Setelah selesai mengantar cewek-gak-tau-sopan-santun itu aku langsung balik ke kelasku yang berada di lantai satu, sedangkan kelas si cewek itu dilantai 3, perjuangan banget aku naikin tangga yang beranak cucu banyak banget itu.
Beberapa saat setelah pak Ayub mengajar, terdengarlah bunyi bel tanda istirahat, kebetulan aku sedang lapar sekali hari ini. Dengan gerakan cepat aku segera pergi ke kantin dan tiba-tiba saja aku menemukan Vareluna bersama teman ceweknya sedang berbicara dengan hah!? SANDY!
Sandy cowok paling gatel seantero sekolah, dia lihat cewek bening dikit aja langsung melek matanya.Rasa laparku tiba tiba tergantikan oleh rasa penasaranku yang luar biasa, aku sedikit mendekat ke arah mereka untuk mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Vareluna, kamu kemana aja? Kamu kok ga datang semenjak di panggil oleh Kak Darren? Kami kecarian sama kamu loh" ujar Sandy dengan nafas tercekat, aku rasa dia kelelahan.
"oh, maaf ya, aku disuruh pindah ke kelas X-A jadi aku langsung saja kesana" ujar Valeruna santai, aku masih sangat penasaran dengan semuanya.
"Ke kantin bareng yuk!" ujar si Sandy lagi. Oh God! Demi apa? Sandy si cowo gatel seantero sekolah udah berani aja gebet anak baru. Memang beneran gila tu orang.
"Maaf Sandy, aku kekantin bareng Angel, lagian gak enak diliat orang" ujar Valerina cepat, dia berbalik seperti orang ketakutan, aku baru sadar bahwa aku tidak menyembunyikan keberadaanku, dan tiba tiba matanya menangkap arah pandang mataku, aku rasa dia bisa melihat sorot kemarahan dan kekesalan pada wajahku saat ini.
Entah apa yang menggerakkan bagian tubuhku, seolah olah tubuhku bergerak sendiri ke arahnya, tubuhku berjalan dengan tangan mengepal, aku ingin sekali meluapkan semua kekesalanku hari ini. Terutama pada Sandy!
Ya mungkin kalian gak tau apa masalahku dengan Sandy, yang jelas dia itu cowok gatel brengsek!
Brak!
Semua murid menoleh ke arahku dan Sandy sekarang. Aku memukulnya. Ini dibawah alam bawah sadarku! Aku benar benar kesal. Aku ingin meluapkan semuanya, rasa benciku terhadapnya semenjak dulu, ya dulu!
Kulihat sorot tajam di mata Vareluna, dia segera berlari ke arahku dan segera meleraiku dengan Sandy dan hampir saja aku ingin mendaratkan pukulanku ke wajahnya lagi.
"Lo kenapa!" tanya Sandy dengan hidung yang telah mengeluarkan darah.
"Lo ga sadar?" aku menjawab dengan santai dan hampir saja pukulannya mendarat diwajahku sebelum...
"STOP! Kalian berdua kenapa sih? Walaupun gue murid baru disini dan gue ga tau sama sekali tentang masalah kalian, tapi kalian gak berhak berantam disini! Terutama lo kakak-kelas-sok-senior lo jangan mentang mentang kakak kelas bisa seenaknya aja ya! Lo memang dari tadi udah rusak kesan pertama gue ke elo!" ujar Vareluna dan dalam waktu singkat dis meninggalkan kerumunan ditemani oleh Angel.
"Lo! Awas aja!" ujar Sandy kearahku dan lari mengejar Vareluna diujung sana.
Seiring waktu kerumunan pun mulai tidak ada lagi. Rasa laparku benat benar hilang. Aku duduk di tepi lapangan basket sambil memangku bola basket kesayanganku, ya, aku memang anak basket.
Sesekali bola itu kulemparkan ke arah ring dan nihil, semua sama saja.
Tunggu
Tunggu
Tunggu dulu.Kenapa aku harus merasa panas dengan kedekatan atau lebih tepatnya ke usaha si Sandy untuk mendekati Vareluna?
Tidak!
Tidak!
Aku hanya merasakan ini pada saat aku menyukai si dia dulu.Tidak!
Aku kembali melemparkan bola basket ke segala arah dan kemudian aku berlari memasuki kelas karena bel sudah berbunyi.
Selama pelajaran aku tidak bisa fokus dengan semuanya, sesekali aku pura pura permisi kepada guru di depan dan berjalan menyusuri koridor seraya memperhatikan gadis cantik nan ngeselin itu sedang dikerumuni cowok-cowok di lapangan sekarang yang aku rasa cowok-cowok iyu hanya ingin mengetahui namanya dan nomor teleponnya mungkin.
Ini untuk kedua kalinya hatiku panas hari ini. Aku tidak akan melukai hatiku untuk yang kedua kalinya, jujur saja, hatiku panas sepanas panasnya hari ini, di alam bawah sadarku tiba tiba saja mulutku berteriak
"Woi, cowo keganjenan, minggir dari Vareluna atau lo gua jadiin sama kayak Sandy?!""APA?!" Teriak cewek cewek lainnya yang tak lain adalah para cewek yang sedikit menaruh respect padaku, sebenanrnya mereka sudah lama mengejarku, tapi aku hanya menganggap mereka teman dan adik kelas ku semenjak kejadian ku dengan seseorang waktu itu.
"Sejak kapan lo jadi brandal gini ren?" tanya seorang cowo yang tak salah adalah seorang sahabat karibku dari kecil, Jimmy.
"Sejak hati gue panas" kataku yang kembali memancing teriakan sok histeris dari cewe-cewe itu.
"Lo kembali merasakannya?" tanya Jimmy.
Inilah pembahasan yang sangat ku benci, dengan segera aku menjauhkan kepalaku dari dinding koridor dan berjalan ke kelas, sekilas kulihat cowok cowok itu kembali mendekati Vareluna.
Oh God!
Hari ini aku baru saja bertemu dengan dia!
Tapi kenapa hatiku panas begini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Beats Fast
Novela JuvenilMasa-masa SMA aku kacau-balau! Dasar bajingan sialan! Memangnya dia pikir aku akan gagal move-on darinya? Big no! --------- Vareluna, siswi pindahan yang mengalami kesialan di hari pertama sekolahnya. Kesialan itu mengakibatkannya bertemu dengan cow...