TUJUH

306 46 9
                                    

Berbagilah, sendiri bukan pilihan
tapi keegoisan
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Seoul 2000

Hari ini adalah hari terakhir dalam kalender tahun 2000, yaitu 31 Desember. Seluruh seoul di penuhi oleh tumpukan salju. Suhu yang begitu dingin menusuk hingga tulang tak menghentikan laju mobil pria itu. Pria itu membawa dua orang anak di kemudi belakang mobilnya. Satu orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan. Keduanya tertidur pulas dengan balutan mantel hangat dan selimut tebal berwarna coklat yang menghalau segala macam bentuk kedinginan yang merambat. Pria itu masih melajukan mobil sedan kuno berwarna hitam miliknya dengan kecepatan sedang.

25 menit berlalu setelah melewati tol, mobil itu berhenti di depan sebuah bangunan dan memarkirkannya. Terdengar suara sambungan telepon dari dalam mobil itu. Rupanya, pria ini sedang menghubungi seseorang.

"Ku tinggalkan mobilku di depan bangunan bbukdal!"

"..."

"Baiklah! Aku mengerti!"

"..."

"Lakukan tugasmu!"

Percakapan itu di putus dengan sangat terburu-buru. Pria itu menghela nafas dengan kasar dan mengusap wajahnya dengan sesekali membenturkan kepalan tangannya ke kepalanya. Pria itu kembali mengontrol perubahan emosinya, ia kembali menetralkan gejolak di dalam dadanya.

"Sehun-a.. Seungwan-a.. bangun!", pria itu membangunkan kedua anak itu dengan menepuk nepuk tubuh mereka pelan

"Nggghhh.."

Terdengar lenguhan dari kedua anak itu, yang dengan cepat tersadar dari tidurnya

"Kita sudah sampai ayah?"

"Ini dimana paman?"

Itulah kalimat pertama sebagai bentuk sapaan mereka setelah membuka mata.

"Mobil ayah mogok, kita naik taksi ya?"

Tanpa adanya balasan, anak laki-laki bernama Sehun dan anak perempuan bernama Seungwan itu hanya menurut. Mereka keluar dari mobil dan berpindah mencari taksi. Setelah masuk ke dalam taksi tersebut, sang sopir pun menanyakan tujuan si penumpang.

"Bandara"

###

Seorang laki-laki dengan tinggi sekitar 178cm itu berjalan dengan langkah pasti menuju salah satu bilik yang berada dalam ruangan UGD rumah sakit "Budi Kerto". Langkahnya terhenti tepat saat tangannya menyentuh tirai pada bilik itu, di bukanya perlahan dan menampakkan seorang lelaki muda terbaring dan seorang gadis duduk disampingnya.

"Nona Seungwan!"

Gadis yang sedari tadi menatapnya dengan pandangan aneh akhirnya berkedip dan menyahuti sapaannya.

"Iya dok, bagaimana hasil pemeriksaannya?"
"Kakak saya baik-baik aja kan?"
"Kami bisa pulang kan?"

Cerca gadis itu yang kini sudah dalam keadaan berdiri di depan lelaki yang ternyata adalah dokter yang bertanggung jawab atas kakaknya.

"Tenanglah nona!"

Dokter itu mencoba menenangkan Seungwan yang mendadak menghujaninya rentetan pertanyaan.

"Maaf, Dokter!"

Sadar akan perilakunya yang di luar kendali, Seungwan kembali menetralkan emosinya. Kondisinya kini cukup memprihatinkan. Jangan lupakan bagaimana sembabnya kedua mata itu.

I'm Okay // ssw.osh.kth.mtWhere stories live. Discover now