I'm Okay // ssw.osh.kth.mt

DELAPAN

Ungkapkan sebelum semua hanyalah ungkapan tak bermakna
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Kalian gak bakalan bunuh gue 'kan?", cicit Jackson ketakutan mendapat reaksi dari kedua lelaki tampan di depannya saat ini

Keduanya hanya diam tak menjawab dengan tatapan yang masih mengarah padanya

Jackson pun menelan ludahnya kasar

"Kalian gak pengen liat kakaknya Seungwan?", tanya nya lagi mengalihkan perhatian, namun gagal

Tiba-tiba terlintas ide yang sangat ia anggap genius.

Jackson meletakkan smartphone nya tepat di telinga seraya berucap.

"Halo, iya Seungwan?"

Kedua lelaki di depannya mengernyitkan kulit dahinya, matanya memicing ke arah Jackson

Jackson masih tetap dalam posisinya dengan sesekali membuang pandang ke seluruh penjuru ruangan

"Oh, kau ingin Mark menemuimu?"

Kalimat itu semakin membuat lelaki yang namanya di sebut memicing curiga pada Jackson

"Oke, kita kesana sekarang! Bye, Seungwan!"

Dijauhkanlah benda persegi panjang itu dari telinga kanannya dan memasukkannya kembali ke kantong celananya.

"Lo denger kan Mark, si Seungwan nyariin lo, mau micingin gue terus lo?", Ucap Jackson percaya diri

"Sejak kapan Seungwan punya nomor lo?"

Jackson membeku di tempatnya tak menjawab dan Mark melanjutkan kalimatnya.

"Sejak kapan kalian akrab? lo bilang apa? Bye Seungwan?"

Jackson hanya mampu mengedip-ngedipkan matanya berulang kali dan di akhiri dengan cengiran bodohnya.

"Hehe.. sejak barusan, Mark!"

"Buang waktu sama kalian!"

Itu bukan Mark, jelas sekali kalimat pedas itu keluar dari mulut lelaki tampan satunya lagi. Setelah mengatakan hal itu, ia keluar dari ruangan itu.

Plettakk!

"Aduh!"

Itu suara keluh Jackson yang mendapat jitakan dari Mark

"Lo, gini ya Mark ama gue! Oke fine!"

"Apanya yang fine??"

"Gajadi, yuk Mark, ntar lo mau si Sehun-Sehun itu dua dua an ama Seungwan!"

"Bertiga, masih ada kakaknya!"

Kalimat penutup Mark sebelum keluar dari ruangan yang seperti memiliki udara lebih panas dari ruangan ber-AC di seluruh dunia ini.

###

Jam menunjukkan pukul 17.00 WIB, ruangan itu masih hening. Gadis cantik yang sangat berantakan itu, hanya duduk diam memegang telapak tangan kakaknya. Wajahnya sendu, tatapannya layu dan bibirnya pucat biru.