Target 6 - Koro-sensei! and Irina Jelavic!

235 19 6
                                    

*

*

"Nuruhuhuhu, katanya, Akabane Karma – si murid yang 'rada' bermasalah itu telah habis masa diskors-nya. Itu artinya, hari ini aku bisa menemuinya." Koro si gurita kuning ini memandangi dompet merahnya yang sudah kosong dan hanya berisi bon pembayaran.

Apa dia sudah dengar tentang aku...

Koro mulai berpikir sejenak, "Ah, tidaklah." Ucapnya dengan santai, menyangkal dugaannya sendiri.

"Pelajaran nanti, olahraga, ya. Semoga saja, menyenangkan. Nuruhuhuhu... "

"N-nguya!!! Apa ini?" Koro tersentak kaget mendapati secarik surat melayang dari atas dan mendarat di wajahnya.

Hei, gurita kuning yang jenius.

Jangan khawatir, kini kami sudah mendapatkan satu komplotan lagi untuk membunuhmu. Jadi, jangan ledakkan bumi kesayangan kami ini sebelum kamu mati, ya.

-salam, agen rahasia yang sangat ingin membunuhmu demi menyelamatkan dunia tersayang.

"N-nguya! Surat macam apa ini? Tidak ada perangko, amplop, stempel, segel, alamat..." gurita kuning yang seenaknya sendiri dinamai 'Koro-sensei' membolak-balikkan surat itu, "Apa-apaan!"

"Surat." Suara berat kemudian menyela omelan si gurita, "Surat dari agen rahasia, dikirimkan secara langsung kepadamu."

"Paling tidak mereka memberikan amplop, atau stempel, segel, dan alamat. Tanpa alamat dan perangko, bagaimana mereka bisa mengirimkan ini sampai sini?" Koro mengibas-kibaskan suratnya dengan tangan kuningnya.

"Sudah kubilang, itu dikirimkan secara langsung." Sorot mata pria dengan setelan jas hitam itu menajam, tangannya kemudian berubah posisi, "Kalau dikirimkan secara langsung, untuk apa alamat?"

Dengan cepat, tangan Karasuma langsung mengarah ke arah tubuh Koro yang kemudian langsung menghindar ke belakang Karasuma mengandalkan kecepatan 20 mach-nya.

"Nguya! Kau mengagetkanku." Protes Koro sembari berkacak pinggang, "Bisa-bisa aku mati karena merasa tidak diperhatikan sekaligus jantungan!"

"Ide bagus. Kukagetkan saja kau terus sampai mati." Karasuma menyelipkan pisau anti-sensei kembali ke dalam saku jasnya.

"Hari ini ada guru baru." Karasuma membalikkan tubuhnya, "dia akan membantumu mengajar di kelas 3-E-mu."

"Hmm...," Koro mengusap wajah bulatnya itu, "Jangan katakan kalau dia juga berusaha untuk melenyapkanku?"

"..." Karasuma terdiam sejenak menanggapi dugaan Koro, "Kuharap demikian, dan begitulah."

"..." Koro terdiam, menatap datar Karasuma yang perlahan menjauh di koridor, sementara suara langkahnya tetap menggema di koridor yang sepi itu.

***

"Karasuma – benar-benar, padahal seharusnya dia sudah tahu kalau aku tidak mungkin mati di tangannya." Koro terus mengomel sepanjang ia menilai hasil tes kelas 3-E.

"Tck... apa yang anda lakukan di tengah hutan begini?" suara asing dengan logat yang sedikit bercampur – menyela omelan Koro.

"Ng...?" Koro menoleh, mencari sumber suara asing itu, "N-nguya!" dirinya tersentak mendapati seorang wanita yang tampak cantik – dengan rambut pirang terurai panjang.

"Hm?" wanita itu kemudian menoleh ke arah bawah, mendapati ada sesuatu yang mengganjal, "Kya!" seketika ia mendapati bahwa ada jebakan menjeratnya.

"Ngya!" mengandalkan kecepatan 20 mach-nya, Koro langsung menarik wanita asing itu, dan jebakan itu berakhir dengan menjerat angin.

"Phew, tadi itu bahaya – " ucapan Koro terhenti setelah melihatnya yang..., begitulah, karena wanita asing itu setengah bersandar di tubuh Koro.

Dan wajah Koro yang kuning seketika berubah menjadi merah muda mesum.

"Aa... terimakasih..., habisnya, sepertinya banyak senjata juga di atas sana setelah terjebak." Wanita asing itu menunjuk ke arah jebakan, dimana ada banyak pisau anti-sensei yang sudah terkumpul, melukai angin yang terjebak.

"Ng... tidak masalah..." ucap Koro, dengan wajah mesumnya, yang masih mengarah ke arah itu milik wanita asing itu.

"M... omong-omong, kenalkan, aku Irina Jelavic." Wanita asing bernama Irina itu setengah membungkuk, kemudian mengulurkan tangannya. Dan itunya semakin kelihatan belahannya(?).

"Ng... Koro, murid-muridku memanggilku Koro-sensei." Sahut Koro yang kemudian menyambut uluran tangan Irina tanpa mengalihkan pandangan mesumnya.

"Koro...-sensei...? Ahh! Sudah kuduga, anda guru disini juga. Ano..., saya guru baru. Di kelas 3-E kalau tidak salah, mohon bantuannya!" Ucap Irina semangat yang kemudian langsung merangkul multi-lengan Koro.

"Ah..., hahaha." Koro mengusap bagian belakang wajah bulatnya itu dengan sedikit gelagapan.

"M... karena saya masih baru, tolong jangan pisah dariku hingga saya mendapatkan upah saya."

"Tentu!" Jawab Koro dengan bodohnya.

***  

Nuruhuhu... salam! Target 6, selesai sampai disini. Pendek banget? Kepanjangan juga enggak enak bacanya ntar... XD (bilang aja males nulis panjang-panjang). Maaf, mungkin setiap bagian IrinaxKoro-sensei, banyak perumpamaan itu dan belahan. >_<

-Sekian, dan terimakasih-

MISSION!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang