your name ;;meanie ✔

[4]

mingyu kembali masuk ke kamar wonwoo sembari membawa dua gelas teh hangat dan menaruhnya secangkir di hadapan wonwoo sementara yang satunya untuk dirinya sendiri. mingyu duduk lagi disamping wonwoo yang duduk memeluk lutut sembari matanya menerawang hampa ke depan. kacamatanya sampai melorot. baru saja mingyu mau membenarkan kacamata wonwoo, lelaki tirus itu bergerak tiba-tiba yang membuat mingyu mengurungkan niatnya. ia malah mengerjap menatap wonwoo yang menurutnya bersikap sangat aneh sejak beberapa menit yang lalu--tepatnya sejak mingyu memberi perintah kepada wonwoo yang kalah tadi.

wonwoo tampak ingin mengatakan sesuatu, namun ia kelihatan ragu. akhirnya mingyu bicara duluan,

"lo kenapa sih? pokonya gue ganerima penolakan, ya. lo harus sportif, gimana pun juga. gue bakal tetep nginep di sini, titik."

wonwoo langsung mengatupkan bibirnya, melihat mingyu yang bicara begitu tegas lalu menyeruput teh hangatnya. sementara wonwoo, ia melirik teh hangat miliknya, melihat bayangannya sendiri yang terpantul di cairan berwarna cokelat transparan itu.

gamungkin mingyu, 'kan?

lagian...

plis deh, kalo emang bener.....

...apa yang mingyu liat dari gue?

wonwoo menghela napasnya, lalu mengangkat cangkir teh hangatnya dan mulai menyeruputnya. tak menyadari mingyu yang sedari tadi melirik dirinya diam-diam. beberapa detik kemudian, mingyu berdiri dan wonwoo hanya melihat pergerakan lelaki jangkung itu.

mingyu berbaring di kasurnya, membuat wonwoo langsung mengalihkan perhatiannya ke mingyu. wajahnya tampak tak terima mingyu yang sudah lebih dulu berbaring di di kasurnya.

"heh, ngapain lo? gue 'kan belom izinin-"

"sst, ah. diem. gue ngantuk," potong mingyu yang pura-pura memejamkan matanya, mengabaikan wonwoo yang sudah ngedumel gajelas.

posisinya sekarang, mingyu berbaring, sementara wonwoo masih setia duduk di karpet dan menyandar di pinggiran kasurnya. masih memikirkan hal yang sama, yang sedikit mengganggu pikirannya.

sialan, harusnya gue gapernah ngeluarin ₩150 gue buat ramalan gajelas itu argh.