3 💓 Bolos

3.1K 142 2
                                    

Aku datang lebih pagi dari sebelumnya akibat kaki ku yang masih sedikit nyeri, jadi mamah melarangku untuk membawa motor sendiri. Sampai menunggu kaki ku sembuh, aku di antar oleh supir mamah, sebetulnya kaki ku tidak terlalu cukup parah seperti kemarin tapi tetap saja mamah mengkhawatirkanku.

Gara-gara di antar oleh pak Madi jadi aku datang terlalu pagi, biasanya aku datang tepat bel berbunyi. Aku menggerutu sendiri lalu duduk di kursi pinggir lapangan, menghirup udara sebanyak-banyaknya.

Suara langkah sepatu yang semakin mendekat, aku menoleh ke arah suara. Cowok itu lagi, yang sedang mengeratkan tasnya berjalan melewati ke arahku, aku menoleh lagi ke pandangan semula. Jadi, kenapa cowok sialan itu datang pagi?

Aku menggeleng sendiri sambil mengambil handphoneku untuk LINE Riri, menyuruhnya untuk cepat datang ke sekolah, meskipun kadang dia selalu datang bertepatan bel masuk sepertiku.

"Rajin ya, pagi gini udah dateng."

Suara itu sukses buatku mendogakan kepala, seseorang yang sudah ada di hadapanku dengan senyum ramahnya. Wajahnya yang Fresh di pagi ini, aku menggeser tubuhku sedikit saat ia mendaratkan bokongnya di sampingku.

"Lo lucu kalo lagi bengong." katanya yang menahan senyum, sumpah demi apa ia terlihat ganteng maksimal. Aku yakin kalau wajahku sudah merah padam, lagi-lagi ia melanjutkannya,"Udah santai aja kali, ini bukan gombalan, mau gue anter ke kelas lo?"

"Ga usah Rey, gue bisa sendiri kok." kataku yang bangkit berdiri dengan hati-hati, jujur saja perasaanku malah tak karuan di dekatnya. Aku lupa caranya bernafas dengan teratur,"Gue duluan ke kelas ya."

Ia tertawa menawan,"Tingkah lo lucu banget sih Stef."

"Ohya?" aku tertawa kecil plus hambar, jadi apa yang lucu dari ku?

Rey mengangguk-ngangguk sambil tertawa lalu berucap,"Yaudah, kalo lo mau ke kelas. Hati-hati ya?"

Sebelum meleos aku berucap padanya,"Cuma ke kelas doang ngga usah pake hati-hati kali."

Ia bangkit dari kursinya lalu menggeleng-gelengkan kepalanya pelan,"Lo kan ceroboh."

Aku hanya tersenyum kecil menanggapinya dan berjalan menuju kelasku, aku menengok sedikit ke kelas 11-IPS 2 hanya ada satu cowok yang sedang duduk di bangku paling depan, ia mendongakan kepalanya dan menatapku tajam-setajam silet, begitu menurutku.

Aku melotot ke arahnya dan menjulurkan lidah seperti anak umur 5 tahun sambil melangkah lagi menuju kelasku, kenapa sih Noval lagi yang selalu bikin badmood?

Ku tendang pintu kelas dengan satu kaki lagi dengan rusuh, ternyata belum ada murid satupun di sini yang ada hanya bangku-bangku yang semraut akibat kemarin perang kertas, di lantai berceceran kertas-kertas. Keliatan banget, murid kelas ini tidak pernah piketnya padahal jadwal piket terpangpang dengan jelas di depan kelas.

Aku memungut dua kertas berbentuk bola pingpong lalu duduk di bangku ku, dengan isengnya aku membuka satu persatu kertas yang sudah recek, kertas yang satu hanya ada gambar motor dengan pensil meskipun begitu gambarnya terlihat bagus, aku memujinya untuk hal ini dan untuk kertas yang satunya lagi, ada tulisan pulpen di situ.

Tulisan nya indah dan rapih. Aku jadi iri pada yang menulis di kertas ini, tulisanku berbeda jauh dengannya. Tulisanku seperti cakar ayam, apa lagi jika buru-buru terkadang aku tidak mengerti dengan tulisanku sendiri, aku tersenyum kecil waktu membacanya.

Aku hanya bisa memandangi senyum mu dari jauh dan saat air matamu jatuh, aku hanya bisa berdo'a untukmu kalau air mata itu ialah air mata kebahagiaan. ILYSM Putri lestari.

Romansa Cassandra (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang