11 💓 Pacar casanova?

2.1K 98 1
                                    

"Berantem lagi sama Noval ya?" Gavin nimbrung mensejajarkan langkahnya denganku

Aku memutar bola mataku, tak menggubris Gavin yang mulai mencoba menyudutkanku lagi. Entah kenapa aku lebih memilih untuk memikirkan kata-kata Noval tadi, tumben ya biasanya aku selalu meladeni kata Gavin itu.

Maksudnya apa ya gue orang yang tepat? Aku membantin sendiri.

"Cie, yang lagi mikirin Noval." Putri mengusikku lagi dengan kata-kata andalannya yang ada di hadapanku sambil melangkah mundur,"Lo tuh ya sama Noval cocok banget, tau."

"Ogah yah!" tolak ku mentah-mentah,"Orang nyebelin gitu? Cocok sama gue? Ngga mungkin."

"Nyebelin-nyebelin juga pernah nolongin lo, kali." giliran dia yang memutar bola matanya,"Lo ngga inget apa, Noval yang bawa lo ke UKS?"

"Noval?" kataku ulang.

Ardian yang merangkulku dengan senyuman hangat ikut menimpal,"Romantis. Sampe-sampe dua casanova nungguin lo di UKS."

Aku melepaskan rangkulan Ardian,"Ya gimana Noval ngga bantuin gue, orang dia yang lempar bola basket ke gue."

Mereka saling menatap satu sama lain, dan mendelik. Di parkiran kami berpencar untuk pulang ke rumah masing-masing, aku menaiki motorku dengan sempurna dan melaju untuk membelah kemacetan Jakarta. Semoga, selamat sampai tujuan dan tidak menemui segerombolan cowok-cowok yang berkelahi lagi.

Sesampai di rumah, di dalam garasi ada beberapa mobil yang terparkir rapih. Aku sudah menyangka, kalau itu teman sosialita mamah. Bobby yang sedang tertidur di kursi kini menghampiriku mengelus-ngelus ke kakiku minta untuk di manja.

Aku menggendongnya, karena tidak mungkin untuk masuk rumah lewat ruang tamu. Jadi, aku memilih untuk masuk rumah lewat jalan garasi yang meghubungkan ke dapur.

Di dapur suara gaduh templon dan susuk, aku menatap punggung bi Ina yang sibuk menyediakan hidangan di atas meja. Hidangan itu pasti untuk para tamu mamah yang datang, dengan langkah hampir berlari aku menuju kamarku tapi suara mamah yang memanggilku untuk menemuinya sekarang, aku kembali berbalik menuju suara mamah yang ada di ruang tengah.

"Kak ajak main dulu Lala ya?" mamah berjongkok mensejajarkan tubuh tingginya dengan Lala yang ada di sampingnya,"Lala main sama kak Stefanny dulu, ya?"

Aku yang masih memeluk Bobby, hanya mengangguk-ngangguk."Yaudah, yuk ke kamar kakak, La?"

Dengan malu-malu Lala mengangguk, menuju kamar denganku. Lala masih memperhatikan setiap sudut-sudut kamarku yang tidak ada istimewanya, hanya ada foto keluarga dan Bobby sewaktu kecil.

"Kak ini Bobby waktu kecil ya?" Lala tersenyum,"Lucu banget kak."

"Lucu kaya kakak." aku menambahkan dengan pelan tapi untungnya Lala tak mendengarnya. Aku menaikan volume nada suaraku,"Mau tau ngga kakak nemuin Bobby dimana?"

"Dimana kak?" ia teralih duduk di ranjang milik ku.

"Waktu dulu, kakak nemuin Bobby masih kecil di jalan." aku mengelus bulu Bobby dengan lembut,"Bobby basah kuyup, yaudah kakak bawa aja deh ke rumah jadi peliharannya kakak."

"Oh gitu? Lala sama Bang Noval sayang banget sama Bobby. Kalo kita namainnya, Tommy." ia nyengir tangannya mengelus bulu Bobby yang lembut itu,"Lala kira, kucingnya ngga ada yang punya. Abis suka ke rumah nyamperin ke kamar bang Noval terus."

Tiba-tiba hening, Bobby berpindah pangkuan pada Lala. Aku hanya bisa menghela nafas malas, kenapa harus nama itu lagi yang di sebut? Ngapain juga kucingku ini nyamperin ke rumah Noval. Setelah Lala pulang, aku akan memperingatkan Bobby untuk tidak lagi berkunjung ke rumah Noval apa lagi ke kamarnya.

Romansa Cassandra (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang