Chapter 19 (Little Boy)

9.2K 962 136
                                    

Jimin dapat merasakan semuanya dalam ciuman yang masih terlaksana, betapa frustasinya Jungkook untuk mencoba meyakinkannya terlihat jelas meski tak terucap, betapa Jungkook benar-benar mencintainya dan betapa pria itu menyesali semua yang telah ia lakukan sebelumnya. Jimin tau meski ia hanya diam tanpa membalas hingga tak beberapa lama pagutan itu terlepas.

Hanya deru napas memburu yang terdengar setelahnya, Jimin masih terdiam, pikirannya blank, tak tau harus berbuat apa dalam kondisi seperti ini, apa ia harus menerima Jungkook atau malah mendorong pemuda itu untuk tak mendekatinya. Sumpah, Jimin benar-benar dilema meski ia tau ciuman tadi sudah menunjukkan semuanya. Jimin hanya takut, itu saja.

Elusan lembut yang merambat di pipinya, aroma mint yang menguar pekat di depannya membuat Jimin tersadar jika Jungkook mendekat kembali, kali ini pria itu meletakkan sebelah tangannya di pipi Jimin yang lembut, mengusapnya pelan penuh perasaan, membawa Jimin untuk menatap balik obsidian di depannya yang memandangnya teduh.

"Jimin, aku memang bersalah selama ini. Aku selalu mengatakan banyak cacian padamu, tidak mempedulikan betapa sakit hatimu saat mendengarnya-" Jungkook menjeda, menarik napas dalam-dalam, matanya berkaca-kaca dan Jimin sedikit tersentak. Jimin selalu melihat Jungkook yang arogan dan datar, tapi sekarang Jimin tau bahwa Jungkook begitu rapuh, dan semuanya terjadi karena dirinya, "-Aku menyesal Jimin. Aku memang tidak bisa sepenuhnya mengembalikan hatimu yang terluka, tapi saat ini aku bersungguh-sungguh bahwa aku yang bodoh ini berniat mengambil semuanya yang telah aku campakkan. Aku akan memperbaiki semuanya, Jimin, walaupun tak utuh seperti semula. Setidaknya aku ingin kau kembali padaku, kali ini sebagai seorang Park Jimin yang mencintai Jeon Jungkook. Dan begitupula sebaliknya." Jungkook berucap panjang lebar, menjelaskan semuanya meski ia tau bahwa hal ini tidak semudah yang ia kira.

Jungkook pikir setidaknya hati Jimin sedikit tergerak untuk memberinya kesempatan lagi, tapi yang ia dapatkan adalah pandangan Jimin yang begitu datar padanya, rahang pemuda itu yang terlihat mengeras, dan air muka nya yang menunjukkan bahwa ia merasa tersinggung akan suatu hal.

"Jungkook, aku memang benar-benar berhasil membuatmu menjadi gay ya-" Ada satu senyum miring terpampang di wajah manis itu, tapi senyum itu bukan menunjukkan sebuah kepuasan, senyum itu seperti menjelaskan bahwa Jimin berusaha menyimpan jauh rasa sakitnya.

Jimin mendekat, menepuk dua kali pundak Jungkook seakan menyuruh pria bertubuh tinggi itu untuk kembali dalam realita yang tidak seperti ekspektasi nya, "-Tapi seperti yang aku katakan, Jungkook-ah. Ini semua tidak mudah, kau ingin membuatku menerimamu, disaat kau mengatakan jika kau mencintaiku. Apa kau menganggap semuanya bisa berjalan semudah pikiranmu ? Apa kau menganggap aku akan dengan mudah dibuang seperti sampah, dan setelah itu dengan mudah kembali untuk dipungut ?" Jimin menahan air matanya yang terus mendesak di pelupuk, ia tersenyum miris menatap Jungkook yang kini terlihat menegang.

"-Aku mengantuk Jungkook-ah, selamat malam." Ada banyak yang ingin Jimin sampaikan, tapi semuanya hanya terhenti di ujung tenggorokkannya. Dia tidak ingin jatuh untuk yang kedua kalinya dalam lubang yang sama. Jimin tidak ingin disaat ia benar-benar memberikan hatinya, maka Jungkook akan mempermainkannya lebih kejam lagi.

Jimin juga secara tidak langsung mengatakan pada Jungkook bahwa untuk memperbaiki hal yang rusak tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Semuanya butuh kesabaran dan perjuangan.

Ya, jika Jungkook mau bersabar dan berjuang untuknya.

Mungkin Jimin akan mempertimbangkan semuanya.

.

.

Taehyung mengumpat keras setelah berhasil mendorong tubuh Yoongi darinya, ia menatap tajam pria berkulit pucat yang meringis sambil bergumama betapa kuatnya tenaga Taehyung saat ia dalam mode kesal.

Cutie Nerd Boy (KookMin) (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang