melihat reaksi Baekhyun yang semakin tertawa kencang membuat Kyungsoo semakin kesal "Chanyeol-ah!" Teriak Kyungsoo kearah pintu "Baekhyun menciumku, Baekhyun menyuka-i-" kalimatnya terhenti saat mata bulatnya menatap sosok yang berdiri didepan pintu,
"Yifan-ssi?" ucapnya lalu menutup mulut kemudian membungkuk sejenak,
"ah kau sudah datang" ucap Baekhyun kearah Yifan, "dia juga akan membantumu Kyung-ah" lanjut Baekhyun kembali berbalik kearah Kyungsoo "mungkin kalian perlu bicara" ujar Baekhyun mengedipkan sebelah matanya kearah kyungsoo sembari berdiri lalu meninggalkan Kyungsoo dan Wu Yifan.
Sudah hampir lima menit Wu Yifan duduk dikursi yang ditempati Baekhyun tadi namun masih tak ada suara yang keluar, Kyungsoo tak tahu apa yang akan dia katakan karna dia tak tahu alasan apa yang membuat wu Yifan tetangga depan apartemennya kemari, yang Kyungsoo tahu tetangga itu munkin menyukainya karna dia selalu menitipkan salam padanya setiap ada kesempatan, jadi Kyungsoo memutuskan menunggu Yifan berbicara karna Yifan terlihat masih merangkai kata untuknya, "Kyungsoo-ssi" panggil Yifan memecah keheningan,
Kyungsoo memberanikan diri menatap Yifan, "Kyungsoo-ssi, aku tak tahu kenapa aku menuruti perkataan Baekhyun" ucap Yifan menggantung "Baekhyun berkata aku bisa membantumu, dan aku harus membantumu" lagi-lagi Yifan masih menyimpan kalimatnya "karna kata Baekhyun aku mencintaimu" ucapan Yifan membuat mata bulat Kyungsoo semakin membulat, menyadari ketegangan Kyungsoo, Yifan melanjutkan lagi "jika kau tak mau, tak apa itu hakmu, dan kata Baekhyun aku harus tetap jujur, Kyungsoo-ssi aku tahu kau mengerti bahwa aku mencinta- ah mungkin kau menganggapnya sebagai menyukai" ucap Yifan mengalihkan pandangan "aku menyukaimu kyungsoo"
"maaf dan terimah kasih" kalimat itu berhasil meluncur dari bibir Kyungsoo membuat Yifan mengarahkan pandangannya pada Kyungsoo, "terimah kasih karna telah mencintaiku, maaf karna selama ini aku tak menghiraukanmu, aku takkan bilang kenapa, karna kurasa Baekhyun sudah menceritakan kegilaanku selama ini padamu, dan lagi maafkan aku karna aku baru menoleh kepadamu disaat titik terendah keadaanku, Yifan-ssi" ucap Kyungsoo dengan lancar,
"jadi kau memberiku kesempatan Kyungsoo-ssi?" Tanya Yifan tak percaya,
"jangan bilang seperti itu, jika nyatanya kita berada disituasi dimana aku yang menjadi peran antagonis, Yifan-ssi" sambung Kyungsoo terasa kecewa akan apa yang terjadi,
"bukan, bukan seperti itu, hanya saja kali ini tuhan berpihak kepadaku meski dengan cara yang membuatmu tak nyaman, tuhan hanya memberiku sebuah kesempatan yang takkan pernah kusia-siankan, Kyungsoo-ssi" jelas Yifan membuat Kyungsoo semakin mematung,
"terimah Kasih, Yifan-ssi" ucap Kyungsoo sembari mencengkram selimutnya,
"panggil aku Kris, Kyungie" sahut Yifan cepat,
"Kris? Kyungie?" Tanya Kyungsoo menyipitkan mata bulatnya,
"Kris, orang terdekatku memanggilku dengan nama itu jadi kau juga harus melakukannya juga, Kyungie aku tahu kau ingin ada seseorang yang memanggilmu dengan nama itu" jelas Yifan tersenyum lembut. Kyungsoo hanya menatap genggaman tangannya, berfikir apakah ini jawaban dari tuhan atas doanya?.
***
Bahagia tentu saja kris bahagia, siapa yang tak bahagia saat seseorang yang disukainya selama ini bersedia menerima pelukan darinya. Kris selalu meyakinkan kyungsoo bahwa kyungsoo bukan peran antagonis dihubungan mereka. Bagaimana mungkin ada seorang peran antagonis seperti kyungsoo, tubuhnya yang mungil, mata bulat serta bibir terbentuk hati milikya tak pantas menjadi peran antagonis, bagi kris kyungsoo lebih pantas menjadi malaikatnya. Malaikat yang memiliki mata berbinar saat menatapnya, malaikat yang selalu memiliki senyum terindah untuknya. kyungsoo adalah satu dari sekian kebahagiaan kris, meskipun kris tak tahu sampai kapan kebahagiaan ini akan berpihak kepadanya. Kris berharap waktu akan berhenti saat dirinya bersama kyungsoo, agar hanya dirinya yang dapat memiliki kyungsoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter (Kaisoo)
Fanfictionentah sejak kapan Kyungsoo merasa dirinya membenci surat, dari awal Kyungsoo memainkan surat, selalu kabar buruk yang dia terima, atau karna dirinya salah dalam memainkan surat, sehingga sepucuk surat pun tak memihak dirinya