Tak seperti penampilan Kyungsoo biasanya, dirinya sekarang sedikit kusut karna cepol yang tak rapi dengan beberapa anak rambut menjuntai menghiasi wajah tembamnya, mata bulatnya sedikit sayu dan terdapat kantung hitam dibawah matanya, ditambah bibir hatinya yang menguap berkali-kali sambil meminum kopi yang tak lagi panas didepannya,
"Kyung" panggil Baekhyun dari meja sebelah "Kyung apa kau sakit matamu merah dan sayu" tanya Baekhyun khawatir setelah Kyungsoo menoleh kepadanya, menampilkan wajah berantakan kyungsoo,
"tidak Baek aku hanya kurang tidur saja, selebihnya aku baik-baik saja" balas Kyungsoo menenangkan Baekhyun dengan tangan yang dikibas-kibaskan disamping Baekhyun,
"Benarkah? Jujurlah! Aku bisa berangkat sendiri kyung-ah"
"Aku baik-baik saja baek-ah, memangnya kau mau kemana?"
"emm sebenarnya kita harus kesebuah perusahaan untuk menyepakati perjanjian secara langsung, tapi jika kau tak enak badan aku akan pergi sendiri" ucap Baekhyun berdiri dari tempatnya,
"Baek sudah kubilang aku baik-baik saja, aku akan ikut denganmu" sahut Kyungsoo mengikuti Baekhyun.
Setelah perdebatan singkat yang dimenangkan kyungsoo, akhirnya mereka berdua mimilih menempuh perjalanan dengan menaiki bus, Baekhyun memulai aksinya saat bus mulai berjalan, jari lentik baekhyun memoleskan bedak mengaplikasikan eyeliner dan menambah warna dibibir hati Kyungsoo, "yah beginikan terlihat lebih segar Kyung-ah" ucap Baekhyun bangga pada hasil dari karya tangannya "tapi bisakah kau merapikan cepol rambutmu Kyung-"
"Baekhyun" potong Kyungsoo memperingatkan,
"ah baiklah Kyung-ah, rambutmu terlihat tak begitu bermasalah kok" ucap Baekhyun mengiyakan,
"Kyung, kenapa kau sampai kekurangan tidur, bukankah kemarin kita tidak lembur?" satu pertanyaan Baekhyun yang membuat Kyungsoo bingung untuk menjawabnya,
"ah itu anu Baek, em-" Kyungsoo memutar bola matanya, bingung bagaimana menjawabnya, karna kyungsoo tahu Baekhyun akan marah lagi jika dia membicarakan penyiar idolanya itu, "mmm..." dengung kyungsoo masih mencari jawaban,
"ah aku tahu, kau tak perlu bilang, kau pasti mendengarkan siarannya kan? Karna jadwal siarannya diubah menjadi jam malamkan? Ah aku pasti benar kan? Lakukan apapun semaumu Kyung, toh kau sudah juga" ucap Baekhyun seolah tak peduli kepada kyungsoo disebelahnya yang telah berubah ekspresi semakin sayu, baekhyun mulai berpura-pura memoles ulang eyeliner nya dengan acuh.
***
Satnight, akankah tuhan mengabulkan satu dari tiga permintaan Kyungsoo, seperti bisakah Kyungsoo tak sengaja bertemu Kim Jongin ditengah pusat perbelanjaan ketika dirinya dengan tak sengaja pula ingin berjalan-jalan atau bisakah tuhan memberinya kekasih yang sama seperti Kim Jongin dan doa terakhirnya bisakah tuhan mengirim hujan badai ditengah musim semi seperti ini, agar dirinya bisa mengunjungi apartemen Baekhyun yang berada disebelahnya dan bisa menemaninya menghabiskan waktu bersama dibanding pergi kencan dengan kekasih tingginya yang tampan itu. Sudah Kyungsoo duga seperti biasanya tuhan tak mengbulkan bahkan satu dari tiga permintaannya, Kyungsoo telah mengelilingi pusat perbelanjaan itu berkali-kali dan tak ada tanda-tanda ketidak sengajaan yang akan mempertemukannya dengan Kim Jongin atau dengan lelaki yang mirip dengan Kim Jongin, bahkan saat sampai diapartemennya pun tak ada hujan badai seperti bayangannya. Setelah Kyungsoo membuka pintu apartemennya dia mendapati sepasang sepatu Baekhyun tertata manis dirak sepatunya, tanpa menunggu lagi Kyungsoo berlari menghampiri Baekhyun dengan setumpuk cemilan menemaninya menonton TV,
"Baek-ah" teriak Kyungsoo memeluk leher Baekhyun dari belakang,
"yak Kyung-ah kau mau membunuhku" ujar baekhyun tersedak lalu melonggarkan tangan kyungsoo dilehernya, "kyung-ah dari mana saja kau? aku menunggumu dari tadi" rengek Baekhyun menarik Kyungsoo untuk duduk disebelahnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter (Kaisoo)
Fanfictionentah sejak kapan Kyungsoo merasa dirinya membenci surat, dari awal Kyungsoo memainkan surat, selalu kabar buruk yang dia terima, atau karna dirinya salah dalam memainkan surat, sehingga sepucuk surat pun tak memihak dirinya