Pilihan-10

672 59 12
                                    


          Zidny memejamkan matanya, kalimat yang Iqbaal ucapkan tadi terus terngiang dalam kepalanya, seakan-akan berlomba memenuhi otaknya, pendengarannya berhalusinasi kalimat itu terus saja terdengar seperti sang tembok tengah berbicara padanya. Tangannya mengusap wajah dengan kasar, lalu menyibakan selimut yang menutupi sebagian dari tubuh.

Jam sudah menunjukan pukul 22 lewat 50 WIB, Namun ia sama sekali tidak merasakan kantuk 'zee, aku mau kita berteman dulu buat saat ini' hanya Kalimat itu yang selalu menghantui pikirannya.

* * * * *

        "kenapa?" Tanya (Namakamu), pandamgannya menyapu pekarangan belakang sekolah, daun berserakan, rumput terlihat kering tak searah dan juga tembok gudang yang kusam menyatukan suasana saat ini, sesekali (Namakamu) menghembuskan nafas kasar.

"Kenapa diem aja sih zee!" Zidny, gadis itu menatap (Namakamu) dengan melas, matanya menunjukan tersirat sebuah beban yang berat, rambutnya kacau, dan juga kantung mata yang terlihat begitu hitam nan sangat jelas.

(Namakamu) menghelas nafas, dan menghembuskan dengan mata terpejam, pandangannya sudah tak lagi tertuju pada zidny.

"Kenapa lu berubah (Nam)?" Ujar Zidny pelan atau mungkin hampir tak terdengar.

"Lu tau kan kenapa gua nyuruh lu nemuin gua disini?".

"gua gak ngerti apa yang kamu maksud, gua gak ngerti akan perubahan lu selama ini (Nam)". Lidah (Namakamu) kelu meski untuk mengucap sepatah kata, hatinya kembali sesak mengingat apa yang selama ini terjadi. "Lu egois, Lu gak pernah mikirin gua dan gua benci sama elu!".

"Gua sama sekali gak ngerti apa yang lu bilang (Nam)".

"Gua.Benci.elu".

(Namakamu) meninggalkan zidny, nafasnya tercekat, hatinya perih. Zidny. Gadis yang selalu menemani hari-harinya, bercanda, bahagia semua sudah dirinya lewati bersama gadis yang bernama zidny, namun itu dulu.

(Namakamu) berlari menuju ruangan kosong, kakinya lemas tak kagi juat menahan tubuhnya, Ia tersungkur. Air matanya kembali menetes entah sudah berapa banyak. Ia salah sudah mengucapkan kata itu pada zidny, Harusnya Ia tidak mengucapkan kalimat itu, harusnya dirinya bisa menerima jika kak Iqbaal lebih memilih Zidny dari pada dirinya.

"Maaf zee. Gua udah gak bisa lagii,,gua udah gak bisaa lagi menahan semuanya" air mata (Namakamu) semakin deras, dadanya terasa begitu sesak.

      Sementara itu, masih di tempat yang sama. Pekarangan belakang sekolah, Zidny terduduk di sendiri, mikirannya perlahan merangkai setiap kejadian yang sudah terjadi, menjauhnya (Namakamu), sorot mata kebencian dan pernyataan iqbaal saat di taman. "jadi, (Namakamu) suka sama Iqbaal dan gua udah ngebuat dia iri selama ini?" Ia masih tak mengerti, semuanya berjalan tanpa dugaan.

Zidny berjalan melewati koridor kelas, badannya tampak lesu seolah kakinya tak mampu menahan berat tubuhnya, pandangannya terus menunduk tak peduli lingkungan disekitarnya. Sekolah tampak sepi, hanya beberapa anak yang ada jadwal ekstrakulikurer yang terlihat. Ia memilih berjalan melewati gerbang SMP untuk menghindari lapangan basket yang tampak ramai.

"zee..." langkah zidny terhenti, memandang seorang gadis yang sudah berdiri di hadapannya, "ada titipan buat lu,," mata zidny beralih pada amplop berwanna biru muda dengan motif awan sebagai perekatnya, tertera nama dirinya di bagian belakang amplop itu, meski belum sepenuhnya terlihat namun ia sudah tau siapa pengirim amplop itu.

"makasih ya" ujarnya sebelum memasukan kertas iitu kedalam tas miliknya.


   Sedari tadi zidny hanya berjalan mondar-mandir mengelilingi kamar, sesekali ia melihat ponsel ditangannya dengan bimbang, ia tak mengerti apa yang harus dirinya lakukan. Sudah berkali-kali ia mencoba menghubungi (namakamu) namun tak ada jawaban sama sekali.

'nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar service area, mohon coba beberapa saat..'

"shitt!!!"

"gua gak ngerti lagi harus berbuat apa (namm).." ujarnya pelan.

*****
Maaf ya pendek heheh, gabisa buat mikir nih otakk heheh

@diansaa

Ig: @Dsnsaa



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pilihan [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang