Setelah berbaikan hari minggu kemarin, mereka berlima : Diandra, Dina, Kerin, Tarisa dan Nabilah bersama seperti biasanya lagi. Sudah 1 minggu ini mereka selalu membawa sweater yang dibeli dipasar waktu itu kesekolah. Katanya supaya terlihat seperti geng pada umumnya. Saat ini mereka sedang dikelas, mendengarkan materi yang diberikan oleh guru bahasa indonesia, bu Endang.
"Anak-anak, tugasnya nanti dikumpul kekantor ya! Ibu keluar duluan, ingat jangan ada yang keluar sebelum bel berbunyi."kata bu Endang.
"Iya buk."jawab murid-murid kelas 91.
Bu Endang keluar kelas, kekantor mungkin, atau pulang duluan.
Tedy datang, maksudnya masuk ke kelas setelah tadi dari kantor dipanggil bu Dewi.
"Guys! Ada tugas nih dari buk Dewi. Katanya buat lilin hias dari catatan yang kemaren."kata Tedy memberi tahu teman sekelasnya.
"Ooh."tanggap Candra, teman sebangkunya sendiri.
"oii yang lain dengerin nih, cepetan kalian buat kelompok. Satu kelompok 10 orang. Cepetan mau dikumpulin nama-namanya."kata Tedy sekali lagi.
Semua murid 91 sibuk mencari kelompok. Kelompok Diandra tersisa 5 orang lagi yang harus dicari.
Nabilah langsung mengajak Aldi, pacarnya sendiri yang baru jadian dihari Dina dan Diandra musuhan. Kalo Dina tentunya mengajak Roy, gebetannya. Dina juga mengajak Danil, gebetannya Tarisa. Kerin mengusulkan Tio, teman semobilnya yang terlihat seperti tidak ada kelompok sedari tadi, dan akhirnya Tio menerima tawaran Kerin, karena memang belum ada kelompok tadinya. Tinggal 1 orang lagi.
Nabilah dan Dina kekursi Nicho.Nawarin ceritanya.
"Nicho, loh mau ikut kelompok kita nggak? "kata Dina
"Gue? Yaudah gue ikut kelompok kalian."setuju Nicho.
"Serius?"kata Nabilah yang mendapat anggukan dari Nicho.
Diandra sedari tadi menatap tajam kearah Nabilah dan Dina.
"Kenapa ngajak Nicho sih? "tanya Diandra.
"kelompok kita kan kurang."kata Nabilah polos.
"Maksud aku kenapa harus dia, kenapa nggak yang lain aja. Kalian kan tau aku kesel banget sama tuh anak. Gimana sih? "jelasnya.
Dina langsung menyambar."Yaudahlah Dra. Nggak usah dipermasalahin. Yang penting kelompok kita udah pas. Okey!"
Diandra mengangguk, walau tidak terima dengan kenyataan.
"kalau aja bukan karena buat tugas, aku nggak akan pernah mau nerima Nicho buat satu tim sama aku. Hari pertama aku masuk kelas ini aja, kaki jadi encok. Terus kemaren-kemaren juga selalu digangguin sama dia. Terus, gimana kalau setahun,Tuhan?"batin diandra sambil menutup mata.
"Nggak, aku nggak terima gitu aja kalo sih Nicho terus-terusan gangguin aku. Pokoknya, aku harus bisa kasih dia pelajaran, lebih dari apa yang dia lakuin ke aku." batinnya dengan mata yang masih tertutup dan mengendikkan bahunya. Lalu, dengan segera Diandra membuka matanya dan duduk kekursinya.
Anak kelas, teman-teman Diandra kebinggungan. Memikirkan tingkah Diandra yang tiba-tiba mengendikkan bahu dengan mata tertutup seperti orang yang sedang ketakutan.
******
"Eh guys, kalian mau pesen apa?" tanya diandra kepada teman-temannya. Dina, Kerin, Tarisa dan Nabilah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN LOVE AND AMBITION
Teen FictionBukannya cerita cinta yang selalu ditemani sebuah keromantisan! Bukan juga cerita cinta yang berjalan dan berakhir seperti sang pemeran utama dalam sebuah kisah percintaan. Ini adalah sebuah cerita cinta yang bisa saja berakhir sempurna. Hanya saja...