Aku sedih karena pedih
'Apa aku yang salah?datang di saat kamu tidak membutuhkan.'
Pertama, senang nya hatiku dapat melihat mu se-ceria itu. Kedua,aku sedih karena kamu tak peduli.Ketiga,demi kamu aku rela. Ke-empat,aku pulang dengan hati lapang.Sampai detik ini pun aku masih merindu akan kamu,tak pernah kamu tahu rasa cinta yang dalam ini. Terkadang aku menangis dan ingin mengadu kepadamu bahwa jangan lah kamu beri rasa yang seperti ini. Tapi aku tahu kamu tidak peduli.
Tatapan mu sungguh penuh arti misteri, entah karena ingin kembali atau tidak peduli. Percayalah, di saat aku tersenyum itu aku tidak bahagia. Aku hanya ikut ber bahagia karena kamu tersenyum ceria.
Ingin merangkai kata lagi seperti waktu itu, di atas kertas putih dan tinta pena yang mengisi. Tapi kali ini sudah lain rasanya, sudah tidak ada lagi rasa kamu kepada ku. Mungkin,saat aku memberi surat nanti kamu tak peduli. Tak seperti waktu itu, aku memberi mu surat dan langsung kamu baca begitu cepat. Aku tak perlu balasan dari surat itu kekasih ku, aku hanya ingin kamu tahu bahwa itu lah cinta yang paling dalam yang memelukmu waktu itu hingga detik ini.
Tinta ku rindu akan namamu, mata ku rindu akan senyum mu,jemari ku rindu dengan jemari mu. Aku ingin mengulang tanpa kamu pergi menghilang. Aku ingin semua berjalan seperti dulu,aku mohon aku tidak bisa menghilang dari perasaan ini, karena kamu yang tetap tinggal di hati ini meski hati mu sudah pergi.
Aku hanya merasa seperti terbuang dan terbuang, senyum ku pun tak dapat mendatangkan mu. Perjuangan ku pun tidak dapat mengembalikan mu, dan air mata ku tetapnsaja menjadi kebencian mu. Mungkin kamu hanya sebatas kasihan pada ku, memberi senyum kembali dan pergi lagi.
Dan apa lagi yang harus ku lakukan dan ku nanti? entah salah apa sampai kau tak pernah memberiku cinta lagi. Siapa yang merubah cinta jadi benci? apakah aku yang sudah seperti ini? atau kah kamu yang menghilang tak pernah datang.
Benci mu adalah sedih ku, aku tidak perlu di kasihani. Aku hanya ingin di cintai kembali, tak sanggup kah? dan apakah memang kamu sudah menemukan dia yang baru dan menghapus serta menghilang kan ku dari kehidupan mu?. Dan aku, punya yang baru saja tidak apalagi menghapus kamu itu yang memvuat ku semakin terpuruk dan jatuh.
Waktu yang menemaniku tertawa, entah bahagia karena apa. Atau hanya pura-pura semata, ataukah aku bahagia karenanya yang senang memberi duka. Jangan beri aku senyum jika setelahnya kamu pergi lagi, jangan memberiku tatapan penuh arti bila aku tidak ada artinya lagi. Aku mohon, itu membuat hati ku semakin tersayat pedih.
Sekarang apa? jika kamu pergi dengannya tak apa, nantinya aku yang akan menadahi air mata mu ketika kamu di sakiti olehnya. Nantinya aku yang di samping mu setelah ia pergi menghilang dan tak kembali seperti mu, nantinya aku yang selalu mencintai mu walau kamu sempat berlalu dengan yang baru dan meninggalkan aku.
Ya tuhan, jangan beri dia duka setelah ia menabur duka pada diriku. Biarlah aku yang merasakan pedih,terjatuh, bangkit,dan terjatuh lagi karenanya. Jangan beri apa-apa yang membuat ia tak lagi memiliki kebahagiaan. Biarkan dia bahagia ya Tuhan, biarkan..
Aku sedih setiap hari, walaupun aku suka tertawa dan tak pernah marah di depan khalayak umum. Hanya diriku dan bayangan ku yang tau semua itu. Apalagi kamu, kamu pasti tidak tahu bagaimana aku mencintaimu dengan sangat pedih dan justru kamu membenci segala perjuangan ini. Haruskah ku berhenti? harus kah aku lari seperti mu tanpa mempertahankan cinta ini? haruskah aku seperti mu?
Apa saja yang sudah kamu lakukan di setiap harimu, entah mengapa aku rindu oleh hitamnya matamu. Entahapa yang membuat duniaku berwarna kelabu dan sebentar lagi hujan turun di pipi ku. Tangan, jangan lelah untuk menghapus segala duka. Pipi, jangan bosan menerima air mata ku ini. Aku mencintainya di banding dia mencintai ku atau bahkan tidak sama sekali.
Terserah saja jika kamu tak suka, aku hanya ingin tetap berusaha supaya disini. Di hati mu untuk sekian lamanya waktu menunggu kehadiran mu kembali lagi padaku. Namun, jika nanti waktu yang menemaniku sudah tak sanggup lagi menunggu mu biarkan aku yang berdiri disini hingga kamu sadari bahwa dirimu yang pergi menghilang tanpa tau kapan harus pulang.
Biarkanlah penantian yang membawaku pada kesetiaan, biar lah waktu yang menemaniku tanpa kamu. Biarlah duka yang menghiasi binar mataku, biarlah air mataku yang selalu mencintai dan menangisi mu saat kau pergi dan entah kapan kamu menemani lagi hati ini untuk yang kedua kali hingga nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Monokrom
PoesíaMenyayat hati mengingatmu pergi. Tapi tak apa, aku mengingat mu dalam rangka melupakan untuk selamanya.