Saat kamu memutuskan pergi
Saat kamu pergi, dengan alasan memang kita sangat harus untuk tidak berdampingan lagi. Aneh rasanya, Mengapa begitu cepat ku di tinggalkan? Baru saja aku merasakan indah nya di cintai dan mencintai.
Tak mengerti apa yang membuat mu pergi,lari dan menghilang ini. Rela tak rela harus rela, Mau tak mau harus mau. Mengapa wajah selalu berbohong kepada perasaan? Saat hati bahagia,wajah malah menangis. Saat hati terpecah belah,wajah malah tertawa.
Tangis ku adalah tawanya, Bahagia ku adalah bahagia nya. Tawa ku adalah ke khawatirannya. Apakah aku sedang berbahagia yang sebenar-benarnya? atau aku sedang memakai jurus seribu muka agar bisa terlihat bahagia.
Jika aku pergi pasti aku tak kembali ke sini lagi. Makanya aku memutuskan untuk tidak pergi karena aku sangat ingin di cintai kembali oleh mu sang pemberi senyum sejuk di hati.
Apakah kamu benar-benar tidak salah dengan ini? aku selalu anggap ini hanyalah mimpi di tidur ku, namun? ini adalah kenyataan yang tak ingin aku datangkan. Ya tuhan, hilangkan mimpi buruk ini dan datang kan dirinya kembali kesini. Aku hanya ingin kamu mengerti tapi kamu tak pernah ingin mengerti bagaimana mencintai dengan hati yang sangat dalam ini.
Hari ini adalah kelam terdalam ku, selalu terbayang mimpi buruk di sore ini. Mengapa kamu memilih pergi saat ini? tak bisa kah kau ber diam diri di hati yang sangat lapang menerima kepergian mu hingga kau hilang tak kembali. Hati yang masih menunggu di ruang hampa yang sangat sempit oleh perhatian mu. Memang kamu tak pernah menghilang kan "perabaian" mu itu.
Aku mohon, jaga dirimu baik-baik di saat kita sudah terpisah dalam keadaan baik. Baru kita yang berpisah secara baik, padahal tak ada perpisahan tanpa air mata. Tak ada perpisahan tanpa luka yang menganga. Hanya aku yang ber pura-pura menutupi segala luka dan membuat nya menjadi bahagia tak terkira.
Tetap saja aku bahagia menjalani beberapa menit berlalu tanpa dirinya. Berlalu begitu cepat seperti angin yang membawa ringannya kesejukan, kalau aku berlalu seperti memang tak ada yang perlu kau harapkan dengan bayangan semu seperti aku.
Ternyata berbohong dalam hati yang tak ingin di sakiti itu adalah perkara buruk yang ku alami. Coba waktu itu aku menangis bukan tersenyum saat dia pergi, coba waktu itu aku memegang erat tangan nya bukan terseyum lapang padanya. Selalu ku ingin membuat nya menyesal tapi ponsel tak berguna mengirim senyum ikhlas terakhir ku untuk nya.
Setelah kamu meninggalkan duka, andai aku seperti mu yang menabur duka di kala aku bahagia karna memiliki mu. Andai aku bisa mengerti lebih dalam apa yang ingin kamu ucapkan sedari dulu agar kau tidak mengucap "berpisah" setelahnya.
Satu jam tanpa kamu, Aneh rasanya. Baru tadi aku mengingatkan kamu makan, Baru tadi kamu bilang "sayang". Mengapa semua menjadi diam di dalam bisu? Ingin aku memutar balik waktu tanpa harus aku di tinggalkan kamu.
Dua jam tanpa kamu, Jari ku selalu gatal untuk mengetik pertanyaan bodoh yang juga tak akan kamu pedulikan.Ingin aku bertanya "Mengapa kamu pergi?" Tapi pasti kamu tidak peduli. Karena dua jam yang lalu aku sudah bukan siapa-siapa kamu lagi.
Tiga jam tanpa kamu, Sungguh ku ingin mengadu. Mengadu kepadamu kalau rasa ini tidak mudah untuk di jalani.Mengapa kau tak kunjung sembuh dari "perabaian mu" itu. Aku lupa beberapa jam yang lalu aku sudah bukan menjadi orang yang kau kabari tentang kebedaraan dan sedang apa kau di sana.
Empat jam tanpa kamu, Beda rasanya. Saat beberapa jam yang lalu aku masih di dalam peluk mu, tapi aku kalah dengan waktu yang terus menginginkan agar engkau dan aku tak menyatu. Aneh rasanya, sebutan "sayang" itu sudah tidak berlaku padaku. Karena kamu mengikuti jarum pada waktu yang tak ingin menginginkan aku dan kamu dalam keadaan satu.
Lima jam tanpa kamu, Ku rasa aku hanyalah bayangan berlalu. Yang beberapa jam sebelum kau memutus kan untuk meninggalkan diri ku sendirian. Apakah masih kau mengingat aku? Mungkin kau lupa, karena aku hanyalah bayangan semu di hari-hari mu. Bayangan yang mengikuti kemana kamu pergi dan hilang tak kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monokrom
PoetryMenyayat hati mengingatmu pergi. Tapi tak apa, aku mengingat mu dalam rangka melupakan untuk selamanya.