada sih"kata radit garuk garuk kepala.
"udah yok dit, kekelas. Lagian loh ngapain nanya-nanya sama nih ceper"ucap nicho
"eh iya udah ayok kekelas"kata radit. Bima diam saja, menurut saja pada dua sejolinnya ini.
Mereka bertiga lantas pergi meninggalkan diandra.
"eh kalian tunggu"kata diandra yang membuat mereka bertiga menghentikan perjalanan mereka. Bukan perjalanan hidup, melainkan langkah kaki mereka sembari menoleh keorang yang memanggil mereka."kenapa loh manggil? "tanya nicho seperti tak suka.
Diandra berdiri mendekati mereka. Mengacuhkan nicho yang bertanya.
"ehm dit, maafin aku ya kalo jutek sama kamu"kata diandra kepada radit"eh iya nggak papa kok dra."kata radit semangat. "oh iya loh kenapa? Ada masalah? "tanyanya.
"enggak kok. Nggak ada masalah"kata diandra."eh iya kamu bima, kan? Kapten football? "tanya diandra kepada bima untuk mengalihkan pembicaraannya dengan radit.
"iya gue bima"kata bima sambil senyum.
"kenalin aku diandra, temen sekelasnya radit"katanya sambil menjulurkan tangan yang langsung disambut oleh bima"bima"kata bima menyebut namanya.
"oh iya buat kamu nic. Nggak usah lagi deh ngatain aku ceper. Nama aku itu diandra alea bukan ceper! "katanya menatatap nicho ketus.
"suka suka gue lah"kata nicho sewot.
"males banget ngeladenin nih anak" batin diandra."terserah"katanya finally.
"kalian mau kekelas kan?"tanya diandra.
"iya"kata radit
"bareng aja nggak papa kalo mau kekelas"tawar bima yang diangguki oleh diandra.
Dan berjalanlah mereka berempat kekelas. Sambil cerita cerita, dan ketawa juga. Sedangkan nicho diam dan pasang wajah kesal, karena dari tadi tak ada yang mengajakanya bicara. Bima dan radit asyik mendengar cerita diandra, dan diandra tak mencampurkan nama nicho disetiap pembicaraannya. Entah apa yang membuatnya begitu senang saat ini setelah sedari tadi cemberut.
****
Kelas"dit kalo kamu mau kekelas bima nanti ajak aku ya, ada yang mau aku tanyain sama dia soalnya"kata diandra sembari duduk dikursinya.radit mengangguk.
Bel masuk berbunyi. Dina yang duduk dikursi kerin langsung kekursinya. Diam dan tak menoleh kearah diandra sedikitpun. Diandra juga begitu,tak menoleh kearah dina sedikitpun. Selama pelajaran dina kesulitan menjawab soal pertanyaan yang ada dipapan tulis. Ia tak banyak tahu sejarah tentang perang dunia ke ll. Yah mereka belum mendapatkan lks. Seingatnya ia pernah membaca informasi dibuku cetak yang ada pada diandra. Sialnya ia tak mengingat sedikitpun apa yang ia baca waktu itu. Dina gengsi jika harus meminta buku itu pada diandra. Memang buku itu buku pinjaman,tapi tetap saja gengsi katannya.
Diandra tahu dina kesulitan menjawab soal. Masih ada waktu 20 menit. Diandra telah mengumpulkan buku jawabannya kedepan. Dia meletakkan buku cetak tersebut diatas meja lalu permisi ketoilet.
"akhirnya kelar juga"ucap dina yang telah mengerjakan 15 soal tersebut. Untung saja diandra meletakkan buku itu diatas meja. Namun ia juga heran kenapa diandra belum masuk kekelas.
***
Bel pulang sebentar lagi berbunyi. Namun diandra tak kunjung kembali kekelas. Dina sedari tadi merasa cemas terhadap diandra. Saat istirahat tadi ia tak melihat diandra dikantin, ditaman juga. Dan kata kerin diandra juga tak ada dikantor saat ia mengantarkan model pesanan guru. Anehnya tak ada satupun guru yang menanyakan keberadaan diandra. Kerin, tarisa dan nabilah serta anak kelas bingung kemana diandra, mereka juga cemas, apalagi dina. Semarah apapun dina ia tetap perduli kepada temannya itu, sebenarnya.Namun apa daya marah sedang menguasai jiwanya dan tetap mengatakan untuk ngambekan sama diandra.Dina tau jika diandra sangat takut jika sampai ketinggalan pelajaran. Namun untung saja selama diandra keluar tadi pelajaran hari ini hanya sibuk mencatat. Tak ada ulangan harian ataupun latihan.
Diandra berjalan menuju kelas. Menenteng kantong kresek dengan nafas ngos-ngosan. Ia melihat dina duduk dibelakang bersama teman temannya. Tarisa,kerin,dan nabila sudah tau apa yang terjadi antara dina dan diandra, dan mereka tak mau mencampuri urusan dina dan diandra. Mereka netral, tak pilih kasih.
Diandra segera duduk dikursinya.5 menit lagi bel pulang berbunyi. dengan cepat ia makan gorengan yang ia beli dikoperasi tadi. seperti mengingat sesuatu, diandra segera menolehkan pandangannya kekiri, lalu kebelakang yang mengarah kearah radit. Ia menghampiri radit.
"dit, kamu pulangnya bareng bima kan? Pasti mau kekelasnya kan? Aku ikut ya! "kata diandraRadit canggung. Bingung. Gelagapan.
"eh iya iya""ngapain loh mau ketemu sama bima? "sambar nicho dengan tatapan tak suka.
"kenapa sih nic? Apa urusannya sama kamu? Tadi pagi radit baik sama aku, kamu kayak nggak seneng gitu. Sekarang aku nanyain bima keradit, kamu juga nggak seneng. Apa yang salah ha? Diandra meluapkan emosinya kepada nicho. Memang dari pagi tadi nicho selalu memberinya ucapan dingin dan tatapan tak suka.
Nicho terdiam. Radit segera menenangkan diandra dan mengajaknya kekelas bima. Nicho tetap dikelas melanjutkan ceritannya lagi bersama alda, dan risa sampai bel pulang berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN LOVE AND AMBITION
Teen FictionBukannya cerita cinta yang selalu ditemani sebuah keromantisan! Bukan juga cerita cinta yang berjalan dan berakhir seperti sang pemeran utama dalam sebuah kisah percintaan. Ini adalah sebuah cerita cinta yang bisa saja berakhir sempurna. Hanya saja...