Target 10 - The Genius Verde

181 16 1
                                    

"Batalkan rencana dan strategi pembunuhan ini. Aku akan bantu kalian menjaga guru kesayangan kalian."

.

.

"Eh? Verde datang?" Tsuna menyesap ocha yang dibawa Yamamoto yang baru saja tiba.

"Aku tidak tahu apa maksudnya, tapi, setelah mendengar semua cerita soal gurita kuning dan muridnya, katanya Verde langsung berangkat dari Italia ke Jepang." Jelas Reborn menjawab Tsuna.

"Sebetulnya dia mau apa, sih?" timpal Colonello dengan mulut penuh dengan sushi.

"Misteri...." Reborn menengadah.

"Apa maksudmu... (-_-)" Tsuna menghela napas.

"Semoga saja ia tidak mengacaukan rencana kita." Colonello menghela napas cemas.

"Yah..."

.

.

"Apa maksudmu?"

"Kau tidak paham? Bego atau apa? Aku akan membuat kalian tetap bisa bersama gurita kuning itu!" sosok kecil berkacamata itu menyeletuk ketus.

"Tunggu, kau ini cebol sekali, sih. Heh, bayi, kecil-kecil sudah berani berjanji yang muluk-muluk, hah?" Terasaka mencodongkan tubuhnya ke arah sosok yang ia panggil 'bayi' itu.

"Enak saja." Brak. Tidak terima dikatai begitu, secara spontan, pihak yang tersinggung langsung membanting kepala Terasaka secara keras dengan wajah datarnya.

Dari mana tenaga anak kecil itu?!

...Dan satu kelas pun tercengang.

"Keluar dari kabut itu, sudah tidak ada gunanya lagi kalian menyembunyikan diri." Sosok kecil itu bersikap sok memerintah ke arah dua sosok misterius di balik kabut.

"Ushishishishi...~ apa boleh buat, ini kemauanku sendiri loh, bukan karena diperintah olehmu, Arcobaleno maniak – mana mungkin aku menuruti perintah orang lain, aku kan pangeran..." pria dengan rambut pirang dan poni yang menutupi mata, dan mahkota putih kecil yang menghiasi bagian atas kepalanya – melangkah menembus kabut dengan seringai lebar yang tak kunjung pudar.

"Uang dulu, baru aku akan menghilangkan kabut ini." Dan sosok misterius yang tak kunjung menampakkan diri kini mempermasalahkan soal uang, lagi dan lagi.

"Keluar, atau rekeningmu akan kukosongkan dengan ciptaan terbaruku." Sosok mungil berkacamata memaksa.

"...apa boleh buat." Dan ia menampakkan dirinya yang sama mungilnya seperti sosok mungil berkacamata. Namun kali ini, sosok mungil ini tidak memakai kacamata melainkan menutupi matanya dengan tudung berwarna ungu tua dihiasi garis ungu muda, yang mencapai mata. Dua tanda bergaris berwarna nila yang menghias bagian bawah matanya yang tidak kelihatan. Jubahnya menutupi sedikit tangan mungilnya, dengan dot besar berwarna indigo yang menggantung di lehernya.

"Sekarang perkenalkan diri kalian." Sosok mungil berkacamata yang juga memiliki dot berwarna hijau menggantung di lehernya – kembali memerintah kedua sosok yang baru saja menampakkan dirinya yang misterius.

"Hah? Buat apa?" sosok tinggi berambut pirang menangkal perintah sosok berkacamata itu.

"Untuk perkenalan, mulai dariku. Aku Verde – si jenius." Sosok mungil berkacamata yang mengaku bernama Verde itu memulai.

"...Sudahlah. Aku Mammon, – " Belum sempat sosok bernama 'mammon' menyelesaikan perkenalannya, Verde sudah keburu membanting sosok mungil mammon ke lantai dengan keras, dan menimpali perkenalannya, "Dia Viper. Lanjut."

MISSION!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang