~Ramona's POV~Semenjak Maizi memangku kepala ku, perlahan aku kehilangan kesadaran dan aku pun tak ingat apa-apa lagi
"suster tolong siapkan peralatan, pasang selang oksigen, lakukan anesthesi, kita akan melakukan operasi dadakan" ucap seseorang disebelah ku dan aku yakin beliau adalah dokter, yep dokter yang mau mengambil peluru dari perut ku
Tanpa ku sadari, dokter dan beberapa suster tadi sudah keluar meninggalkan ku, itu tanda nya aku sudah di operasi
"sebenarnya apa yang kalian ketahui mengenai Ramona selama dikelas?" suara seorang wanita yang seperti nya mrs. Altina terdengar di telinga ku dibarengi dengan suara seseorang yang berjalan menjauhi ku
"dia korban bullying" jawab seseorang, suara nya dekat sekali dan terasa familiar di telinga ku, aku yakin dia berada disebelah ku. Maizi? Yap aku yakin dia adalah Maizi
Suara nya sengau seperti habis menangis dan berteriak keras, entahlah aku tidak tahu pasti mengenai hal itu tapi aku yakin dia adalah Maizi, anak yang paling disegani di kelas ku
"maksud mu.. Dia.. Melakukan ini hanya karena ingin balas dendam kepada temannya?" tanya mrs. Altina dan seperti nya dia tertarik untuk menggali informasi tentang ku
Huhh! Wali kelas macam apa dia! Dia gk tau informasi mengenai murid nya sendiri! Ok, sekarang emosi mulai menguasai diri ku, tarik nafas Ramona dan keluarkan perlahan
"iya ibu benar, selain itu Ramona telah mengalami depresi berat akibat tekanan batin" jawab Maizi setengah kalut, Maizi tahu informasi tentang aku dari mana ya? Atau dia itu paparazzi? Huhh sangat-sangat membingungkan!
"bagaimana kau tahu?.. Dan.. Kenapa.. Kau tidak memberitahu saya??"
Lagi-lagi mrs. Altina membuat ku kesal dengan semua pertanyaan-pertanyaan yang layak nya beliau baru kenal 2 menit dengan ku, emang sih aku ini anak nya tertutup, ya udahlah intinya mah salah semua :v"bisakah kita membicarakan ini di luar, bu?". Ehh loh loh ko mau pada keluar sih? Tunggu kamu kan belum jawab pertanyaan mrs. Altina
Mereka pun beranjak keluar ruangan, ehh tunggu.. Maizi jawab dulu pertanyaan mrs. Altina. Sungguh kau buat aku jadi mati penasaran Maizi! *kaya judul lagu :v*
Aku pun penasaran dan aku memaksakan diri untuk mendengar apa yang mereka perbincangkan
Aku menuruni kasur dan berjalan ke arah pintu, aku merasa ada yang mengganjal. Eitts ko kaki ku gk napak? Setelah aku menoleh, ko tubuh ku masih terbaring? Mungkin arwah ku terpisah alias aku udah metong dong? Ahh aku gk mau mati, kan sayang umur ku ini kan masih remaja, masih kenyes-kenyes :v
Pintu pun dapat ku terobos, jadi hantu itu rasanya asoyy yah, mau ngerasain? Sana koma dulu :v oke Idc, back to the topic
"aku mengetahui ini sejak semester 1, bu. Tapi aku tidak berani memberitahukan ini karena kemungkinan besar orangtua Ramona akan memindahkan Ramona ke sekolah lain dan aku tidak mau itu terjadi, bu"
What? Apa yang Maizi katakan? Sepeduli itu kah Maizi terhadap ku? Hadehh, dia hanya membuat ku semakin bingung saja
Mendingan aku jalan-jalan keluar ajah, saat aku keluar aku mendengar suara keluhan yang sangat dekat seolah olah suara itu keluar dari telinga ku
"kenapa sih kau harus muncul di kehidupan ku? Kenapa kau harus merebut semua kebahagiaan ku?"
keluh orang itu dan sepertinya suaranya sangat familiar"kau tahu? Bagi ku kau adalah pembunuh yang mampu membuat semua orang tertunduk, heh. Tapi sekarang semua nya sudah terbongkar, ini adalah sebuah letusan besar bagi mu dan rencana mu, bahkan sekarang kau tidak bisa apa-apa, sekarang kau hanya bisa berbaring diatas kasur"
Dia hanya mengoceh, menghina, dan mengeluh kepada ku. Dasar tuh orang, bukannya didoain biar cepet sembuh, malah dihinaAku pun tidak memperdulikan keluhan Priskiyah tadi dan saat aku ingin keluar, aku berpapasan dengan Maizi
Maizi menyuruh Priskiyah untuk tidur dipangkuannya dan Priskiyah terlihat sangat senang saat Maizi memperlakukannya layaknya orang yang spesial. Oke! Silahkan ajah, aku gk peduli, aku mau jalan-jalan lagi, disini pengap tau!
Aku pun berjalan jalan ke luar rumah sakit sekitar 4 jam lah, aku melihat ada seorang pengendara sepeda motor terserempet mobil sedan dan pengendara motor terlempar jauh hingga kepalanya terbentur tiang lampu merah
"tolong aku! Aku belum memberikan kado kepada anak ku" ucap seorang pria dari arah belakang ku dan benar saja korban kecelakaan tadi tewas di tempat dan arwahnya minta tolong pada ku
Penampilannya sangat menjijikan dan tidak pantas untuk dilihat, aku gk bisa ngejelasin. Pokoknya jelek banget dah tuh orang eh tuh hantu maksudnya :v
Aku hanya bisa menatapnya bingung, karena baru kali ini aku berkomunikasi dengan arwah penasaran
Ia kembali menyodorkan sebuah box berwarna baby blue, "isinya apaan tuh?" tanya ku dan dia menjawab "udah jangan banyak nanya, tolong berikan ini pada anak ku karena besok adalah hari ulang tahunnya"
Aku ajah lagi koma, gimana mau nolongnya coba? Dasar aneh! Batin ku mengeluh. "ayolah! Aku bisa mendengar mu!" ucapnya dan membuat ku semakin kebingungan
"sebenarnya aku ingin membantu tapi bagaimana caranya? Kita sama-sama arwah yang tersesat" ujar ku dan dia terus meminta ku untuk menolongnya
"datangi istri ku, karena dia bisa melihat arwah dan katakan mengenai kado ini dan beritahu tentang keadaan ku, tolong katakan pada istri ku untuk menjaga diri dan anak ku" ungkapnya dan berhasil membuat ku terharu :(
"baiklah, tapi bagaimana aku tahu rumah mu dan mengapa tidak kau datangi saja istri mu itu" jawab ku dan semakin membuat arwah ini terlarut dalam kesedihan
"aku tidak tega melihat istri ku menangis dan bersedih, sebelumnya aku akan memberi mu alamat rumah ku" ungkap arwah didepan ku ini
"ehh, awas!" teriak ku, karena ada seorang remaja yang sedang menuju ke arah kami sambil memainkan skateboardnya dan ingin menabrak kami
Wushhh....
Next chapter.. Swipe right or scroll down. Big hug guys 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
BULLY (Terror In School)√
Mystery / ThrillerJangan pernah menganggap remeh anak yang pendiam karena dibalik kediamannya itu tersimpan dendam yang sangat mendalam. Sebab peristiwa bullying, terjadi terror yang menakutkan di sekolah yang mengakibatkan Ramona gadis 17 tahun ikut terlibat didalam...