[8]

6.4K 956 365
                                    

[flashback]


"o, jadi gituuuuu...."


mingyu manggut-manggut, lalu gigit bibir tanpa sepengetahuan lelaki manis yang sedang tersenyum sipu di sampingnya. mereka sama-sama menunduk, bedanya mingyu tampak kecewa namun ia sangat pintar menyembunyikannya. sedangkan satu lelaki lainnya berusaha menyembunyikan semburat merah malunya.


mingyu melirik lelaki itu dalam diam. posisi mereka sedang duduk berdua di halaman atap sekolah, menyandar di tembok menghadap pemandangan kota dari atas atap. angin sepoi-sepoi membuat surai keduanya melambai teratur. sedikit dingin, dan mingyu tadinya mau membuka blazzer seragam sekolahnya untuk melapisi pakaian lelaki manis itu--agar lelaki itu merasa lebih hangat, persetan dengan dirinya sendiri.


tapi, ia urungkan niat itu sejak lelaki itu selesai menceritakan sesuatu. sesuatu yang sangat membuat hatinya sesak. ia menyesal karena bersedia menjadi teman curhat lelaki itu. ia tak tahu kalau hatinya akan hancur begini.


"ekhem...." mingyu memecah keheningan dengan berdeham, sebelum ia kembali menatap lelaki itu. lelaki manis itu menoleh, membalas tatapan mingyu. sekali lagi, mingyu merasa sakit.


"aku sering liat junhui, tapi kayanya dia gakenal aku. aku rasa kalian cocok deh, hao."


perih. mingyu mati-matian menahan emosinya. sebisa mungkin ia tersenyum, seakan mendukung lelaki yang kini menyunggingkan senyum lebar.


"bisa aja kamu, gyu. tapi diem-diem ya? aku cuman ceritain ini ke kamu karena cuman kamu yang bisa aku percaya. kamu tau, 'kan, di klub aku gadeket sama siapapun selain kamu? juga di kelas.... aku gaterlalu punya banyak temen. aku gatau harus cerita ke siapa lagi," kata xu minghao--lelaki manis itu--dengan binar penuh harap. mingyu meneguk air liurnya kasar. matanya masih belum bisa lepas dari manik minghao.


ia menyukai minghao. tapi ia tak berani jujur. dan, lihat apa akibatnya kalau kau tak jujur pada perasaanmu sendiri?


minghao menyukai junhui--siswa china yang berada satu tingkat di atas mereka. dan mingyu baru saja mendnegarkan curahan hati minghao untuk yang pertama kalinya tentang junhui itu.


"iya, tenang aja. aku bakal tutup mulut :) " kata mingyu sembari membuat gestur seolah ia meretsleting kedua bibirnya. minghao tersenyum lega.


"makasih, ya, gyu."


mingyu mengangguk. "don't mention it. kalo ada yang mau diceritain lagi, cerita aja. aku siap dengerin."


minghao mengangguk lucu, "siap siapppp."


dan sesaat minghao lebih dulu bangkit dan meninggalkannya, disaat itulah mingyu terlihat begitu frustasi. ia menunduk dalam, berusaha menahan emosi hatinya. namun ia gagal. ia malah menumpahkan semuanya. lengan kekarnya menghantam tembok dengan jemari yang dikepal erat. beberapa kali ia ulangi hal itu, kasihan temboknya.


ia terus memaki dirinya sendiri, memanggil dirinya 'bodoh' berkali-kali, 'lemah' lima kali, 'bego' sekitar tiga kali dan mengumpat 'anjir' entah berapa kali, ga keitung.

your name ;;meanie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang