~Part 5 (kecelakaan)~

7.2K 378 8
                                    

Kami berangkat kantor bersama-sama naik mobil Nadiya. Menjadi teman satu kos membuat kami makin kompak.
Teman-teman ku akhirnya tau, jika aku terkadang bisa melihat makhluk astral, sehingga jika aku bicara sendiri mereka sudah paham dan yang pasti tidak menganggap ku gila.

Sampai di lobby kantor, kami masih bercanda seperti biasanya.
Mereka meledekku dengan Ari yang agak membuatku kesal.
Aku berjalan paling depan lalu berbalik dengan ngomel-ngomel ke mereka.

"Udah deh, nggak usah ngomongin dia terus!" gerutu ku kesal sambil berjalan mundur.

"Len...!!" teriak Laras.

Dia seperti memperingatkan ku akan sesuatu di depanku yang akan ku tabrak.
Saat aku berbalik ...

Bruuuggggh!

Aku menabrak seseorang yang familiar.

Pak Adit!!

Mampus lu Lena!
Aku menabraknya walau tidak sampai jatuh, karena Pak Adit sudah ke buru menangkap ku duluan.
Sehingga posisinya seperti dia sedang memelukku.

"Eh ... Maaf Pak," ucapku dengan perasaan bersalah. Segera ku menjauh dengan menundukkan kepala.

"Nggak apa-apa," sahutnya dengan menyunggingkan senyum, walau aku

Dia kemudian melepaskan ku lalu permisi karena akan keluar kantor. Kemudian dia menuju mobilnya.

"Duh Lena ... Seneng banget bisa di peluk Big boss. mau!" rengek Laras.

Aku hanya diam tak tau harus menjawab apa. Sedangkan yang lain hanya senyum senyum nakal.
"Apa sih?" tanyaku ke mereka.
Mereka hanya menggeleng sambil tetap senyum senyum.

Saat di depan lift.
Aku melihat pemandangan yang cukup membuat nyaliku ciut.
Mereka masuk lift, tapi aku hanya diam mematung sambil menatap ke dalam sana. Karena di sana ada sosok Ibu ibu seperti tempo hari.

"Lena! Masuk ayok!" teriak Rena dengan posisi akan menekan tombol agar lift tertutup.

"Eh. Eum. Aku nanti aja, ya. Ada yang ketinggalan," kataku menutupi ketakutan ku.

Akhirnya mereka naik tanpaku.
Kakiku lemas sekali. Bahkan aku sampai jongkok di tempat.

"Lena? Kamu kenapa?" Tiba tiba ada seseorang yang sudah berdiri di depanku.

Arga.

Dia mengulurkan tangannya kepadaku. Dan akhirnya aku berdiri kembali di bantu olehnya. Lalu ada seseorang lainnya yang kurasa ada di belakang kami. Di ujung ekor mataku, aku melihatnya

Pak Adit.

"Kamu kenapa, Len?" tanya Arga.

"Itu. .. Eum, Tadi di lift. Itu loh, Ga," jelasku gugup.
Karena Pak Adit ada di belakangku, aku hanya tidak ingin dianggap aneh lagi.

"Oh yang di lift? Nggak apa apa kok. Kadang emang suka muncul, tapi nggak jahil," jawabnya santai.
Lalu Arga menoleh ke belakang kami.

"Selamat pagi, pak," sapanya ke Pak Adit.

"Pagi juga." Pak Adit tersenyum.

Sedangkan aku tidak berkata apa- apa. Sepertinya Pak Adit hanya mengambil barang yang tertinggal  di mobilnya. Sementara aku gugup karena kejadian tadi.

Lift terbuka kembali.
Aku agak mundur ke belakang, bahkan sedikit menabrak Pak Adit yang ada di belakangku.
Sambil berpegangan di lengan Arga. Sosok itu masih ada di sana. Aku kembali lemas.
"Ayok masuk, Len. Nggak apa apa. Ada aku kok," ucap Arga meyakinkanku.

"Tapi, Ga," rengek ku sambil menggeleng pelan.

"Dia kenapa sih?" Pak Adit jadi penasaran melihatku aneh sepertinya.

Ilove You My Boss(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang