Chapter 2

14 5 0
                                    

Trang! Trang! Trang Trang Trang!

     Sepertiga harinya ia habiskan untuk berlatih. Sepertiga hari juga muk yan jong terkena serangan.

Berbagai penjelasan tentang tekhnik bertarung wingchun telah dikuasai oleh Kagama. Ketinggian IQ yang dimiliki Kagama membuatnya mudah memahami setiap tekhnik baru yang diajarkan kakeknya.

------after ----- 2 week ------

Suatu hari, ditengah latihan, mendadak kakek Kagama terduduk dan berubah ekspresi. Awalnya, ia bangga akan cepatnya perkembangan Kagama. Mendadak, raut mukanya berubah seperti memikirkan sesuatu yang membuatnya sedih.

"Kek, ada apa?"

Tiba tiba, kesedihan kakeknya terhenti sesaat. Sambil menahan lalu menghembuskan nafas. Ia berkata
"Ketahuilah cucuku, sesungguhnya engkau memiliki dua orang adik, aku membayangkan jika mereka disini, dia pasti akan latihan bersamamu."

"Benarkah? Dimana mereka sekarang?"

"Adikmu yang pertama, kajima. Ia kini diasuh oleh raja jepang. Kala itu, rumahmu diserang penjajah, karena tak tau mau berbuat apa, aku dan ibumu menitipkannya pada raja itu. Adikmu yang kedua, kashima. Masih pada masa penjajahan, saat rumah terkepung oleh penjajah, adikmu lari entah kemana. Ingatlah, tanda lahirmu sama dengan tanda lahir mereka. Yaitu, symbol petir hitam dileher belakang."

Tiba tiba Kagama menangis, dengan rasa amat rindu pada adiknya, ia peluk erat tubuh kakeknya.

"Kek, demi zat yang jiwaku berada ditangannya. Aku berjanji membawa mereka kembali padamu."

"Buktikanlah, cucu tersayangku! Kau pasti bisa melakukannya! Kakek sayang padamu."

------after------1 month-----------------------------------------------------------------------------------------

Latih otot, berlari, melompat, berenang, salto, merayap, wing chun, memanjat, telah dikuasainya.

Sudah 3 bulan ia berlatih. Tibalah saat menuai hasil usahanya.

"Kagama, sebelum engkau pergi, kakek ingin engkau bertarung denganku."

"Hiaaaa...." "Sap! Sap! Tap tap tap!

Dengan penuh semangat, tangannya terus beradu dengan tangan kakeknya.

"Trap!" Pukulan Kagama mengenai wajah kakeknya.

"Maaf kek!"

"Kagama, kau adalah anak yang terampil. Sampai disitu saja, kurasa aku sudah dapat melepaskannya. Satu hal yang harus kau ingat. Tahanlah amarahmu sekuat mungkin kepada seseorang yang membuat mu marah. Tapi jika orang itu ada hubungannya dengan keluargamu yang engkau sangat cinta padanya. Lepaskanlah amarahmu sekuat mungkin karena cintamu pada keluargamu."

"Aku akan mengingatnya kakek!"

...

Setelah semua pembekalan siap. Dengan rasa sedih ia tinggalkan sang kakek.

"Kagama... Berhati hatilah... Jangan lupakan kakekmu..." (dari kejauhan)

"Tak mungkin aku melupakanmu kek.... Selamat tinggal...!!"

Awalnya, kakek yang tinggal dirumah itu ditemani cucunya. Begitu juga sebaliknya. Demi cita cita, mereka harus terpisah.

Perjalanan dari china ke jepang tidak mudah, bayangkan, jika ia harus berjalan kaki 100 km ke gunung itu. 30 km telah dilaluinya, untuk sampai kesana. Di km berikutnya ia harus melewati hutan aokigahara. Hutan itu sangat terkenal dengan berita pembunuhannya. Tiap manusia yang melewati tempat itu tidak pernah keluar lagi.

"Hah... Itu adalah hutan aokigahara. Jika aku tidak melewati tempat itu, aku tidak akan sampai pada tujuanku... Ok!"

Dengan rasa percaya diri ia telusuri hutan itu. Tiba tiba ia terhenti. Lalu...

"Sap!" Seseorang seperti ingin menawarkan sebuah kapak ke kepalanya. Dengan sigap, ia tangkis serangan itu.

"Hitam, tinggi, tak banyak pakaian, apa kau... Suku pedalaman! Jadi kau yang selama ini membunuh orang orang?"

"Aaargh..." Fast kick!"

Perseteruan itu tak berlangsung lama, Kagama memandang kepalanya hingga ia terbanting sekarat.

Setelah keluar dari hutan itu,tiba tiba ia dihadang oleh seorang yang berpakaian persis seperti yang menyerang sekolahnya waktu itu. Kali ini ia tidak menutup kepalanya.

"Crocodile aura!"

Tiba tiba orang itu mengeluarkan aura buaya, hingga Kagama terbanting keras.

"Haha... Bocah ingusan, datanglah kepadaku jika kau sudah kuat. Ingat wajahku, keturunan Yip Wing bajingan!"

Usai terkena serangan tadi, ia pingsan seketika. Suara orang itu terdengar samar samar olehnya.



Tbc

Maaf kalau ceritanya pendek, Typo, atau pun kurang nyambung. 
Aku masih seorang pemula 

Dan...

Jangan lupa vote and coment nya ya

Biar Author makin semangat bikinnya...

Sweet regards

Author ^^  

Seven CrystalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang