Semunya masih sama tak ada yang berubah, tak hanya laci dengan beberapa tumpukan surat yang terlapisi debu tipis karna tak pernah tersentuh, tapi semua hal, semuanya kecuali kamar mandi dengan lantai basah, tempat tidur dengan bantal dan selimut yang kusut, almari yang penuh dengan box bertuliskan jasa cucian, beberapa barang diatas nakas yang tak tersusun rapi, ruang tv yang tampak tak sedap dipandang karna beberapa bungkus makanan ringan dan rak sepatu dengan beberapa sepatu yang tak menempati tempatnya. Bahkan untuk gorden disetiap jendela, terlihat tak tergeser barang sesekali meski hanya secenti sehingga mengakibatkan tumpukan debu bersarang diantaranya, seakan menambah kepengapan disetiap sudutnya. pria berkulit tan itu seolah tak terganggu dengan keadaan tempat tinggalnya, tangan kekarnya mulai mengencangkan dasinya, merapikan satu sisi rambutnya yang dinaikkan keatas, saat dirinya memakaikan jam tangan pada pergelangan tangan kirinya tak sengaja pandangannya tertumbuk pada laci yang sedikit terbuka menampilkan beberapa amplop, dengan atas nama Do Kyungsoo. terlihat senyum miring menghiasi bibirnya, Orang bodoh mana lagi yang mencoba mencari perhatiannya dengan cara konyol seperti itu, fikir Kai tak peduli. Bukannya Kai egois, namun Kai terlalu sibuk memperdulikan dirinya sendiri yang selalu menjadi perhatian disetiap dirinya mengambil langkah, intinya kai hanya tak sempat memperdulikan orang lain. Apakah dirinya salah?
***
Lelaki tan itu geram seolah ingin menangis saat tidur nyenyaknya terganggu oleh tendangan yang terasa amat kuat. Mata elangnya hanya terlihat membentuk segaris melengkung saat dirinya berusaha membuka matanya yang terasa sangat lengket. Tak perlu waktu yang lama hingga indra pendengarannya mendengarkan sebuah pekikan dari suara yang sangat dirinya hafal, sehun? Hanya nama itu yang langsung terukir dikepalanya. "Kai lihat berita ini!" Sehun menarik tangannya yang layu, matanya kembali memincing menuesuaikan dengan cahaya yang perlahan memasuki kornea coklatnya. Sedetik kemudian matanya membulat, meski tak sebulat kelereng, namun cukup mampu menunjukkan bahwa pemilik mata itu sedang dalam mode terkejut. "Apa maksudnya ini sehun?" Hanya kata itu yang berhasil keluar dari bibir tebal lelaki tan itu, "entahlah, kurasa seseorang sedang menguji nama baikmu" ujar sehun menebak, "apa yang harus kita lakukan?" Tanya kai yang sudah memperoleh 100% kesadarannya, "tunggulah, aku yang akan menyelesaikannya" nasihat sehun tangguh. Namun, bagaimana bisa kai tetap diam saat nama baiknya yang tengah tentram terkoyak seperti ini, siapa yang sedang iseng mengerjainya dengan membuat artikel bahwa dirinya sedang berkencan, ah kenapa hal bodoh semacam ini terjadi padanya? Tapi seperti apa kata sehun kai akan tetap diam selama masih tak ada yang menganggu hatinya, oh tunggu mungkin maksud kai privasinya.
***
Tak tahu seberapa luas jurang yang memisahkan mereka sehingga mereka merasa takkan sampai untuk saling meraih, tak tahu seberapa dalam jurang yang memisahkan mereka sehingga mereka takut untuk saling mendekat. Bibir tipis itu tak pernah lagi menyebut namanya, begitu pula dengan bibir hatinya, tak pernah menyebut sahabatnya itu lagi, namun hati dan fikirannya terpenuhi dengan nama Baekhyun disetiap rongga ruangnya yang terus berebut hak kepemilikan dengan nama kim jongin untuk menguasai perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter (Kaisoo)
Fanfictionentah sejak kapan Kyungsoo merasa dirinya membenci surat, dari awal Kyungsoo memainkan surat, selalu kabar buruk yang dia terima, atau karna dirinya salah dalam memainkan surat, sehingga sepucuk surat pun tak memihak dirinya