suasana bising akibat deru mobil yang berlalu lalang, suara percakapan yang menuntut dan tak ada habisnya serta gelak tawa yang mengiringinya tak mampu membuat situasi yang dilalui dua pria dengan warna kulit yang berbeda ini menjadi sedikit santai, situasi mereka tak mencekam tapi tak juga bisa dibilang bersahabat. minuman keduanya tampak tak tersentuh, dengan secangkir espresso yang tak lagi mengeluarkan asap dan segelas ice coffe yang mengembun dibagian luarnya.
"jongin-ssi", merasa namanya disebut pria dengan kulit tan itu mendongakkan kepalanya menatap pria yang lebih tinggi darinya, "terimah kasih" lanjutnya membuat lawan bicaranya mengerut tak mengerti, "aku tak menyangka kalau kyungsoo akan bertemu langsung denganmu, bahkan untuk waktu yang tak sebentar"
"aku juga tak menyangka bisa bertemu dengannya kris-ssi" jawab jongin mengulangi kaliat kris,
"kau tahu aku sangat mencintainya"
"itu begitu terlihat"
"apakah sangat kentara?" tanya kris yang mendapat anggukan lalu menghembuskan nafas berat, "ya, aku mencintainya, sangat, bahkan lebih dari yang dia tahu"
"maafkan aku kris-ssi"
"aku yang seharusnya meminta maaf jonging-ssi" ucapnya tersenyum kecut "bukan kau tapi aku, maksudku, sebenarnya aku yang terlibat diantara kau dan kyungsoo" untuk kesekian kalinya kris menghembuskan nafas beratnya lagi, "aku ingin kyungsoo menemui happy endingnya" gantung kris membuat jongin tahu kemana arah pembicaraan kriss, "mungkin bersamamu, dia mencintaimu"
"kau yakin?" tanya jongin "aku tak yakin dia mencintaiku" lanjut jongin membenarkan posisi duduknya "kalau menyukai, mungkin iya, karna aku idolanya, tapi jika mencintai? aku tak yakin karna aku bukan prianya"
***
bagaimana mungkin kyungsoo bisa menerima setiap tawaran Jongin, dirinya masih ragu, banyak spekulasi dalam fikirannya tentang jongin, bagaimana dengan mudahnya pria berkulit tan itu mengatakan hal sesakral itu. bagi kyungsoo tak ada alasan lain dari jongin untuk mengikatnya dalam pernikahan, kecuali alasan utama mereka bertemu. kejadian itu, balas budi jongin, apakah ada lagi? mungkin jongin tak akan melamarnya jika kyungsoo tak menolongnya saat itu, sekiranya kyungsoo memikirkan hal terburuk yang mungkin berada digaris yang dilaluinya. kyungsoo tak ingin sebuah pernikahan tak dilandaskan dengan cinta, dirinya ingin jika jongin menikahinya karna jongin mencintainya seperti apa yang diharapkannya. "Mungkin kau tak membutuhkan sebuah penolakan Jongin-ssi, baik aku akan memberikan penjelasan padamu, hanya sekali jadi tolong dengarkan baik-baik" kalimat yang muncul dari Kyungsoo ketika Jongin menanyakan hal yang sama, "Pertama, aku hanya menolong orang yang sedang celaka, kedua, aku akan tetap menolong orang itu meskipun orang itu bukan kau, ketiga, aku akan menjalani hidupku seperti ini tanpa campur tanganmu, bukan karna menerima tetapi karna aku terpaksa dan menyerah, keempat, aku tak mau menikah dengan seseorang hanya karna balas Budi, karna jika Kris tak mau menikahiku, maka aku takkan menikah, kelima, bisakah kau pergi jangan mengganggu hidupku, jangan sampai aku mendengar suaramu lagi". kalimat penolakan kyungsoo yang keluar seusai jongin melontarkan kalimat yang tak asing ditelinganya, namun tetap membuat hatinya berdesir. dari banyaknya fikiran liar kyungsoo, dirinya melupakan fakta bahwa mungkin dihari itu tuhan telah menggambar garis yang membuatnya terhubung dengan pria yang berkali-kali ditolaknya.
tidak! hari tak mendung ataupun hujan, bahkan matahari sangat terang membuat warna hijau rerumputan semakin terlihat berkilau. tapi tidak berlaku bagi jongin, karna ada awan hitam dikedua kelopak matanya, hanya awan hitam? mendung? jongin sadar dirinya pria, dirinya tak dapat membuat hujan.
***
Matahari selalau terburu Buru menampakkan dirinya, Mambuat manusia mau tak mau menghentikan fantasi mimpinya, Matahari dengan cepat menyempurnakan dirinya, agar manusia sadar mimpinya telah usai. Namun bagi Kyungsoo hari-harinya penuh dengan mimpi, mimpi buruk yang membuatnya tak mau bangun dan menerima kenyataan. Meskipun kini Kyungsoo tetap tinggal diapartemennya yang kini ditemani ibunya, walaupun ibunya sempat datang terlambat karna mendadak jatuh sakit akibat mendengar kecelakaan Kyungsoo. Karna hari-hari Kyungsoo selalu gelap, kakinya akan tetap tersandung walaupun sudah meraba-raba, dirinya akan tetap terjatuh meskipun sudah mengkira-kira, hatinya tetap sakit meskipun Kris selalu ada untuknya. Walaupun dirinya tak tahu alasan apa yang membuat Kim Jongin terus melamarnya, namun membuat dirinya bertanya, kenapa prianya tetap diam saat ada pria lain berungkali melamarnya? Tidah bisakah prianya menghentikannya? Atau tak bisakah prianya menyatakan hal yang sama dengan pria lain itu, dengan melamarnya juga? apakah prianya mulai tak menyukainya lagi karna keadaannya? Apakah prianya tak bisa menerima apaadanya dirinya? Apakah-? cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter (Kaisoo)
Fanfictionentah sejak kapan Kyungsoo merasa dirinya membenci surat, dari awal Kyungsoo memainkan surat, selalu kabar buruk yang dia terima, atau karna dirinya salah dalam memainkan surat, sehingga sepucuk surat pun tak memihak dirinya