"gue suka sama lo."
dan wonwoo lupa bagaimana caranya memberi reaksi yang pas untuk kalimat tersebut. mingyu baru saja menghantamnya dengan mengaku suka pada dirinya. lelaki berkacamata itu mencoba mencari celah main-main di manik lelaki yang lebih tinggi darinya, namun nihil. mingyu sama sekali tidak bercanda, dan hanya si bodoh wonwoo yang tak tahu harus menjawab apa.
hah, akhirnya keluar juga dari ni mulut. mingyu membatin lega, sembari cemas. cemas karena wonwoo tak kunjung memberi reaksi, walau ia jelas melihat kedua telinga wonwoo sudah merah padam. lucu, hihihi.
beberapa detik kemudian, mingyu mendapati bibir pulm wonwoo yang sedikit tergerak dan tampak ingin mengucap sesuatu.
"a... anu.... itu...."
mingyu memiringkan kepalanya, menunggu kalimat apa yang akan meluncur dari bibir manis yang gugup itu.
"kenapa, yang?" tanya mingyu, yang membuat raut gugup wonwoo yang menggemaskan berubah drastis menjadi raut datar yang membunuh.
"palalu, peyang!"
kemudian, mingyu terkekeh, sementara wonwoo kembali gigit bibir. matanya dengan hati-hati kembali memasang kontak dengan manik mingyu.
"lo... lo... serius?" tanya wonwoo gagap. tanpa ragu, mingyu menganggukkan kepalanya mantap. "dua rius, tiga rius, empat rius dah!"
"bodo amat, njir."
"hehehehehehe, ya serius, yang. galiat nih mata aku, emangnya keliatan lagi bohong ya?" mingyu sengaja mendekatkan wajahnya guna menunjukkan matanya kepada wonwoo. semua tahu, itu hanyalah modus. begitu juga dengan wonwoo yang langsung mendorong dada mingyu agar menjauh.
"apaan, sih?!" ujar wonwoo risih.
"jadi?" tanya mingyu, menuntut sebuah kepastian. ea.
sementara wonwoo masih bingung. pasalnya, ini adalah pertama kalinya seseorang menembaknya. benar, wonwoo memang selalu ingin mencoba bagaimana rasanya 'berpacaran', seperti kebanyakan siswa di sekolah pamerkan di hadapannya. ia juga ingin pamer, bahwa seorang kutubuku sepertinya juga punya kekasih.
tapi, yang tak ia sangka adalah, orang itu kenapa harus mingyu? semuanya diluar dugaan..., oke... semenjak ia datang ke peramal itu ia jadi memang sering menimang-nimang, apa benar pada akhirnya ia akan berakhir dengan mingyu?
dan, datanglah hari ini, dimana mingyu benar-benar menembaknya.
"anu... ng, gyu--"
"AW!!"
belum selesai bicara, wonwoo langsung kaget dengan reaksi mingyu yang langsung memegang dadanya dengan ekspresi meringis. wonwoo mendekat dengan wajah khawatir, dan memegang bahu mingyu.
"gyu, lo kenapa? gyuuuu...." wonwoo berusaha mendapat jawaban dari mingyu sembari menggoyang-goyangkan bahu tegap lelaki itu.
tak lama kemudian, ia mendengar sebuah kekehan. arah datangnya dari bibir mingyu, dan itu membuat ekspresi wonwoo balik menjadi datar dan mendorong bahu mingyu menjauh.
"emang bego gue, sering banget kena tipu," tukas wonwoo sinis. mingyu masih tertawa, dan akhirnya ia kembali ke posisi semula.
"hehehe, seneng deh ayang khawatir sama akyu...."
"muntah aja gue, huek."
"hehehehe, jangan gitu dong. tadi tuh gue cuman kangen aja dipanggil sama lo. sensasinya tuh enak banget, di sini...." mingyu menunjuk tepat ke dadanya, membuat wonwoo terdiam sejenak.
"emang kadang suka berdetak kenceng banget, kayak abis lari ribuan mil terus ga kurus-kurus. tapi gue suka, gue suka sensasi saat lo manggil nama gue. mau lo teriak juga gue sanggup nahan nih jantung biar ga copot, biar gue ga mati muda, biar gue nanti bisa sama lo.... karena, semakin keras lo nyebut nama gue, semakin yakin kalo orang itu lo, jeon wonwoo. lo juga pergi ke peramal itu, 'kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
your name ;;meanie ✔
Fanfiction"mulai sekarang, jangan panggil gue 'wonwoo'!" -meanie ©jidatjunhui