Alfenisam Atmaja D

3 4 3
                                    

DIKAMAR bernuansa hitam putih dengan jam dinding yang menggantung berwarna biru dongker,salah satu benda yang menghiasi kamar selain poster poster band kesayangan sang pemilik kamar yang sedang tengkurap dikasur bergambar logo grup sepakbola kesayangannya, yaitu Barcelona.
Kedua ibu jarinya terus bergerak dilayar ponsel yang dimiringkan dengan mata yang menatap fokus dimana kedua ibu jarinya bergerak.
Sedang apakah dia?

Lemari berwarna coklat yang berada dipojok ruangan yang diisi berbagai macam pakaian yang berbeda merk,warna,dan model juga benda benda lainnya yang hanya pemiliknya yang tau.

Suara cicak yang jarang terdengar merupakan suara yang terdengar dari kamar itu selain suara-

"Mati lo mati ! MONSTER JELEK aja belagu,gue yang ganteng biasa aja!"

Main game sambil teriak teriak memang kebiasaan Alfen kalau santai kaya hari minggu sekarang ini.

"MUSUH BIADAB KAU..HAHAHAHA!"

Alfen mah heboh sendiri kalau lagi main game.Apalagi kalau sama temen temennya.Bisa lebih heboh dari ini.

"MATI bangsat MATI,nyawa lo ada tujuh ya,gue tembak ga mati mati nyampe peluru gue abis"

Alfen sudah masuk kedunianya sendiri,tidak menghiraukan kalau teriakkannya itu mengganggu orang yang ada dirumahnya ini selain dirinya.
Emang egoiss Alfen~.
"Harus beli lagi,musuh jelek ngeselin lagi,amit amit cabang toko"

Kaya nonton pertandingan grup sepak bola kesayangannya pada tengah malam ya?
Heboh banget.

Oke,Alfen sedang gabutz,ga ada kerjaan dihari minggu ini.Tadinya dia mau main cuma ga boleh sama mamah tercitanya.
Dan ke-gabutannya ia dilampiaskan kepada musuh game yang tidak tau apa apa.

"HAHAhahaha-"

"WOYYY!"

Tawa Alfen dipotong oleh bentakan adiknya yang tiba tiba membuka pintu kamar dengan keras.

Bersik tau!ngeganggu tidur gue tau gak!?"
Aldo menatap Alfen dengan sinis. Pasalnya ia baru pulang dari sekolah setelah acara camping yang dilakukan tiga hari dua malam untuk melantik adik kelasnya yang merupakan anggota baru pramuka sekolahnya.

Ga apa apa heboh,asal jangan kenceng kenceng,lah ini,sampe ke lantai bawah juga kedengeran.

"Tidur ya tidur aja kelekss"
Ujar Alfen santai tanpa menghiraukan tatapan menusuk dari adiknya.

"Lo yang berisik,ganggu aja!dasar bayi dugong"
Ujar Aldo yang masih tetap sinis.
Ia melangkah masuk kedalam kamar kakanya dan merebahkan dirinya dikasur kakanya dan mulai melanjutkan tidurnya yang terganggu.

"Ngapain lo disini!"
Dan sekarang Alfen yang merasa keganggu oleh kehadiran adiknya.

"Bacot!diem lo!"
Aldo membalas dengan mata tertutup.Dia sudah malas membuka matanya.

Alfen hanya mendengus keras agar terdengar oleh adiknya itu.

Alfen kembali melanjutkan bermain game yang sempat ia pause dan masa bodoh tentang adiknya itu.Ia berpikir kasian juga melihat adiknya yang kurang tidur.

Belum lima menit Aldo tidur dan Alfen yang bermain game,suara pintu yang dibuka keras kedua kalinya membuat Alfen jantungan untuk kedua kalinya.

"SELAMAT SIANG ALFENISAM"
Pintu kamar Alfen terbuka dan disana terdapat tiga orang temannya yang membawa tas.

Alfen tau kalau teman temannya udah bawa tas kaya gini.
Pasti ga jauh dari kata nginep atau numpang tidur.

"Lo ngapain disini?ngeganggu aje"
Ucap Alfen yang membuat teman temannya mencebik.

"Eh si Aldo lagi bobo cantik"
Ujar Devan.

"Sshhh jangan bersisik,dia baru pulang dari sekolah pas udah tiga hari disono nge-camp dan dia kurang tidur,kasian dia jangan diganggu"
Ujar Alfen. Gini gini ia peduli sama adik tercintanya.Walaupun kadang sikapnya yang bikin Aldo pengen nyemplungin Alfen ketengah laut yang banyak hiunya.

Teman temannya hanya mengangguk patuh.

"Katanya mau maen?"
Sambung Alfen yang menatap ketiga temannya,Jupiter dan Devan yang songongnya menyalakan tv untuk bermain PS tanpa seijinnya.

"Iya kita mau maen"
Jawab Jupiter santai yang telah duduk nyaman dikarpet sambil memegang stik PS.

"Di rumah lo!!!"
Sahut ketiganya barengan.

Alfen mendengus dengan keras,supaya mereka tau kalau Alfen kesal.
Malesnya tuh gini kalau punya temen yang rada rada pas datang kerumah,seenaknya aja,kalau bekas main ga suka diberesin,ujung ujungnya Alfen kena marah mamahnya.

"Sekalian...?"
Tanya Alfen menggantung.

"NGINEP"
Jawab ketiga temannya barengan lagi.

Alfen hanya bisa menghela nafas pasrah.Kalaupun diusir,mereka mah tetap aja diem.

"Udah ketemu mamah gue belom?"

"Udahh"
Yang menjawab hanya Randy yang sedang memainkan ponselnya di kursi belajar Alfen dengan kaki yang dilipat satu.

"Apa katanya?"

"Silahkan silahkan aja sih,baik mamah lo mah.Lah anaknya kaya gini"
Sahut Devan yang bermain PS dengan Jupiter.

"Huh hauss nihhhh"
Randy mengipas ngipaskan tangan ke lehernya.

"Emang gue babu lo,kalau haus ambil aja sana"
Sahut Alfen tanpa melirik kearah Randy.

Susah sih kalau punya temen songong mah.

Dan mulai dari detik ini,sudah dipastikan kamar Alfen seperti tempat pengungsian korban ke-PHP an.

AKU TAU INI GAJE BANGETTT.
(°-°)

permenkaret23, penulis amatir yang lagi UN.

FLAVORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang