Chapter 11 (CHARM)

7.8K 962 302
                                    

Park Jimin.. aku benar-benar ingin membuatmu memohon ampun padaku kali ini, sampai kau bertekuk lutut di kakiku" Lalu smirk mengerikan terpampang di bibir tipis itu.

Jimin memasang senyum miring meski jantungnya berdebar tanpa henti, ia membalas tatapan Jungkook dan menaikkan alisnya penuh tantangan, "Tuan Jeon yang terhormat, percaya dirimu boleh juga. Membuatku bertekuk lutut heh ?." Jimin berucap dengan suaranya yang mendayu, menurunkan tangan untuk mengusap dada Jungkook yang bidang dengan lambat sebelum mendekatkan wajah mereka berdua. Jimin pikir tak apa menggoda Jungkook yang selalu berkoar jika dia membenci gay, namun sikapnya malah menunjukkan yang sebaliknya.

Jungkook tak mengelak jika ia benar-benar kaget, sontak kedua matanya melebar saat mendapati tingkah Jimin yang benar-benar berbeda dari biasanya. Jungkook rasa pria di depannya ini mempunyai dua kepribadian.

Jungkook sedikit bergetar saat berucap, "Kau.. masih ingatkan dengan permainan kita ? Aku benar-benar akan mengusirmu dari kamar ini jika kau.. adalah gay." Jungkook berusaha agar suaranya terdengar lantang, meski ia sempat was-was mendapati Jimin yang bersikap sangat agressive, semakin menguatkan persepsi Jungkook jika pemuda mungil itu tidaklah lurus seperti yang ia kira.

Jimin tertawa dalam nada suaranya yang berbeda, jujur Jungkook tak mengenal Jimin yang seperti ini, "Kau mengatakan hal itu seolah-olah kau adalah manusia paling normal sedunia, Jungkook." Jimin mendekatkan wajahnya hingga ujung hidung mereka bersentuhan, deru napas yang bertubrukan dalam tatapan mata yang saling mengirimkan sinyal pemberontakkan, "..Hah, sebenarnya siapa yang gay di sini, aku-" Kemudian Jimin mengarahkan telunjuknya tepat di depan hidung bengir Jungkook, "-Atau.. kau."

Jungkook terkesiap, bibirnya terbungkam rapat seperti di beri lem perekat, ia hanya menatap Jimin yang mendesah malas untuk menyandarkan punggungnya di sofa dan menyisir rambut hitamnya ke belakang dengan percaya diri sebelum melepas kacamata berbingkai kuno nya yang kini ia letakkan di samping tubuh. Kali ini Jimin mendongak menatap Jungkok, dengan senyum miring yang menggairahkan, mampu membuat Jungkook mencengkram erat lengan sofa dalam keterdiamannya, "Jadi.. kau ingin melakukan apa denganku seharian ini.. hm ?." Jimin bertanya santai, mengangkat sebelah kaki untuk bertumpu di kaki lainnya. Mengarahkan atensi pada Jungkook yang mengetatkan rahang tegasnya dalam tatapan mata penuh arti pada Jimin yang bersikap berbeda dari biasanya.

Jungkook tau bahwa ada yang tidak beres di sini. Sebenarnya apa yang ia lakukan sampai membuat Jimin berubah drastis padanya. Apa yang terjadi dengan mereka sebelumnya ? dan kesalahan fatal apa yang Jungkook buat kemarin ?.

"Kenapa hanya diam, hm ?." Jimin mengarahkan sebelah tangan untuk mengelus rahang Jungkook yang sangat indah, membuat si empunya merasakan debaran aneh saat wajah manis tanpa kacamata itu berada di depannya dalam jarak yang sangat dekat. Ada yang ganjal di sini, tentang debaran di dadanya, dan pesona Jimin yang membuatnya ingin berbuat lebih.

"A-aku.." Jungkook gagap, masih memandang kedua mata Jimin yang berbinar cantik dan sayu. Masih memandang bibir tebal merah muda yang sedikit terbuka menampilkan senyuman menawan. Jungkook rasa ia benar-benar gila sekarang.

"S-sebenarnya apa yang terjadi padamu ?!." Jungkook menyerah sebelum ia hilang kendali dalam mempertahankan ke'normal'annya, jadi ia segera beranjak dan berdiri membelakangi Jimin yang masih terduduk di sofa dengan garis miring di bibir yang masih belum hilang.

Jungkook menatap keluar jendela yang menampakkan suasana ramai di kota Seoul saat hari Minggu, mencoba menjernihkan pikirannya dari bayang-bayang Jimin sebentar lalu. Dan saat itu semua mulai berhasil, tiba-tiba kedua lengan hangat memeluk pinggang Jungkook dari belakang dan kepala yang mendusel di punggungnya. Mampu membuat Jungkook membolakan matanya yang besar.

"A-apa yang kau lakukan ?." Jungkook meronta, namun Jimin semakin erat memeluknya yang membuat Jungkook memutuskan untuk menghadapinya dengan pikiran jernih.

Cutie Nerd Boy (KookMin) (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang