Yoongi mengusap lebamnya dengan ringisan, lalu bibirnya menampilkan senyum aneh penuh makna, ia menatap lamat-lamat pintu yang baru saja menelan sosok Jungkook dan Jimin. Yoon Gi mendudukkan diri di ranjang, menyandarkan tubuh dengan kedua tangan sebagai penopang, kemudian bibir tergerak mengucapkan untaian kata, "Park Jimin.. kau itu.. sama bodohnya dengan kakakmu. Kau kira aku.. tidak tau tentang siapa kau sebenarnya ha ?"
.
.
Jimin mendelik, pada tangan Jungkook yang menggenggamnya namun keangkuhan pria itu yang tetap bertahan setinggi langit. Sebenarnya Jungkook mau membawanya kemana sih, ah Jimin jadi teringat dengan kacamata nya yang tertinggal di kamar mandi.
"J-Jungkook." Pangilnya pelan. Jungkook berhenti, menoleh pada Jimin dengan tampang datarnya yang mampu membuat Jimin menjadi jengkel diam-diam.
"Kacamataku tertinggal di toilet. Aku akan mengambilnya dulu." Saat Jimin mengucapkan itu, ia seegra berjalan menjauh dari Jungkook yang kini menyandarkan punggungnya di dinding, memperhatikan punggung sempit Jimin yang berbelok ke lorong dimana toilet berada.
Jungkook termenung, tak peduli meski beberapa siswa perempuan menatapnya penuh minat. Jungkook hanya memasang ekspresi datar yang tak bisa ditebak. Orang-orang pikir, Jungkook hanya memikirkan tentang pelajaran atau cara apa untuk menghajar orang-orang yang membuatnya kesal hari ini. Namun, jauh di dalam benaknya, ia memikirkan tentang Park Jimin, siswa baru yang menjadi teman sekamarnya, tiba-tiba datang dengan tampang sok polosnya, dengan kemunafikkannya dan dengan gaya sok ramah yang membuat jungkook muak.
Tapi... ada satu hal dari Jimin yang membuat Jungkook penasaran. Tentang betapa pemuda itu berani menghampirinya saat ia bahkan sudah diusir secara tak hormat. Pemuda itu berbeda... datang kembali ke kamar asrama, mengatakan jika ia tak akan melepaskan hak nya begitu saja.
Jimin itu... polos tapi penuh hal-hal menarik.
Jimin itu... munafik, tapi berbeda. Ia.. tidak mudah ditebak. Ia seperti mempunyai strategi sendiri dalam hidupnya.
"Jeon Jungkook." Panggilan itu, panggilan yang sangat Jungkook rindukan, menghampirinya begitu saja. Membuat Jungkook menoleh, mendapati seorang pemuda yang pernah menjadi orang terpenting dalam hidupnya, tentu saja hanya sebatas sahabat.
Tapi Jungkook teringat dengan kelicikkan itu, ketidaknormalan ini semua dan bagaimana si pemuda menghancurkan hubungannya dengan sang kekasih. Jungkook membuang muka, menggeram dalam hati dan berharap bel masuk berbunyi agar ia terbebas dari suasana canggung ini.
"Apa ?." Tanyanya berusaha tampak tak minat, melirik ke sekitar yang sudah mulai sepi.
Si lawan bicara menampilkan senyum lirih, menunduk sebentar, menghirup napas dalam-dalam, lalu pandangannya kembali pada sosok Jungkook yang tak meliriknya lagi.
"Aku hanya rindu saja.. Sudah berapa tahun ya kita tidak lagi saling menyapa ?."
.
.
.
.
.
.
Jimin bergabung dengan Hoseok dan Taehyung untuk melangkah bersama menuju gedung asrama, Jimin bersyukur dalam hati karena kira nya si Jungkook menyebalkan itu sedang dipanggil ke ruang guru, yang artinya Jimin bisa terbebas dari orang datar itu.
"Hey, tadi saat istirahat Jungkook menanyakan keberadaanmu. Tumben sekali dia begitu peduli pada seseorang." Hoseok merangkulnya, menunjukkan cengiran unik, sedang Taehyung tampak bermain game sambil menggerutu saat kata 'game over' terpampang di layar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cutie Nerd Boy (KookMin) (SUDAH DITERBITKAN)
FanfictionPS: Yang ingin chapter lengkapnya bisa beli pdf nya atau pesan buku nya ke aku ya..thanks^^ Cover by @Clarissimi PRIVATE ACAK Park Jimin, siswa baru yang bersekolah di Bangtan High School yang merupakan salah satu sekolah ternama di Seoul harus bert...