Target 4 - Akabane Karma

263 21 0
                                    


"Aku tidak mungkin kembali lagi ke sana." Karma terus menghentakkan kakinya di sepanjang perjalanan.

Tadinya ia berniat untuk kembali ke sekolah Kunugigaoka – setelah diskors cukup lama.

Tidak banyak yang mau mengakui kepandaian Akabane Karma, terutama karena sikapnya yang buruk dan biasa berkelahi – Karma diturunkan ke kelas terendah di Kunugigaoka, lebih tepatnya, kelas buangan yang dinamai 'End Class'. Dan Karma adalah salah satu anggota kelas 3-'End Class' (3-E).

Kelas buangan ini menjadi panutan positif bagi sebagian murid Kunugigaoka - menjadikan murid-murid yang masih selamat dari kelas 'E' itu untuk berlomba-lomba mendapat nilai tertinggi, dan pastinya anggota kelas '3-E' tidak termasuk ke kriteria yang satu ini.

Karma – si hobi berkelahi dan sering bolos ini, sebetulnya tidak diduga-duga memiliki otak cemerlang yang bisa saja masuk ke pangkat kelas tertinggi di Kunugigaoka – tentu saja kalau bukan karena perilakunya yang buruk.

"..."

Karma berhenti di depan sebuah café, dipandangnya sejumlah orang yang sedang menikmati menu yang mereka pesan. Beberapa orang juga memamerkan steak-nya dengan duduk di luar café.

Krucuk~

Karma memandangi perutnya yang sudah ribut, memang, menyantap satu mie cup tidak cukup untuk mengatasi keletihan dan kelaparan Karma sepanjang perjalanan yang cukup jauh. Lagipula, secangkir teh hijau tidak mungkin membuat Karma lega.

Dilihatnya saku celana, berharap saku malang itu masih mengangkut sejumlah uang yang paling tidak – cukup untuk membeli milk shake.

Sialan!

Karma kesal menghadapi kenyataan dia tidak membawa cukup uang untuk membeli sesuatu yang berkelas di café itu. Melihat menu yang terpampang besar di depan café saja, sudah membuat Karma kecewa.

"Yang sanggup kubeli dengan budget 150 yen hanyalah satu bungkus nugget kecil-kecil seharga 50 yen." Karma mengandai-andai, "Minuman juga mahal sekali, teh hijau saja 200 yen! Padahal, aku masih membutuhkan uang untuk naik shinkansen..." kemudian, Karma meninggalkan tempat itu dengan berat hati.

***

[Mie cup on sale!!! 50% off – 75 Yen/cup!]

[Oolong Tea on sale!!! 25% off – 25 Yen/bottle]

[Milk Shake on sale!!! 70% off - 90 Yen/Glass]

Karma menatap papan sale itu dengan tatapan sendu, bagaikan orang tua yang kehilangan anaknya.

Mungkin Mie cup dan teh oolong sudah cukup.

"Selamat datang di P-Mart!"

seorang kasir wanita menyambut Karma dengan senyum lebar di wajahnya, Karma tidak menggubris sambutan itu dan terus melayangkan tatapannya ke sekeliling ruangan luas itu.

Tampak seperti menemukan anaknya – Karma langsung berlari ke arah rak putih di sudut ruangan, tanpa memerhatikan tatapan orang-orang yang langsung tertuju ke arah Karma.

Ini dia!

Kemudian Karma kembali mencari anak keduanya – teh oolong.

Dengan santai, Karma melangkah menuju area minuman, dilihatnya barisan minuman yang menggiurkan dan tampak segar dengan embun yang mengucur di sekitar botol karena suhu pendingin.

"Teh oolong... oolong... di mana?" gumam Karma sembari mencari-cari sebotol teh oolong.

"Ini dia!" Karma menyambar sebotol teh oolong berukuran sedang yang terletak di pojokan lemari pendingin. "Phew, tinggal satu saja. Coba aku telat sedetik, mungkin aku harus mengorbankan mie cup-ku dan membeli milk shake saja."

MISSION!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang