~Ramona's POV~"hay, kenapa kau terburu buru" ucapnya ramah seraya menyilak rambutnya dan terukir senyuman sedih di wajahnya
"hay, emm aku cuma mengikuti teman ku" jawab ku setengah gugup dan aku tak berani menatapnya
"kau kenapa? Kita ini kan teman, kenapa kau tidak berani menatap ku" ucapnya dan membuat ku tertegun
"ka..kau, salah sa..satu teman yang ku bunuh?" tanya ku tersenggal senggal sambil menunjuknya
Dia hanya tersenyum miring dan menggeleng, "bukan, aku sudah berada disini selama 15 tahun dan terimakasih kau sudah memberi ku banyak teman" ucapnya sambil menunjuk ke arah kelas ku, XI Science 4
Dikelas ku ada beberapa arwah dari anak-anak yang ku bunuh beberapa bulan yang lalu, mereka sedang mondar mandir sambil mengobrol seperti saat masih hidup
Aku melongo melihatnya, ternyata mereka masih hidup, ingin sekali rasanya ku bunuh mereka lagi!
Arwah didepan ku tertawa cengengesan, "kau kenapa?" tanya ku penuh kebingungan. "kau unik dan beda dari yang lain" ucapnya seraya mengelilingi ku sambil sesekali meraih rambut ku
Apa yang dia lakukan? Apakah dia ingin membunuh ku? Atau mengusai raga ku seperti di film insidious?, baiklah kalau begitu aku gk boleh lengah! Negatif thinking pun menguasai ku
Lalu dia kembali berdiri dihadapan ku, "maaf aku harus pulang" ucap ku, aku pun berjalan meninggalkannya dan dia masih terpaku menatap ku, lalu dia menangis
Untuk menghilangkan rasa sedihnya aku mengucapkan salam "sampai bertemu lagi, kawan" kata ku sambil menoleh ke arahnya dan melambaikan tangan ke arahnya
Ku lewati gerbang sekolah dan mendadak sebuah cahaya yang sangat terang mendekati ku dan membuat mata ku mulas lalu ku tutup mata ku
Saat ku buka mata ku aku sudah berada di kota Lourmarin, aku menyusuri jalan berniat untuk menemui kakek Mark tapi..
Aku hanya berputar putar di jalan itu, banyak orang yang menyapa ku dan menawarkan beberapa makanan. Sepertinya ada yang tidak beres, bukankah aku ini arwah dan mengapa orang-orang ini mampu melihat ku? Gumam ku
Syukurlah kakek datang menjemput ku, tapi ko kakek lari-lari sampe ngos ngosan gitu? Lalu kakek menarik tangan ku, ia meminta ku untuk segera berlari
"kau harus cepat! Sebelum mereka sadar!" ucap kakek, namun sepertinya udah terlambat deh, soalnya orang-orang disini sudah berubah menjadi mayat hidup, sebut saja zombie
Para zombie itu berjalan terhuyung menuju kakek dan aku, mereka seperti sedang kelaparan, saat aku dan kakek tengah berlari kencang mendadak datanglah sesosok zombie berlari sangat cepat bagaikan kilat, lalu menubruk kakek
Kakek pun merintih dan semakin lama para zombie itu berkumpul mengelilingi kakek. "pergilah ke arah matahari terbenam" teriak kakek dibarengi lirikan sinis para zombie yang menjijikan itu
"tapi.. Bagaimana dengan kakek?" ucap ku, dan para zombie itu semakin mendekati ku. "aku tidak memiliki raga, aku tidak akan mati sampai aku menyebrang" ucap kakek yang sama sekali tidak ku mengerti
Aku berlari menjauhi kakek yang sedang dikerubungi banyak sekali zombie yang menjijikan, tanpa ku sadari aku pun menangis
Aku berlari sambil mendongak melihat kemana arah matahari terbenam, sangat aneh matahari disini terbenam ke arah timur
Para zombie itu masih terus mengejar ku dan aku pun tak mau kalah, aku terus berlari sampai aku tak merasakan kakiku menginjak tanah
Yoo.. Masih ada nextnya loh, ini tentang perjuangan Ramona yang ingin balik lagi ke tubuhnya. Rempong banget ya? Ok! Btw udah pada voment belum nih 😂 see you on next chapt, big hug guys 💝💝💝
KAMU SEDANG MEMBACA
BULLY (Terror In School)√
Mystery / ThrillerJangan pernah menganggap remeh anak yang pendiam karena dibalik kediamannya itu tersimpan dendam yang sangat mendalam. Sebab peristiwa bullying, terjadi terror yang menakutkan di sekolah yang mengakibatkan Ramona gadis 17 tahun ikut terlibat didalam...