Pilihan-4

1.4K 115 0
                                    


(Namakamu) Berjalan mengitari ranjangnya dengan tangan yang menyilang didepan dada, entah sudah berapa kali ia memutari ranjangnya. Besok adalah pertandingan Final Futsal tim Raffy sekaligus Iqbaal Namun, Ia belum menentukan pilihannya untuk menghadiri pertandingan itu atau tidak.

"kalo gua dateng gua harus siap mental, kalo gua gak dateng gua yakin Raffy pasti marah" Langkahnya terhenti, Ia menduduki ranjangnya lantas mengambil ponselnya di atas Bantal, Mengetik nama Rajen dalam kolom kontaknya.

Jen, Lu besok bisa temenin gua Nonton pertandingan Futsalnya kak Raffy gak?
19.30

Bisa!!, Lu besok dateng aja kerumah gua.
Rajen 19.38

(Namakamu) tersenyum tipis lalu meletakkan ponselnya diatas meja belajarnya, Kakinya beranjak meninggalkan kamarnya. Suasana rumahnya saat ini sangatla Sepi, mungkin hanya ada dirinya dan beberapa asisten rumah tangga. Ia menapaki tangga menuju Kamar Gerald yang berada di lantai satu.

mata (Namakamu) menyipit kala mendapati pintu kamar Gerald yang terbuka lebar dengan lampu yang menyala, Buru-buru Ia berlari memasuki kamar kakak sulungnya itu.

"Kakak.." Ucapan (Namakamu) terhenti kala mendapati Gerald tengah terbaring diatas kasur bersama seorang perempuan yang tak (Namakamu) kenali.

"Ngapain lu masuk kamar gua!? Pergi!" Suara Tegas Gerlad membuat dirinya tersentak, Bahkan (Namakamu) terkejut saat mendapati Gerald tanpa kaus yang membalut dada bidangnya. "Gua bilang pergi ya pergi!!"

"gak!!" langkah (Namakamu) semakin mendekati ranjang, Tangannya meraih selimut yang digunakan Oleh perempuan berambut Ombre untuk menutupi tubuhnya.

"Stop!!, Gua bilang Pergi Sekarang Atau...

.....Gua gak akan pernah balik kerumah ini?" (Namakamu) melepaskan selimut tersebut. "Elu cewek jalang! Jangan pernah ngajarin abang gua hal yang gak patutt!!" Jemari (Namakamu) menunjuk perempuan itu dengan tajam dengan tatapan mata yang menyala.

"Heh! elu itu masih bocah, Gak usah sok dewasa, mending cepet cabut dari kamar gua!".

* * *


Raffy meneguk Mineralnya hingga tersisa seperempat botol saja, Lalu meraih Ranselnya di samping Iqbaal.

"Gua harap kita besok bisa maksimal" Ucapan Iqbaal membuat Raffy menoleh dan memperhatikan Pria kurus itu dengan seksama. "Yoii broo,," Raffy menepuk bahu Iqbaal.

"kalo besok menang, Kita bakalan rayain itu di rumah gua" Raffy tersenyum, Tentu ada sebuah maksud terselubung dari ucapan Raffy beberapa detik yang lalu.

        Raffy menatap heran (Namakamu) yang terduduk di bangku teras seorang diri, Ia mengerti ketika melihat mobil BMW milik gerald terparkir rapi dalam garasi.

"kenapa lu??" Tak ada jawaban, (Namakamu) berusaha untuk tidak menghiraukan kedatangan Raffy,

"Gua yakin Dia pulamg bawa cewek dan sekarang mungkin lagi perang desah dikamar" seketika itu (Namakamu) menatap Raffy dengan tatapan yang mengintimidasi, "Lu tau dari mana?"

"Lu emang udah Amnesia atau bego si (Namm.)?? Lu lupa kalo Gerald gak akan pulang tanpa maksud tersendiri??" (Namakamu) masih diam tak ingin menjawab pertanyaan Raffy, Ia hanya menatapnya dengan tatapan tajam.

"Bahkan dia udah lebih dari 3 Kali bawa cewek pulang!" Setelah mengucapkan kalimat itu Raffy melenggang meninggalkan (Namakamu), Badannya begitu lengket membuatnya  ingin untuk segera masuk kedalam Bathtub.

*

      (Namakamu) keluar dari mobil sport Merah di Ikuti oleh Rejan berikutnya, Kedua remaja itu berjalan beriringan memasuki gedung Olahraga. mencari tempat duduk terdepan Agar (Namakamu) bisa melihat Raffy dengan leluasa.

"Besok gua udah mulai sekolah di GIS" Rajen membuka pembicaraan diantara keduanya, Lalu (Namakamu) menoleh lantas tersenyum pada Rajen "Bagus lah, GIS masih monoton kok, gak ada yang berubah".

Rajen ikut tersenyum, Temannya masih sama seperti dulu terlihat bahagia dan ceria. "Gak nanya" (Namakamu) mendelik mendengar jawaban dari rajen, Ia menjadikan paha Rajen sebagai sasarannya untuk balas dendam karena ucapan menyebalkannya.

"Sakit, Anjir"

"makannya jangan bikin Hati (Namakamu) mangkel" Lagi-lagi Rajen tertawa melihat wajah Kesal (Namakamu), Bahkan bibirnya terlihat menggemaskan di mata Rajen.

"Jelek,"

"Bodho!, Nyesel gua ngajakin lu, ternyata lu masih nyebelin kaya dulu".

Setelah beberapa menit perbincangan di Antara mereka, Sekolah (Namakamu) keluar untuk bertanding melawan SMA Tuna Wijaya Jakarta, selatan. (Namakamu)  memperhatikan dengan jeli pemuda dengan Tanda Kapten di lengan kirinya dan juga rambut yang terlihat berdiri dengan pomade  yang memolesnya, Itu Iqbaal Kakak kelasnya sekaligus teman sekelas Raffy.

"Lu ngeliatin apaan si?" Tersadar akan pandangan (Namakamu) yang seperti terkagum, Rajen mengikuti arah pandangan gadia di sampingnya itu.

"Lu suka Sama Iqbaal?" Cetus Rajen, Seketika itu (Namakamu) menoleh dan memandang Rajen dengan bingung. "Enggak, Dasar sotoy"

"kalo lu gak suka sama dia, Gua udah yakin kalo lu gak bakal ngajakin gua nonton dan lu bakalan disana bareng Zidny buat nyemangati abang lu" Pria itu menunjuk seorang Gadis Yang duduk pada tribun terbawah, yang terlihat Antusias untuk menyemangati Iqbaal dengan handuk kecil dan satu Botol mineral yang memenuhi kedua tangannya.

sementara itu (Namakamu) terdiam, Memandang Rajen lantas tersenyum miring. Dari dulu Cowok itu selalu tahu (Namakamu) dan mengenal (Namakamu).

"kok kamu nyebelin si?" Aba-aba cubitan (Namakamu) terhalang oleh tangan Rajen yang sudah menggenggam erat lengannya.

"mau nyubit lagi? Mana bisa."

"Sial, Lu emang temen gua yang paling Bangsat Jen!" Lantas keduanya tertawa, Melupakan pertandingan dan Asik dalam dunia mereka sendiri.

* * *

       Iqbaal mengusap pelih keringatnya dengan Handuk kuning yang Zidny berikan.

           "Makasih"  Ujarnya Tersenyum memandang Zidny yang juga terlihat bahagia, Setelahnya Ia meneguk Mineral itu hingga benar-benar Habis.

"sekali lagi Selamat ya baal, Tim kamu berhasil" Iqbaal mengacak rambut Blonde milik Zidny lalu tersenyum, Hal itu membuat Perempuan tersebut semakin Bahagia.

    Sementara itu Raffy, Rajen dan (Namakamu) tengah menikmati sepiring Nasi goreng di hadapan mereka masing-masing. Awalnya (Namakamu) menolak untuk makan di warung makan tegal di pinggir jalan seperti sekarang ini Namun, Karena Rajen memaksa dengan Alasan 'Rindu makan di tempat ini' (Namakamu) terpaksa menurut.

"Gua pikir lu bakalan dateng bareng Zidny, Eh ternyata sama Sahabat lama" Kekeh Raffy membuat (Namakamu) memberhentikan Aktivitas makan, Ia menyedot Es jeruk di sampingnya.

"Yang penting dateng ke acara penting Lu 'Kan?"

Ia membalikam sendoknya tak berniat untuk menghabiskan makanan miliknya, Memperhatikan Rajen dan juga Raffy yang masih dengan nyaman menikmati makanan. "Buruan habisin, Gua pengen cepet-cepet bersihin badan".

"Padahal gua pengen ngajak kalian keliling jakarta dulu, Udah rindu banget gua sama suasana kota metropolitan ini" (Namakamu) memandang Rajen malas, Jalan-jalam di malam hari dengan suasana seperti ini adalah hal buruk, badannya yang terasa lengket dan juga perutnya belum benar-benar terisi membuatnya semakin malas untuk berlama-lama di luar.

"Boleh juga ide lu" Seru Raffy, Menyeruput Teh hangat miliknya. dan seketika itu juga (Namakamu) memelototkan matanya ke arah dua pria yang duduk bersampingang di hadapannya.

"IDE.BURUK!" Ia menekankan setiap kata tanda sangat tak menyukai rencana mereka.

"Anterin Gua pulang dulu, Baru kalian boleh pergi!" Namun, Raffy dan Rajen hanya tertawa melihat (Namakamu) seperti itu.

~Diansaa

Pilihan [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang