Ririn. Sahabat Nathalie
Ketika dia telah membuka pintu, dilihat sahabatnya telah berada didepan pintu kediaman Fellis.
"Ririn?" pelan Nathalie melihat sahabatnya didepannya.
"Nathalie!" serunya memeluk Nathalie yang kemudian membalas.
"Aku tidak menyangka, kau sungguh datang ke tempat kerjaku yang baru." Senyum Nathalie.
Ririn mengerutkan kening, "Lagipula aku tidak ada yang aku lakukan dirumah. Oh, ya.. Happy Birthday!" serunya memberi bungkusan ungu.
"Wah, terima kasih Rin." Seru Nathalie memeluknya lagi.
Setelah mereka melepas, Ririn mengerutkan kening, "Tapi, apa aku boleh masuk? Tidak mungkin aku diluar terus."
Nathalie tertawa kecil, "Ya. Tapi, jangan berbuat yang aneh. Ini bukan rumahku." Katanya tertawa kecil.
Ririn menyipitkan mata, "Aku tahu." Lalu berubah riang, "Oh, ya siapa yang kau rawat disini? Bayi?"
Nathalie agak bingung menjelaskannya, "Hm... memang bayi. Tapi, sekarang tidak lagi." Katanya tersenyum.
Ririn agak bingung dengan sifat satu sahabat didepannya ini yang cepat berubah, "Kau sekarang seperti bodoh." Katanya mengikuti Nathalie.
"Tidak. Hanya perasaanmu." Kata Nathalie melangkah ke kamar Fellis. "Oh, ya Fellis. ini Ririn dan Ririn.. ini Fellis." Kata Nathalie memperkenalkan Ririn pada Fellis dan sebaliknya.
Fellis hanya mengangguk dan Ririn cuma tersenyum kecil saat mereka bersalaman.
"Lelaki remaja ini yang kau urus, Nathalie? Dia cacat?" Tanya Ririn memandang Nathalie.
Nathalie yang merasa tidak enak pada Fellis pun menarik Ririn ke taman. Ririn hanya mengikutinya.
"Kenapa kau menarikku keras?" kesal Ririn.
"Kenapa? Karena cara bicaramu yang frontal!" seru Nathalie.
Ririn menghembuskan napas, "Sudah dari sifatku. Seharusnya kau tahu, Nathalie."
Nathalie mengangguk, "Iya, aku sangat tahu kau. Kita sudah lama bersahabat. Tapi, jangan kau rendahkan dia."
Ririn memegang kedua bahunya, "Maaf, aku salah. Tapi, kau memiliki perasaan padanya, bukan?"
"Dari mana kau tahu, rin?" Tanya Nathalie mengangkat alis.
Ririn tersenyum lembut padanya, "Aku bisa membaca pikiranmu. Aku tahu kau dan dia juga bisa membaca pikiran, serta kau membelanya. "
"Yah, kau benar." Pelannya.
"Aku mendukung perasaan kalian. Tapi, Kevin mencarimu." Ucap Ririn.
"Aku tidak mau mendengarnya. aku terkekang dengannya. lebih baik aku disini." Nathalie mulai mengeluarkan air mata mengingat masa lalu.
"Nathalie, ada aku. Bukannya aku bekerja denganmu?" kata Ririn memeluknya.
"Aku tetap terkekang, Ririn. Dia selalu mencegatku dan memaksaku agar aku percaya omongannya yang palsu." Kata Nathalie.
Fellis yang mendengar dengan jelas tangisan Nathalie, walaupun jauh dari kamarnya.
*
Lagi malas nih, jadi Author ucapkan semoga kalian membaca chapter selanjutnya.
Vote dan komen?
Ditunggu.. hehe.Revisi 05-06-2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopes Be Realized ✅
Romance3⃣⚫ The Third Stories. Nathalie Ronald. Itulah nama lengkapnya. Sosok perempuan yang memiliki harapan pada teman masa kecilnya. Cerita ini mengkisahkan kehidupan sehari-hari dirinya sebagai putri dari bangsawan, dan kisah cintanya. ... Ikuti terus...