Zidny duduk tepat disamping (Namakamu) sesekali ia berteriak saat Iqbaal mulai menendang bola dan mencoba untuk memasukannya kedalam gawang, (Namakamu) hanya bisa diam dengan tatapan terus membuntuti arah Iqbaal bergerak."Emm, Zee kenapa jenguk Ari gak jadi?" Suara (Namakamu) menghentika aktivitas Zidny, gadis berambut blonde itu menoleh ke arah (Namakamu). "Dia udah pulang tadi siang (Nam..)" (Namakamu) mengangguk, dan setelahnya hening. Zidny kembali fokus meneriaki nama Iqbaal saat Pria bertubuh kurus itu dengan sigap menggiring bola ke arah gawang lawannya.
"Iqbaal, Ayooo!!" Teriaknya.
"Emm, lu gak pernah cerita sejak kapan deket sama kak Iqbaal" Zidny kembali terdiam, lantas membenarkan roknya dan fokus menghadap (Namakamu).
"Besok aja ya ceritanya..." (Namakamu) terdiam, Ia berusaha untuk tidak menunjukan wajahnya yang sudah mulai kalut dalam suasana, jemarinya meremas kuat ponsel digenggamannya. Detik-detik berikutnya ia menatap Zidny yang kembali melihat pertandingan Futsal satu Tim tersebut.
(Namakamu) bangkit dari duduknya,meraih slingbag kecil disampingnya lantas berjalan meninggalkan Zidny yang masih duduk pada tribun "(Nam..) lu mau kemana?".
"Gua ke kak Raffy dulu bentar" jawab (Namakamu).
"Raffy!!" Teriakan (Namakamu) membuat Raffy mengalihkan perhatiannya sejenak, lantas mengkode temannya untuk meminta Izin keluar dari pertandingan. Dengan langkah lebar Ia menghampiri (Namakamu) yang sudah berdiri di samping pintu.
"Gua pulang duluan" ketus (Namakamu).
"Why? Mau nunggu Gerald lagi yang entah kapan baliknya?" Raffy menatap (Namakamu) sebentar lalu ia mengalihkan perhatiannya ketika mata (Namakamu) mulai memerah, "Fy please!".
"Okey, gua gak akan ngelarang lu pulang But gua gak bisa nganter lu sekarang" (Namakamu) mengangguk mantap, Ia akan menggunakan jasa taksi untuk kembali kerumah.
Diam-diam Zidny memperhatikan (Namakamu) dari jauh, Ia tak tahu (Namakamu) akan pergi kemana, Dirinya juga tak mngerti kenapa tiba-tiba (Namakamu) ingin pergi. Tak biasanya (Namakamu) bertingkah seperti itu, Bahkan sahabatnya itu selalu saja cerewet menceritakan cowok yang Gadis itu sukai tanpa ingin memberitahu namanya pada dirinya.
"Kak Rafto (Namakamu) dia pulang?" Tanya Zidny.
"Pengen ketemu Gerald, katanya sih begitu".
* * *
(Namakamu) terbengong memandang jalan Raya dari jendela taksi, begitu banyak hal yang Ia pikirkan. Ia tak mengerti bagaimana tentang perasaannya, rasa sedak menyelimuti dadanya begitu dalam kala mengingat bagaimana Zidny menyemangati Iqbaal, Pria yang Ia kagumi.
"Kenapa seperti ini? Kenapa dari dulu cowok yang gua suka pasti dia suka sama Zidny? Kenapa Tuhan" detik itu juga Ia meneteskan Airmatanya, alunan lagu I'm gonna Lose you Mengalun pada Earphone nya untuk mengikuti alunan hati yang begitu runtuh.
"Dulu Ari, sekarang kak Iqbaal" gumamnya lagi.
"kiri pak" setelah memberikan ongkos yang tetera (Namakamu) keluar dari taksi, Ia bingung akan kemana, kakinya terus melangkah tanpa memiliki tujuan
setelah 5 menit berjalan (Namakamu) duduk di bangku kosong dekat jalan raya, di tempat tersebut hanya ada dirinya dan juga 2 pria di depannya yang tengah berbincang. pandangannya menatap lurus kedua lelaki tersebut Namun pikirannya berjalan jauh entah kemana.
"(Namakamu)!!" Gadis itu terlonjak dari lamunannya saat salah satu dari pria didepannya memanggil nama dirinya.
"Rajen lu udah di jakarta? sejak kapan?" Ia berdiri menghampiri Rajen yang duduk bersama dengan temannya yang tak ia kenali "Ya Allah Jen, akhirnya lu balik juga"
Rajendra adyatma, pria berumur sekitar 17 Tahunan itu tersenyum melihat (Namakamu) yang begitu excited. "apa kabar lu? Tumben lu gak bareng Zidny, dari dulu kalian kan kaya perangko. lengket" (Namakamu) tersenyum menanggapi pertanyaan yang Rajen lontarkan. temannya semasa SMP itu masih sama seperti yang dulu, Baik dan unik.
"kenalin dia temen gua di Tokyo" Ujar Rajen, (Namakamu) mengulurkan tangannya pada Pria yang berambut hitam lebat dan agak panjang itu. "(Namakamu)" Senyuman tipis menghiasi wajah (Namakamu).
"Arbani Yasiz panggil aja bani" balas pria tersebut.
setelah sedikit berbincang ketiga manusia itu memilih untuk melanjutkan obrolan ringannya di kafe terdekat. awalnya Arbani sungkan dan menolak ajakan (Namkamu), Namun setelah (Namakamu) meyakinkannya Arbani menerima ajakan keduanya.
"jadi lu mau sekolah di GIS lagi?, terus Bani gimana?" pertanyaan (Namakamu) yang entah sudah ke berapa.
"iya, Bani juga bakal lanjut di jakarta...." ucapan Rajen sedikit menggantung, seperti ada sesuatu yang mereka tutupi Namun (Namakamu) tak ambil pusing ia memilih untuk tidak terlalu mencampuri urusan pribadi orang lain.
"lu kesini mau dapetin zee lagi?. telat lu Zidny udah pdkt an sama kak Iqbaal" setelah mengucapkan kalimat itu (Namakamu) langsung mendapatkan toyoran dari tangan milik rajen.
"Najiz, omongan lu gak mutu" jawab Rajen
(Namakamu) meraih beberapa Album dari dalam laci meja belajarnya, jemarinya mengusap sampul album tersebut, entah sudah berapa tahun ia tak membuka Album tersebut.
terlihat senyuman yang begitu tulus yang menghiasi wajah 3 Anak kecil yang berada didalam Album tersebut, Gerald, Raffy dan juga (Namakamu) yang tengah duduk di Gazebo dengan bermacam mainan yang berserakan. (Namakamu) membuka tiap lembaran dari album tersebut, Rasanya begitu Rindu untuk mengulangi semuanya, Sebelum dirinya kecelakaan semuanya nampak baik-baik saja.
"Abang, Gua gak ngerti kenapa Abang sekarang berubah..." Gumamnya,
Suara pintu kamar terbuka dan menampilkan Raffy yang berdiri di ambang pintu kamar (Namakamu), dan detik itu juga buru-buru Ia menutup Album di hadapannya tersebut lantas menatap Raffy yang mulai berjalan menuju kasur.
"Mana? Gerald gak balik kan?..Dia itu bukan kakak yang baik (Nam..)!" Suara itu terdengar tegas Namun tak terlalu keras, Raffy menghembuskan nafasnya keras-keras lalu mengusap wajahnya yang begitu lelah.
"Gua tau lu Sayang sama Gerald, Tapi dia udah ngecewain semuanya--"
"Stop, jangan bahas itu lagi" Setelahnya keduanya terdiam dalam keheningan, masing-masing memejamkan matanya berudaha meredam Emosi.
"Bentar lagi Gua lomba Futsal, Gua harap lu mau nonton dan nyuport gua" (Namakamu) tetap terdiam sebelum Akhirnya ia menggelengkan kepalanya pelan, Dengan wajah yang lurus menghadap meja belajarnya.
"Kenapa??, Lu mau bilang kalo lu gak suka Futsal??"
"Bukan, Gua gak Kuat ffy" Serunya, Ia membalikkan wajahnya menghadap Raffy yang duduk bersila di atas kasur. "gua gak kuat kalo harus ngeliat Zidny begitu dekat sama Kak Iqbaal" Ujarnya pelan, sangat pelan Namun Raffy masih bisa mendengar semua kalimat tersebut.
"Lagi??"Jeda Raffy "semuanya keulang lagi??" (Namakamu) mengangguk lalu sedetik setelahnya Ia tertawa keras menutupi kesedihannya.
"Udah hak usah mellow, sana pergi gua mau tidur.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan [IDR]
FanfictionBukan hanya kehidupan yang membuat kita menghadapi sebuah Pilihan. begitu pula dengan Cinta. "aku mencintai Zidny, wanita yang sudah kupuja-puja sejak dulu. namun rasa cintaku padanya berbeda saat kehidupanku di Hadiri seorang Gadis cantik yang p...