Chapter 4

13 4 0
                                    

"Wind slice! Goaarrr..."

"Kagama itu dia! Kajima sedang bertarung"

Sejenak Kagama terdiam.

"Aku akan bertarung dan membawanya pulang nanti!"

Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan. Dari kejauhan, telah tampak rupa gunung lava hoturi. Mereka semakin mendekat, mendekat, mendekat. Ok! Tibalah mereka di kaki gunung itu.

"Cukup, perjalanan selanjutnya akan ku tempuh sendiri."

Ia turun dari scorp, dan mempersiapkan rantai dan panahnya.

"Tunggu kagama! Kami akan membantumu."

"Kalian tidak ada hubungan dengan urusan diriku"

Tiba tiba kashima turun dari punggung scorp.

"Akan kah seorang adik kandungmu dan seorang sahabat perempuan setiamu tidak ada hubungannya dengan mu?"

"Adik?" Tanya futari

"Baiklah, ayo berangkat!"

...

Huft... Huft... Huft...

"Oke, akhirnya sampai! Kagama san, dimana dia?"

Tiba tiba, lava yang berada didalam gunung itu mendidih dan membentuk pusaran, bagaikan tornado api. Tornado api itu  semakin ke arah Kagama. Dan...

"Roar...... "

Seekor elang api terbang ke arah kagama, sambil berputar putar menyerupai gasing. Mereka mundur beberapa langkah. Dengan rasa takut bercampur tekad, Kagama mengambil rantai darah, dan berusaha melibas elang itu.

Tas! Tas! Tas!

Hingga 3 kali ia berhasil mengenai elang itu. Membuat beberapa goresan di tubuhnya.

"Disini sangat panas...!"

Roar... "ana muda, segitukah kekuatammu? Rasakan kekuatanku..."

Elang itu terbang dengan cepat ke langit.

"Dimana dia...?"

"Fire lighting!"

Dengan kecepatan suara, elang itu terjun dari langit. Setiap lapisan langit yang dilewatinya membuat bekas api diudara. Elang itu menyerupai meteor yang jatuh.

"Ini tugasku Kagama san!"

"Great earth wall!"

Kashima membentuk dinding sangat besar dari tanahnya. Dinding itu menutup sekeliling wilayah mereka.

Roar...! Trak... trak... trak.!

Elang itu menembus satu persatu lapisan dinding tanah buatan kashima.

Tiba tiba Kagama mulai berputus asa.

"Apakah kita akan disini?"

Trak! Dinding itu hancur total.

"Ok, kita aman!"

"Gravity Push!"

Futari mengeluarkan tekhnik aneh. Seolah olah, ia mengendalikan gravity dan membuat perlindungan.

"Aaargh...!" Elang itu terpelanting usai menyerang pelindung itu. Membuat sebelah kakinya menjadi patah. Dengan kondisi kaki yang patah, elang itu sulit untuk menegakkan tubuhnya.

"Elang sialan...! Gutting stone!"

Tanah yang berada dibawah kashima terpecah belah dan berubah menjadi  batu, naik hingga ke sekeliling tubuhnya. Shoot!

Kashima mengarahkan Ke elang itu.

"Mati kau....!"

Elang itu berusaha terbang, usahanya berhasil. Ia hingga ketinggian 20 M. Ia juga sempat menghidupkan kembali apinya. Namun...

Trak trak trak trak trak trak !

Teknik kashima mengenainya. Api yang ada ditubuhnya padam seketika. Elang itu terjatuh lemas kembali.

"Oke! Sekarang kita bisa mengambil kristal itu" ujar kagama. Kagama berjalan kembali ke puncak gunung itu. Kristal itu terlihat jelas mengambang diatas lava.

"Bagaimana aku mengambil kristal itu, jika terjun kesana, aku pasti hangus terbakar, berdiri di sini saja aku sudah benar benar kepanasan." Gumamnya dalam hati.

Di tengah kebingungannya, phoenix yang awalnya pingsan, sadar kembali. Elang itu berusaha terbang, tapi tidak juga berhasil.

"Elang terkutuk! Matilah kau! Scorp! Tusuk dia!"

Kalajengking raksasa itu langsung mengarahkan ekor beracunnya ke arah phoenix.

"Cukup! Biarkan dia hidup, dia adalah hambanya."

"Kagama san! Tapi...."     "Sudah! Pikirkanlah cara mengambil kristal itu!"

Mereka bertiga melihat kristal itu. Tiada seorangpun yang memberikan ide.

Disaat mereka mulai berputus asa, elang tadi tiba tiba dapat terbang kembali. Seperti tidak di lukai oleh apapun.

Roar...! Elang itu kembali menuju dalam gunung.

Puffffrfff...... Elang itu muncul kembali menangkap kristal itu dengan paruhnya. Elang itu berperilaku aneh, ia memberikan kristal itu kepada Kagama.

"Ada apa denganmu?" Ujar Kagama.

"Berkat perkataan dan ketulusan hatimu, aku terbebas kan dari kutukan penyihir yang dahulu pernah berusaha menangkapku, ketahuilah! Aku memiliki jurus awet muda, tadinya umurku telah terhitung 350 tahun."

"Terima kasih phoenix ! Maukah kau menjadi sahabat hidupku?"

"Baiklah... Sahabat!"

Pertama kristal itu di satukan dengan raga kagama. Kemudian roh phoenix bersatu dalam jasad Kagama.

"Kagama... Kapan kita berangkat ke stadion?" Ujar Futari.

"Oh ya! Makasih udah ingatin cantik... Astaghfirullah!! Bercanda."

"Oh... Sama sama"

"Sanggup jalan Scrop?" Tanya kashima.

"Aaarrgghhh.... Sanggup!"


Tbc

Maafkan jika ceritanya kurang nyambung, aneh, typo, atau kecepatan. Aku hanya seorang pemula.

...

Jangan lupa di vote and coment y...

Thank's

Sweet regards

Author ^^  

Seven CrystalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang