Duapuluh.

377 37 50
                                    

"The only reason is you. It's always been you."
-Kate-

✨✨✨

Kate sontak terdiam menatapi Alvin. Jantung Kate berdegup kencang ditambah matanya yang sedikit berkaca-kaca karena mendengar ucapan Alvin yang mengungkit tentang sakitnya itu dan juga...kematian. Ia tak percaya ternyata maksud Alvin mengajaknya dinner romantis adalah untuk mengajaknya ke jenjang yang lebih dari sekedar sahabat.

Alvin yang menyadari akan lamunan Kate itu pun menyadarkannya dengan mengambil kedua tangan Kate perlahan yang sedang diletakkan di atas meja.

"Kate, lo mikirin apa?"

"A-ah, ngga kok, gue ngga mikirin apa-apa."

"Gimana sama pertanyaan gue tadi?"

"Lo mau gue jujur kan?" tanya Kate dengan tatapan dalam.

"Jelas gue mau lo jujur..."

Kate menggenggam balik tangan Alvin dengan yakin. "Gue mau banget kalo hubungan kita lebih dari ini. Gue sayang banget sama lo, Vin. Lebih dari gue sayang sama diri gue sendiri. Sayang gue ke elo, melebihi sayang seorang sahabat. Tepatnya ini bukan sayang lagi, tapi CINTA, Vin. Gue takut kehilangan lo. Tapi......" ucapannya dipotong.

"Tapi apa Kate?"

"Tapi........kalo pada akhirnya lo ninggalin gue, apa itu namanya ngga kejam?" tanya Kate dengan air mata yang berkaca-kaca itu.

Alvin pun sedikit berkaca-kaca. Ia pun berdiri dan menggenggam tangan Kate erat. Ia mengajak Kate untuk lebih dekat dengan pantai. "Sini lo ikut gue sebentar."

Mereka pun jalan-jalan untuk mengelilingi pantai yang indah itu sambil berpegangan tangan. "Kate, lo mau tau satu hal ngga?" tanya Alvin memulai obrolan.

"Apa, Vin?"

"Jujur gue takut. Gue takut banget."

"Gue ada disamping lo, apa yang lo takutin?"

"Gue takut suatu saat nanti lo jatuh cinta sama orang lain. Justru itu, sebelum gue terlambat, sebelum waktu gue abis, gue pengen milikin lo seutuhnya. Gue egois. Gue akuin itu.."

"Kenapa disaat-saat kayak gini lo bisa berpikiran negative sih, Vin? Apa lo pernah percaya sama gue sedikit aja? Apa semua hal yang gue lakuin selama ini buat lo kurang buat lo percaya?" tanya Kate yang langsung melepaskan genggaman tangan Alvin. Ia meneteskan air matanya itu.

Alvin mendekati Kate dan menghapus air matanya itu dengan lembut. Tak diduga ternyata Alvin pun meneteskan air matanya. Alvin mengangkat dagu Kate yang tertunduk sedih. "Maaf, maaf gue ngga percaya sama lo. Maaf gue bikin lo netesin air mata lagi gara-gara gue. Gue cuma takut, Kate."

Kate menatapnya dalam seraya menghapus air mata Alvin. "Jangan takut, gue disini. Gue akan selalu ada buat lo, Vin. Setengah kebahagiaan gue yang pernah hilang itu elo. Jadi kalo bukan karena lo, gue ngga akan bisa jadi Kate yang sekarang, yang ceria lagi. The only reason is you. It's always been you."

Dengan sisa air mata di pipinya, Alvin tersenyum dan langsung memeluk lembut gadis mungil itu ke dalam pelukannya. Alvin pun berbisik. "I love you, Jessie Katarina Wijaya."

Kate membalas pelukan Alvin dengan erat. "I love you even more. Jadi tetaplah disini. Jangan pergi."

***

Unconditional LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang