TARGET 11 –
"Apa sih maunya anak itu."
Karma menghela napas pendek, menatap sang gurita kuning yang polos dan tidak tahu hidupnya akan berakhir sebentar lagi(menurut Karma).
"Oi, gurita."
"Ng..?" sahut Koro-sensei dengan mulut penuh dengan takoyaki.
Hening sejenak, "Tidak apa." Karma mengalihkan pandangannya kemudian menempatkan dirinya di kursi kosong yang sudah menanti untuk dipantati.
Trrrt~
Ponsel karma bergetar dengan riang, Karma menatap datar ponselnya itu dan disela beberapa detik berpikir; Karma akhirnya menerima panggilan telepon dari Nagisa."Apa." Ucap Karma kali pertama bahkan sebelum sang penelepon berbicara.
"Ah, Karma-kun, apa mood-mu sedang tidak baik?" Tanya Nagisa dengan polosnya.
"Baik, sudahlah. Ada apa?"
"Ah, oke. Kupikir kau bisa kembali setelah sekitar 10 menit lagi? Yah, kembalilah sebelum jam 6 waktu Jepang. Err, sekitar 30 menit lagi..."
"Jelaskan padaku, kenapa aku – "
"Sudah ya, dah~" Piip.Dan panggilan telepon terputus saat itu juga tanpa sempat Karma menyelesaikan kata-katanya.
"Cih." Karma mendengus kesal.
----
"Ah kurasa aku membuat mood Karma-kun tambah parah, hahaha..." Nagisa tertawa tak rela, merasa khawatir dengan Karma kalau-kalau Karma siap membunuh Koro-sensei di tempat apabila dia sudah kesal sekali.
"Sudahlah, lupakan si makhluk satu itu. Daripada itu, kau dipanggil si kerdil berpakaian putih itu." Terasaka menunjuk ke arah Verde.
"Ah, maaf." Nagisa berlari kecil ke arah si 'kerdil berpakaian putih' dan mencampakkan Terasaka di belakangnya.
"A..., kau butuh bantuanku?" Nagisa menunduk menyampai pendeknya Verde."Buatkan minum." Pinta Verde dengan nada memerintah dan cuek.
"..." Nagisa hening sejenak.
"Kenapa? Cepatlah, aku haus." Perintah Verde dengan sinis, "tiga gelas, jus jeruk. Awas kalau manisnya tidak pas."
"Kalau begitu, aku belikan saja, ya?" Nagisa tersenyum kecil.
"Buatkan." Jawab Verde dengan nada ngotot.
"Ahhahaha..., baiklah." Nagisa keluar ruangan dengan ogah-ogahan.
---
"Oi gurita, sudah 26 menit, nih. Ayo pulang." Karma merasa bosan.
"Eng? Oke oke." Koro-sensei membersihkan sisa-sisa makanannya dan saling menepuk-nepuk kedua tangan kuningnya.
---
BRAK!
Spontan seluruh makhluk baik yang terlihat maupun tidak – menoleh ke sumber suara. Melihat sosok kuning-kuning bulat besar yang menyeruak dari balik jendela, dengan lelaki tampan yang dingin di sampingnya.
"Nguya?! Siapa si kerdil ini..." Koro-sensei merusak suasana tegang itu dengan tingkahnya yang gelagapan dan terlihat bodoh.
"Hanya kerdil yang lebih jenius darimu." Sahut Verde rada tersinggung, meskipun ini bukan yang pertama kalinya ia dikatai 'kerdil'.
"Hoo~ jadi kekacauan apa ini? Kalian belum sempat kabur dari kekacauan ini – kasihan, kalian tidak siap dengan kedatanganku." Karma tertawa remeh, "Tapi maaf, kesabaranku sudah habis. Kalau bisa aku akan memb – "
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION!
FanfictionHari-hari liburan Sawada Tsunayoshi yang terusik karena kedatangan sesuatu yang tak pernah diharapkannya. Dan seketika, hari liburan itu berubah menjadi hari penentuan hidup-mati. Bersama dengan Akabane Karma - lelaki dingin yang disegani Tsuna, Mer...