Prolog

813 55 0
                                    



"Aku tak pernah setuju jika kata Cinta, perjuangan dan pengorbanan berada dalam satu susunan kata yang membentuk kalimat untuk meneguhkan sebuah hati untuk tetap mempertahankan cintanya. karna tak perlu berjuang atau memperjuangkan jika saling mencintai, tak perlu untuk berkorban menandakan salah satunya tak ada yang egois. Karna Cinta adalah masalah waktu -menunggu- karna Cinta lahir untuk mengisi waktu yang telah disiapkan"

***

Prolog

Suasana dingin karna hujan yang mengguyur kota menambah intensitas dingin yang menyengat kulit gadis bertubuh mungil itu, kekeluhan bibir hati itu semakin bertambah setiap detiknya, otaknya juga membeku kala fikirannya merantau kebeberapa menit yang lalu, alasan dimana dirinya memilih menerobos hujan yang sangat lebat, berharap hujan mampu meluruhkan sakit disetiap inchi tubuh terutama dibagian hatinya. "Kenapa aku merasa kau hanya menganggapku sebagai teman?", "kukira lebih baik kita berteman saja, karna kurasa itu yang terbaik" dua kalimat yang keluar dari bibir seorang yang beberapa waktu ini mengisi hatinya kini selalu terlintas diotaknya. Dua kalimat itu seakan menghakimi dirinya, dia tahu dua kalimat itu hanya sebuah alasan untuk mengakhiri hubungan dengannya, tetapi disitulah letak tersakit bagi dirinya. tubuhnya mampu menerima, namun kenapa hatinya menolak. tubuh mungil itu melewati jalanan yang nampak begitu sepi dan lenggang seolah hanya dirinya yang menyusuri jalanan yang panjang ini, karna sepertinya orang-orang memilih untuk menghangatkan diri diruangan nyaman rumah mereka. Bahkan suara dering ponsel ditengah hujan tak menghentikan langkahnya untuk menerobos lebatnya hujan.

Mata bulatnya menerawang, pandangannya jatuh pada sebuah kursi-kursi yang berjejer dipelataran sebuah gedung dengan penerangan yang nampak hangat daripada gedung lainnya. Kakinya terus melangkah manapaki setiap aliran air, seperti dugaannya tempat ini nampak lebih nyaman dibanding tempat sekitarnya. Tubuh mengigil dan mata bulat itu kembali disuguhi oleh pemandangan sebuah rungan yang terlihat jauh lebih nyaman dan hangat dibanding tempatnya duduk sekarang, dan memampangkan seorang pria berkulit Tan bersama earphone ditelinganya yang dengan lugasnya berbiacara sampai tak menyadari keberadaannya diluar yang semakin dingin. Gadis bertubuh mungil itu seakan tersihir mendengar kalimat yang terlontar dari bibir tebal itu, apakah dirinya sedang mendengarkan siaran radio secara langsung? gadis itu semakin tertarik ketika telinganya menangkap sebuah kalimat yang terlontar dari pria didalam studio itu, 'to be success of relationship'. Dengan lugunya, gadis itu mendengarkan siaran radio dari luar hingga tak sadar siaranpun selesai dan ternyata hujanpun telah reda, gadis itupun kembali meneruskan langkahnya yang sempat tertunda ditengah hembusan angin malam yang menyapa kulit basahnya disetiap langkah yang dirinya ambil.


first story

new in wattpad

Letter (Kaisoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang