10 💓 Maaf?

2K 100 3
                                    

Rencana awalnya aku akan menyetir motor sendiri ke tempat reunian yang ada di cafe ini, tapi mamah tidak mengizinkanku pergi sendiri yang akan pulang larut malam nantinya. Dengan terpaksa, aku menumpang di mobil Gavin. Kalau tidak demi tiket coldplay, mana mau aku nebeng di mobilnya. Lebih baik tidak menghandiri acara reunian SD yang tidak penting itu.

Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, aku masih duduk sendiri sembari mencicipi makanan-makanan yang ada. Masuk ke dalam cafe, kami bepencar. Aku duduk di sini untuk menghabiskan makanan-makanan yang ada, sedangkan Gavin yang menemui sahabat lamanya. Lagipula Sewaktu SD, aku tidak mempunyai teman dekat. Teringat waktu SD, aku hanya jadi anak perempuan yang di musuhi karena kecerobohanku.

Sebab itu aku malas untuk datang kesini, tapi sekarang semua teman-teman sekelas dulu tidak mengungkit dimana aku yang di kucilkan sedangkan Gavin yang selalu mau berteman denganku meskipun waktu SMP, kami tidak satu sekolah lagi.

Aku larut dalam lamunanku yang tak sadar, Gavin dengan kedua temannya yang selalu jail di kelas dulu kini menghampiriku.

"Kayaknya gue kenal sama nih cewek." suara itu yang membuatku mendongak, aku tau kalau itu ialah Derry. Wajahnya tak pernah berubah tetap begitu. Saat berhasil mengingatku ia menjetikan tangannya,"Stefanny ya?"

"Wah bener nih Stefanny?" laki-laki yang ada di belakang Gavin berusaha untuk melirik ke arahku dengan sempurna,"Tetep cantik ya? Dulu lo tuh bikin sial orang lain mulu. Sekarang masih?"

Derry menyikut lengannya atas celoteh yang menyudutkanku, aku ingin mencabik-cabik mululutnya dengan garpu yang ku pegang sekarang.

"Oh, iya maaf Fan." celotehnya yang hampir membuatku kesal setengah mati, Arya nyengir menujuk kan gigi putihnya. Berpindah pada Gavin yang hanya menahan tawa,"Vin napa lo ngga bilang, kalo bawa Fanny si. Tau gitu, ngajak ngobrolnya di sini aja."

"Ya lo, ngga nanya." jawabnya datar, ia melihat jam tangan hitamnya yang melingkar di tangannya,"Yaudah, gue balik duluan"

"Acaranya selesai satu jam lagi, masa lo balik?" Derry mencoba untuk membujuk Gavin.

"Gue janji sama nyokap Fanny, setengah 10 dia harus pulang." beruntungnya dia mengingat janjinya pada mamah sebelum pergi ke acara reunian.

Mereka salam ala-ala cowok, lalu aku dan Gavin pergi keluar cafe, ah leganya bisa keluar dari situ. Tinggal menunggu janji Gavin yang akan memberikan tiket coldplay, di perjalanan pulang yang melewati jalan-jalan sepi. Aku berdo'a agar sampai rumah dengan selamat, tanpa kendala.

Sisi-sisi jalan di gantikan dengan pohon-pohon rindang, jalanan yang kami lewati ini benar-benar sepi. Tiba-tiba Gavin rem mobilnya dengan mendadak sehingga keningku mencium dashboard yang keras itu.

"Kita puter balik aja ya. Kayanya ada orang yang lagi berantem tuh." Gavin membelokan stir untuk kembali lewat jalan yang lebih jauh menuju ke rumahku.

Dengan penasaran, aku melihat perkelahian itu. Mataku terbelalak saat melihat cowok yang tak pernah menunjukan batang hidungnya di sekolah, ia sedang di pukuli oleh empat orang. Motor sport merah yang pernah ku tabrak di parkiran sekolah tergeletak di aspal.

"Tunggu vin, itu Noval ya?" aku menunjuk Noval tersungkur ke aspal.

"Gue turun ya, lo tunggu di sini." Gavin turun dari mobilnya dan berlari mencoba melerai perkelahian cowok-cowok itu.

Aku menggingit bibirku dengan takut, gimana kalau mereka kenapa-kenapa. Aku merogoh handphoneku yang ada di tas, jari-jariku mulai mulai mencari kontak untuk mencari bantuan. Terlintas berpikiran untuk menelepon polisi tapi kalau aku menelepon polisi. Gavin akan terbawa-bawa dalam masalah yang tidak aku tau alasan Noval berkelahi di jalanan begini.

Romansa Cassandra (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang